Dua

33 6 0
                                    

"Karin ... Bunda mau jodohin Karin sama anak sahabat bunda!"

"Bunda harap Karin bisa mengenal kepribadian Reyhan terlebih dahulu. Setelah itu, baru Karin bisa memutuskan, mau menerima atau sebaliknya. Tapi Bunda sangat berharap Karin mau menerima perjodohan ini."

Kalimat-kalimat itu yang kini selalu berputar dipikirannya.

***

Karin Melisya Putri!"

Sontak saja teriakan itu mampu membuyarkan lamunannya."I-ya, Bu. Ada apa?" karin bingung karena namanya dipanggil Bu Sri—guru killer— disekolahnya.

"Dari tadi Ibu perhatiin, kamu melamun terus!" ucap Bu Sri.

"Ma-maaf, Bu. Aku kurang enak badan" jawab Karin berbohong pada Bu Sri.

Ya, Karin berbohong lebih tepatnya 'sedikit' berbohong. Raganya memang tak merasa sakit, tapi hati dan pikiranlah yang merasakannya. Masalah perjodohannya, membuat hati dan pikiran Karin merasa kacau, ia bingung antara harus memilih Bundanya atau perasaannya sendiri.

"Yaudah, untuk sekarang kamu gak usah ikut pelajaran Ibu. Lebih baik istirahat dulu di UKS! " titah Bu Sri.

"Iya, Bu. Karin izin ke UKS dulu," ucap karin, ia pun bangkit dari duduknya dan bersiap untuk pergi.

"Tunggu Rin!!" ucap Shella—sahabat—Karin sejak duduk dibangku SMP.

"Aku anter kamu ke UKS yah" Shella pun ikut bangkit dari duduknya. "Shella Marsheilla!! Kamu mau kemana" Shella lupa untuk meminta izin terlebih dahulu.

"Emm ... A-ku mau nganter Karin ke UKS, Bu. Boleh 'kan?" tanya Shella dengan sedikit ragu.

"Yaudah boleh. Tapi jangan lama-lama!!" tegas Bu Sri.

"Iya, siap Bu!!" jawab Shella semangat.

"Ayo, Rin! Kita ke UKS" ajak Shella, tangan nya kini menggenggam tangan milik Karin.

Karin dan Shella pun melangkah keluar kelas menuju UKS, dengan tangan yang masih bergandengan. Keduanya terlihat kompak, susah senang dilalui bersama. Keduanya sudah lama bersahabat, terhitung sejak mereka duduk dibangku SMP.

Ditengah perjalan menuju UKS. Karin dan Shella berpapasan dengan seseorang yang merupakan 'Most Wanted' disekolahnya. Siapa lagi kalau bukan Reza—ketua OSIS—sekaligus anak pemilik dari ketua yayasan.

Karin dan Shella pun menhentikan langkahnya.

"Eh ada Karin dan Shella. Kalian mau kemana?" tanya Reza.

"Emmm ... kita mau ke UKS" jawab Shella sedikit gugup, sebab tak biasanya Reza menyapanya begitu juga dengan Karin.

Sedangkan disisi lain, Karin susah payah meneguk salivanya. Jantung Karin berdetak kencang sejak ia berpapasan dengan Reza—cowok yang selama ini ia kagumi. Ya, Karin sudah lama mengagumi sosok Reza, baginya Reza adalah cowok idaman.

"Siapa yang sakit?" tanya Reza, manik matanya tertuju pada manik mata indah milik Karin. Sontak saja membuat tubuh Karin serasa beku, Karin diam ditempat.

'Wahai jantung, ku harap kamu baik-baik saja didalam sana' batin Karin.

Shella yang menyadari sahabatnya itu sedang dalam fase diam seribu bahasa, ia pun memecahkan kehening diantara keduanya. "Oh itu ... Karin. Karin yang sakit. Katanya kurang enak badan" terang Shella.

"Kenapa kamu bisa sampai sakit Rin?" mimik wajah Reza terlihat sedikit panik. "Yaudah. Ayo, aku antar kamu ke UKS! ajaknya. Kini Reza mengambil alih tangan Karin, yang sebelumnya dipegang Shella.

My Favorite HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang