"Hai..." sapa wanita itu mematahkan lamunan Zidan."Ohh. A. H. Haiii," antara gugup dan bingung mau ngomong apa.
Sebagai lelaki yang biasa dikelilingi wanita cantik di sekolahnya, tentu bukan hal yang lumrah bagi Zidan untuk terkejut atau bahkan terhipnotis hanya dengan paras cantik dari banyak wanita di luaran sana, atau bahkan wanita yang sedang berdiri di hadapannya sekarang sekarang. Tapi kenapa??
"Tetangga baru yahh?" Tanya wanita itu dengan sedikit penasaran.
"Iya hehe, gue Zid.." belum selesai ngomong sudah terpotong oleh teriak wanita lain dari rumah sebelah.
"Nadiraa, cepet turun ke bawah. Ntar sup nya keburu dingin, cepetan di makan yaa," teriak wanita yang ternyata adalah ibu dari wanita cantik didepannya itu.
Tersentak menengok ke dalam ruangan kamar," Iya maa, ini Dira udah mau turun."
"Eh sorry yah, gue tinggal dulu, byee." Lanjutnya sambil bergegegas masuk ke dalam rumahnya.Belum sempat Zidan menjawab, wanita itu sudah terlanjur masuk dan menutup pintu balkonnya.
Dukk..duk..duk..
Suara langkah kaki dengan cepat menuruni tangga, yang ternyata itu adalah Zidan yang terburu-buru turun ke bawah untuk menemui ibunya."Pelan-pelan Zidan!" Seru ibunya memperingati Zidan, sambil membawa sekardus buku dari arah pintu luar rumah.
"Hehe iya ma, btw tadi Zidan ketemu Dira di balkon, rumahnya ternyata persis di samping rumah kita ya ma?" Tanya Zidan sambil berjalan ke arah ibu dan mengambil kardus di tangannya untuk dibawa ke meja.
"Oh ya? Jadi kamu udah ngobrol sama dia belum?, kan udah lama kalian ngga saling ngobrol. Sekolah kalian juga ntar sama loh, jadi kamu bisa tanya-tanya dulu ke Dira soal sekolah kamu nanti." Ujar ibunya yang juga bertanya balik kepadanya.
"Belum sih ma, Tadi Zidan baru sapa-sapaan doang. Dira juga kayanya lupa sama Zidan, Zidan aja gatau itu Dira, kalau mamanya ngga manggil namanya tadi."Jawab Zidan.
"Ya wajar kalau kalian saling lupa. Kalian kan terakhir main bareng pas masih kelas 1 SD, sebelum Dira dan keluarganya pindah ke Jakarta. Duhh dulu kalian kalau main udah kaya lupa waktu, sampe ga mandi, ga makan, yaa kebayangkan gimana rembesnya kalian dulu. Dan udah kelas 3 SMA ini baru ketemu lagi, pasti muka kalian juga udah jauh berbeda." Sahut ibu yang sedikit nge jleb.
"Yee biar gimana rembesnya dulu, sekarang anak mama yang satu ini banyak direbutin banyak cewe cantik loh." kata Zidan sambil menyombongkan tampangnya.
"Iya-in, dehh," ucap ibunya memotong pembahasan sebelum jadi sepanjang Jalan Tol.
Sementara ibu masih membereskan barang-barang, Zidan pun melangkahkan kakinya kembali ke ruang kamarnya dan berniat untuk juga merapikan kamar yang akan menjadi ruang favorit barunya itu.
Satu persatu buku mulai ia susun di perpustakaan kecil kamarnya. Ngga lupa nyisihin rak khusus untuk majang bola basket lusuh dan tua yang selalu jadi kebanggaannya itu. Bukan karena berapa lamanya, tapi karena bola itu adalah hadiah ulang tahun dari ibu saat umurnya menginjak angka 7 tahun, bola itu juga yang mengantar Zidan banyak mencetak prestasi di banyak perlombaan basket antar sekolah.
Setelah selesai merapikan ruang kamarnya, ia pun beranjak dari kamar dan langsung mandi. Setelah itu ia lanjut mengenakan pakaian dan berniat turun menghampiri ibunya yang sedang sibuk masak di dapur. Belum lama setelahnya,"Zidan, ayo kita makan dulu, ibu buatin sup telur puyuh favorit kamu loh." Panggilan maut yang takkan tertolakkan dari ibu untuk memancing anaknya turun ke bawah.
Dukk..,Dukk..,Duk...
Zidan dengan wajah semeringahnya turun ke bawah.
Nampaknya cita rasa sup telur puyuh buatan ibunya lah salah satu hal yang bisa menghipnotis dirinya.
Tanpa bicara apapun, langsung di sergapnya piring dan nasi, dan yang pasti ngga lupa dong sup telur puyuh kecintaannya itu.Sementara Zidan sedang lahap menyantap makanannya, ibu datang dari kamarnya membawa serangkaian seragam putih abu-abu yang baru saja selesai di setrika."ini baju yang besok kamu pakai ya, ntar di bawa ke atas, jangan lupa di gantung biar ga kusut. Kamu sudah siapkan buku-buku yang besok akan di bawa kan?" Ujar ibu yang seketika mengalihkan pandangan Zidan dari makanannya itu.
"Oh, iya ma. Zidan udah siapin semuanya kok."balasnya dengan mulut yang masih mengunyah makanan di dalamnya.
Setelah selesai makan, Ibu langsung membereskan meja makan dan menyuruh Zidan ke kamarnya untuk tidur lebih cepat."Yaudah sekarang kamu ke kamar terus langsung bobo gih, supaya besok ga kesiangan, ngga lucu kan hari pertama masuk langsung di hukum karena terlambat." Ujar ibu yang sedikit meledek Zidan.
"Hehe, iya ma. Zidan bobo duluan ya ma, mama juga habis ini jangan lupa istirahat, kan mama seharian ngga ada istirahat." Sahutnya sambil melangkahkan kakinya ke tangga menuju kamarnya.
Sesampainya di kamar, Zidan langsung merebahkan badannya ke kasur yang super empuk dan membelokkan badannya ke kanan juga ke kiri. Kretekk..,kretekk, bunyi persendian yang baru saja di renggangkan nampaknya menandakan tubuh Zidan yang kelelahan karena seharian tidak istirahat sama sekali.
Tanpa butuh waktu lama, Zidan pun langsung terlelap ke alam bawah sadarnya.Kringgg..,kringg..,
"Zidan, bangun nak. Ayo cepet mandi terus sholat subuh. Jangan lupa ini hari pertama kamu masuk sekolah." Suara alarm dan suara ibu beradu dan menyadarkan Zidan dari lelap tidurnya itu.To be continue...
