20.

6 0 0
                                    

Pagi ini Sara ( teman sebangkuku) diam seribu bahasa setelah kemarin ia marah begitu hebatnya lantaran aku yang seolah tak peduli dengan ungkapan perasaan zack tiga hari lalu. Jika difikir benar juga, aku seperti seorang pecundang yang lari dari masalah yang sudah kuracik sendiri dan begitu nikmatnya aku berpangku tangan menajalani.

"Hati kamu itu terbuat dari apa si van, bukan berarti karena perilakunya sama dengan orang di masa lalumu terus kamu bisa ngejugde se enaknya gitu. Benar kata dia kalau kamu itu pengecut van bahkan lebih, kalau kamu ngga sanggup ngasih kepastian gausah ngasih harapan dan berlagak kalau kamu ngga ada rasa. Jangan terlalu munafik van! Mau ya mau, enggak ya enggak! tegasin dari awal. Buka mata kamu van, sadar ini dunia nyata kamu sekarang jangan biarin masa lalu jadi tirai kamu buat buka lembaran baru terus. Berhenti jadi pencundang atau ngga sama sekali"

Kurang lebih seperti itu ocehnya kemarin, ia benar benar marah tak karuan sampai pening aku memikirnya. Setelah lama aku merenung dan mencerna semuanya kurasa malam ini aku benar benar harus menegaskannya.

To: Zakhwan

aku mau ketemu besok, bisa?

I promise youTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang