03.

12 1 2
                                        

Jangan takut, ada aku disini.

~oOo~

Tak terasa masa liburan semester satu telah habis. Kini para siswa kembali bersekolah seperti biasa. Ada yang senang dan ada yang malas, pasalnya waktu liburan kali ini sedikit singkat.

Tiga hari setelah tahun baru mereka harus kembali bersekolah, hal ini membuat Windy dan Rania kesal. Mereka masih ingin menghabiskan waktu di rumah Nenek dan Kakek.

Sekarang Windy sedang bersiap-siap di kamarnya. Ia memasukkan buku catatan yang selalu ia bawa kemana-mana.

"Windy? Udah selesai belum?" tanya Dinda dari luar pintu kamar anak gadisnya.

Windy keluar dengan penampilan yang sangat rapi. Tas ransel berwarna cokelat bertengger manis di punggung Windy.

"Aduh ... rapi banget anak Bunda," puji Dinda.

Senyuman malu hanya bisa Windy keluarkan. "Bunda bisa saja, terima kasih untuk pujiannya Bunda."

"Yasudah, buruan berangkat. Nanti telat," tutur Dinda yang diangguki Windy.

Beberapa saat kemudian, Windy telah sampai di sekolahnya. Sudah banyak anak-anak yang datang, mungkin sebentar lagi sudah saatnya untuk bel sekolah dibunyikan.

Gadis itu berjalan santai menuju kelas, padahal ia tahu tak sampai lima menit bel sudah dibunyikan. Sampai di depan kelas, suasana seperti hari-hari biasanya.

"Eh Si bisu udah dateng nih!" seru Nadia kepada yang lain.

Gadis yang diketahui bernama Nadia itu memang sangat membenci Windy, entah apa alasannya. Setelah Nadia berseru seperti itu, semua gadis-gadis rempong mendekat.

Mereka menatap Windy dengan tatapan jijik. Yang ditatap hanya tersenyum tipis, sudah biasa pikirnya.

Tak lama kemudian Rania masuk dengan minuman di tangan nya. Dia duduk mendekati Windy yang tengah mencoret-coret bagian belakang buku.

"Hai Win!" sapa nya.

Windy balas tersenyum, "Hai juga Ra."

"Gak terasa udah sekolah aja ya," ucap Rania memulai percakapan.

"Iya. Kamu ingat tidak tugas yang dikasih oleh Bu Rere sebelum kita libur?" tanya Windy.

Mata Rania melirik ke kanan dan ke kiri, mencoba mengingat. "Oh! Tugas nyanyi 'kan?"

"Kamu nanti mau nyanyi lagu apa?" tanya Rania.

Windy hanya mengulas senyum tipis. Akan hal yang baru saja Windy lakukan, membuat Rania mengangguk mengerti. Rania lupa bahwa temannya ini memiliki kekurangan.

"Lagi-lagi nilai ku akan kosong di pelajaran seni," ucap Windy sedih.

Saat Rania hendak membalas ucapan Windy, bel sekolah sudah dibunyikan. Semua siswa berlarian masuk ke dalam kelas, bersiap di bangku mereka masing-masing.

Mereka memulai pagi dengan membaca Al-Qur'an bersama dilanjutkan dengan menyanyikan lagu wajib nasional dan lagu mars sekolah.

Lima menit kemudian, guru kesenian yang diketahui bernama Bu Rere itu masuk ke dalam kelas. Namun, ada yang beda dengan penampilan Bu Rere kali ini. Bu Rere terlihat tidak membawa satu buku pun.

Melihat hal itu, anak kelas Windy merasa kebingungan.

"Semuanya berdiri!" perintah Azka sang ketua kelas.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 30, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Thanks, My Bestfriend.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang