Satu

48 6 2
                                    


"Apakah aku bisa jadi kekasihnya? Apakah aku pantas bersanding dengan dirinya? Andai saja 'Dia' memiliki perasasaan yang sama dengan apa yang sekarang aku rasakan. Ayolah Rin, kamu tuh jangan mimpi, dia itu gak akan pernah suka sama kamu!!"

***

Dibawah langit malam, terlihat seorang gadis tengah duduk dikursi taman belakang rumahnya. Menikmati indahnya langit malam yang dipenuhi bintang. Dengan ditemani semilir angin malam yang menerpa kulit putih gadis itu.

"Karin!" ucap seseorang dari belakang.

Merasa namanya dipanggil, Karin pun reflek melihat ke belakang. Terlihat wanita setengah paruh baya yang tengah berdiri di belakangnya. Wanita itu berjalan mendekati Karin.

"Eh, Bunda. Karin pikir siapa. Bunda ngapain ke sini?"

Herlin—Bundanya Karin, kini ia ikut duduk dikursi taman, dengan posisi saling berhadapan.

"Bunda, nyari kamu, sayang. Emm ... Bunda mau bicara sesuatu," ucap Herlin sedikit ragu.

"Mau bicara apa, Bun?" tanya Karin.

"Karin ...." Herlin mengambil napas dalamnya. "Bunda mau jodohin kamu sama anak sahabat Bunda!" sambung Herlin

"Apa?!"

Penuturan Herlin barusan, sontak saja mebuat gadis itu membulatkan matanya.

Karin Melisya Putri, seorang gadis cantik berumur 17 tahun. Sangat terkejut atas penuturan Bundanya sendiri. Karin tidak habis pikir, Herlin akan menjodohkan ia dengan seseorang yang sama sekali tidak dikenalnya. Satu hal lagi, Karin pikir ia masih terlalu muda untuk menikah.

"Karin, dengerin penjelasan Bunda, dulu!"

Herlin sebagai Bunda Karin, yang telah melahirkan dan merawat Karin. Tau betul apa yang sekarang dirasakan putri semata wayangnya itu. Karin pasti sangat terkejut tentang perjodohan ini.

Tangannya kini memegang tangan Karin, mencoba untuk menenangkanya.

"Bunda yang harus dengerin Karin, bukan Karin!"

Karin melepaskan tanganya dari sang Bunda.

"Bun, Karin 'kan masih SMA, belum lagi kuliah. Masa Karin harus menikah, apalagi diusia Karin yang masih sangat muda!!" ucapnya lagi, diiringi dengan hembusan napasnya gusar.

Herlin kembali memegang tangan Karin.

"Jadi gini, sayang. Bunda nggak nyuruh Karin cepet-cepet nikah kok, sayang."

"Terus ... maksud dijodoh-jodohin itu apa, Bun?"

"Makanya Karin dengerin dulu penjelasan Bunda," ucapnya. Herlin, kini berpindah posisi duduknya jadi di samping Karin.

Herlin mengangkat tangannya naik ke atas rambut dan mengelus-ngelus rambut indah milik Karin.

"Maksud dari ucapan Bunda, mau ngejodohin itu ... bukan berarti Bunda nyuruh Karin cepet-cepet nikah. Tapi ...," Herlin menjeda kalimatnya.

"Tapi apa Bun?" tanya karin penasaran.

"Tapi, Bunda ingin Karin mendapatkan seseorang yang terbaik, yang nantinya bisa jagain Karin," terang Herlin.

"Bun, Karin bukan anak kecil lagi. Karin bisa memilih jodoh untuk Karin sendiri!!" ucap Karin dengan sedikit menaikan nada bicaranya.

"Bunda juga sudah tahu bagaimana keluarganya, dan satu hal lagi, keluarga Reyhan sudah banyak bantu keluarga kita sayang," jelas Herlin.

"Reyhan?" tanyanya.

"Iya, Reyhan. Cowok yang nantinya akan dijodohkan sama kamu. Reyhan itu anaknya baik dan juga tampan. Bunda yakin, nanti juga Karin akan menyukainya."

"Hmm, tapi Bun ...," ucap Karin terpotong.

"Bunda harap Karin bisa mengenal kepribadian Reyhan terlebih dahulu. Setelah itu, baru Karin bisa memutuskan, mau menerima atau sebaliknya. Tapi Bunda sangat berharap Karin mau menerima perjodohan ini," terang Bunda. Kini tangannya merangkul tubuh Karin kedalam pelukan sang Bunda.

Karin melihat perlakuan sang Bunda terhadapnya, membuat hati Karin luluh. Karin mendongakkan kepalanya ke atas, melihat wajah sang Bunda. Terlihat jelas dimata Karin, manik matanya ... menjelaskan bahwa Herlin sangat berharap ia bisa menerima perjodohan ini.

Karin melepaskan pelukannya.

"Iya, Bun. Karin akan mencoba membuka hati Karin untuk Reyhan," ucap Karin sambil menunduk.

Herlin mengangkat kepala Karin.

"Makasih sayang. Bunda tahu, Karin gak akan ngecewain Bunda," ucap Herlin. Senyum pun terlihat jelas diwajahnya.

"Bun, andai Bunda tahu ... dihati Karin, sudah terukir nama seseorang," batinnya.

Bersambung.

***

Ada yang bisa tebak? Siapa yag ada dihati Karin sekarang ini?!

Jawabannya bisa kalian temukan di part selanjutnya.

Bantu tandai juga yahh, kalau ada tulisan yg typo supaya gampang direvisi.

Jangan lupa vote + komen sebanyak yang kalian bisa!!

Sarangheo

Jeon Syahh17


My Favorite HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang