Empat

28 3 1
                                    

Jam menunjukan pukul 14.00 WIB. Waktu pulang telah tiba, bel pun sudah beberapa kali terdengar nyaring diteringa para murid. Setelah guru meninggalkan ruang kelas, suasana kelas yang tadinya hening, kini mulai bising. Sorak sorai gembira mengisi ruang kelas XII 1PA-1 wajah-wajah bahagia pun terlihat jelas,  setelah jam pelajaran terakhir selesai. Ya, jam pelajaran terakhir mereka diisi dengan pelajaran matematika yang sangat-sangat menguras otak tentunya, sungguh mendengar suara bel pulang bagaikan cinta yang terbalaskan.

"Akhirnya ... sumpah ini kepala serasa mau pecah," omelnya pada diri sendiri.

Shella melirik ke bangku di sebelahnya.

"Ini lagi, tas si nenek sihir. Hah, ke UKS lagi!! Ya Tuhan ... cobaan apalagi, buat yang jomblo ini!! Ogah banget liat mereka yang lagi berduaan, aku 'kan jadi Sad Gril, " ucapnya lagi. Shella mau tak mau membawakan tas sahabatnya itu ke UKS.

Shella melangkah pergi keluar menuju UKS.

Setelah sampai di depan UKS, Shella langsung membuka pintu. Dugaannya ternyata salah, di sana tidak ada Reza bahkan petugas UKS pun tidak ada. Hanya ada Karin yang sedang tertidur pulas.

"Dasar putri tidur. Woy bangun!!" ucap Shella, tangannya menepuk-nepuk pipi Karin.

"Woy bangun woy!!"

Karin tak kunjung bangun juga. Ya, Karin kalo tidur sudah kaya mayat hidup, susah banget dibanguninnya.

Shella menaikan nada suaranya. "Dasar kebo!! Bangun woy!!"

"Karin Melisya Putri!! bangun gak, kalo gak bangun-bangun aku siram pake air baru tau rasa!!"

Shella menghembuskan napasnya kasar. "Bangun atuh, Rin. Suara aku udah mulai serak nih. Rin, aku siram beneran lho!!" tangan Shella tak henti-hentinya menepuk pipi Karin.

"Eungh ...." Karin mengerjap-ngerjapkan matanya. "Aku dimana? Kamu siapa? Dan aku ini siapa?"

"Dihh." Shella memutar bola matanya malas.

"Hehehe" Karin hanya cengengesan melihat Shella yang benar-benar capek oleh sikapnya

"Jangan drama deh, buruan bangun!! atau mau aku tinggalin, hah?" tegur Shella.

"Hehehe, canda-canda gitu aja marah. Dasar mak lampir!!" Karin pun bangkit dari tidurnya.

"Yakk!! dasar kau keong racun!!" tangannya menunjuk ke arah Karin yang sedang merapihkan pakaiannya yang sedikit kusut akibat terlalu lama berbaring di kasur.

"Baru kenal udah ngajak tidur."  Karin melanjutkan nyanyian Shella.

"Enggak usah di lanjutin markonah, buruan tuh rapihin rambut kamu!! acak-acakan udah kaya nenek sihir beneran."

"Iya-iya bawel," jawabnya.

Karin merapihkan rambutnya dengan kedua tangannya. Setelsh dirasa rapi Karin dan Shella pun beranjak pergi dari UKS.

"Ayo!!" ajak Karin. Ia berjalan lebih dulu meninggalkan Shella di belakang.

"Gak ada akhlak emang, aku ditinggalin," gerutunya pada diri sendiri. Shella pun menyusul Karin yang berada di depannya.

"KARIN MELISYA PUTRI!! PELAN-PELAN JALANNYA!!" teriak Shella.

Shella menepuk bahu Karin. "Kamu itu tuli yah, Rin?"

"Aish ... jaga bicara mu zeyeng!!"

"Lagian aku panggil kamu, enggak berhenti-henti," omelnya pada Karin.

"Yah habis kamu lambad kaya siput. Hehehe," ucap Karin sambil terkekeh.

Karin dan Shella pun tak terasa sudah sampai di depan gerbang sekolah.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 16, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

My Favorite HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang