#👻ིི۪۪۫۫ꦿ֗.୭ PEMBUNUHAN
Petikan gitarku terdengar sayup dibawa hembusan angin malam yang semakin dingin. Keheningan membuat mulutku tanpa sadar bersenandung mengikuti irama gitar yang kupetik. Suasana seperti ini sangat cocok untuk mendapatkan ilham dan menciptakan lagu baru.
Aku menuliskan setiap lirik yang keluar begitu saja. Namun, tiba-tiba terdengar suara sahutan yang bernyanyi mengikuti alunan musik. Suaranya semakin jelas, menimbulkan rasa penasaran. Aku pun bangkit dan mencari asal suara.
Dengan bermodalkan senter Hp, kutelusuri jalan setapak yang sedikit basah karena gerimis tadi sore. Kini suara nyanyian itu berubah, menjadi seperti tangisan perempuan.
Kakiku terhenti saat melihat bayangan putih berkelebat di antara pepohonan. Suasana hutan semakin mencekam. Aku mulai ragu dan memutuskan kembali.
"Aacrrhhh!" jeritku ketika berbalik, sosok perempuan mengerikan sudah berdiri tepat di belakangku. Daging di tubuhnya pucat dan menggembung. Mata hitamnya nyaris keluar dan rambut panjang yang basah.
Dengan kalang kabut aku berlari meninggalkan sosok mengerikan itu. Namun, tak ayal lagi, bukannya kembali ke tenda aku justru semakin tersesat ke dalam hutan. Beberapa kali aku terjatuh pada kubangan lumpur. Hp yang tadinya di genggaman, kini entah kemana rimbanya. Sementara sosok itu terus mengejar, seolah ingin menangkapku.
Setelah lama berlari aku sampai di sebuah danau. Sosok itu sudah tidak mengejarku lagi. Dengan napas ngos-ngosan kusenderkan tubuh di sebuah pohon. Namun, betapa terkejutnya mendapati mayat di pinggiran danau itu. Bentuknya tidak berupa tubuh lagi, melainkan sudah hancur.
Mataku terbelalak, lagi-lagi sosok bermata hitam itu muncul dari balik pohon. Membuatku menjerit sekuat-kuatnya dan kembali berlari.
Akhirnya aku sampai di tenda, dengan cepat kubangunkan kedua temanku.
"Dit! Rey! Bangun! Cepat bangun!" jeritku seraya menggoyangkan tubuh mereka yang pulas tertidur.
"Apaan sih? Lo ngapain teriak-teriak?" jawab Dito.
"Cepat kita pergi dari sini! Tadi gue ketemu hantu!"
"Hantu apaan?" Rey yang baru terbangun langsung syok mendengar penuturanku, karena selama yang kutahu dia penakut.
"Gue gak tau! Tapi yang pasti dia cewek. Udah buruan kemasin barang-barang!"
Saat mengemas barang, aku mengingat wajah hantu tadi. Wajahnya tidak asing, mirip dengan Gita--temanku yang meninggal seminggu lalu. Sampai saat ini jasadnya tidak ditemukan, dan itulah sebabnya kami melakukan pencarian di hutan ini, karena ia hilang setelah berkunjung ke sini.
"Bro! Gue keluar dulu. Kebelet, nih," ujar Rey berdiri di ambang tenda.
"Jangan lama-lama," jawabku sambil memasukkan barang-barang ke dalam tas. "Eh! Rey, Hp lo mana? Gue pinjem."
"Di tas, ambil aja!" jawabnya terburu-buru.
Aku pun mengorek-ngorek tas Rey, terlalu banyak perlengkapan yang dibawanya. Setelah mengeluarkan semua isinya, aku menemukan dua Hp.
"Dit, Rey emang punya dua Hp?" tanyaku pada Dito.
"Setau gue enggak."
"Tapi ini kok ada dua." Aku membolak-balik Hp berwarna merah muda, seperti punya perempuan, dalam hatiku.
"Eh, bentar! Ini, kan ... HP-nya Gita!" pekik Dito.
"Serius lo? Jadi kok bisa sama Rey?"
Belum sempat mendapat jawaban, tiba-tiba tubuhku tumbang, sebuah besi panjang dan runcing telah menembus perut.
"Maafin gue, Zal. Gue tau lo bakal bisa menemukan siapa pembunuh Gita, dan orang itu gue. Jadi gue udah rencanain ini semua. Cepat, Dit! Kubur dia di dekat danau!" perintahnya pada Dito yang kemudian menyeret tubuhku.
Pandanganku mulai samar, tapi wajah orang itu tampak jelas. Ya ... itu Rey--teman yang kukira adalah seorang penakut. Bahkan Dito, yang sangat dekat denganku, ternyata juga menghianatiku.
KAMU SEDANG MEMBACA
#👻‧₊˚ CREEPYPASTA
HorrorWARNING!!! Cerita ini bukan asli hasil karya saya. Bijaklah menggunakan kata kata. Terdapat cerita seram didalamnya,jadi jika anda takut atau apa,jangan salahkan pihak kami. Cerita singkat. 1 part 1 cerita.