Chapter 5

60 45 14
                                    

•Kita itu seperti Bulan dan Matahari, selalu dekat tapi tak bisa bersama.

•••

Sore ini Vanya pulang lebih cepat karena ayahnya bilang ia akan bertemu dengan calonnya suaminya nanti. Dan karena itulah hari ini vanya tidak ikut rapat OSIS jadilah ia pulang 1 jam lebih cepat dari biasanya.

Sekarang Vanya sudah berada di dalam mobil Alvan yang tadi pagi bannya bocor, Alvan bilang ada temannya yang membantunya untuk mengirim montir agar memperbaiki mobilnya.

"Abang kita ke supermarket dulu ya, Vanya mau belanja buat makan malam nanti" Pinta Vanya pada Alvan.

"Oke, btw kamu udah yakin sama keputusan buat Nerima perjodohan itu?" Tanya Alvan sambil tetap fokus menyetir.

"Vanya yakin sama keputusan Vanya, dan Vanya juga yakin kalo ayah pasti selalu pilihin yang terbaik buat Vanya" Jawab Vanya.

"Abang tau kamu Nerima ini karena terpaksa, tapi kalo kamu udah yakin sama keputusan yang kamu ambil Abang harap kamu bahagia dengan keputusan itu" Ujar Alvan.

"Iya, Vanya pasti bahagia sama keputusan Vanya" Balas Vanya sambil tersenyum hambar.

"Tuh kita udah nyampe, kamu mau abang ikut apa enggak?" Ujar Alvan setelah beberapa menit kemudian mereka telah sampai di supermarket yang ada di dekat SMA Arjuna.

"Hm, enggak usah deh cuman beberapa barang aja yang perlu Vanya beli" Ucap Vanya lalu mengambil tas nya dari jok belakang.

Alvan mengeluarkan dompetnya dari saku celana jeans yang dipakainya, lalu mengeluarkan ATM dan diberikan kepada vanya.

"Ini, kamu pakek uang Abang aja dulu" Alvan memberikan kartu ATM nya kepada Vanya.

"Enggak usah bang, uang belanja bulanan juga baru di transfer ayah kemarin" Ucap Vanya menolak.

"Udah ini kamu ambil, uang dari ayah kamu simpen satuin sama uang tabungan kamu. Uang itu nanti bisa kamu pakek kalo pas kamu udah nikah" Balas Alvan.

Mau tidak mau akhirnya vanya menerima kartu ATM yang diberikan oleh Alvan kepadanya. Vanya keluar dari mobil dan berjalan masuk ke dalam supermarket.

Saat masuk di supermarket Vanya segera mengambil troli lalu menuju beberapa stand yang ia butuhkan. Pertama Vanya mengambil sayuran seperti wortel, slada, dan brokoli serta sayur-sayur lain yang ia butuhkan.

Setelah mengambil sayuran Vanya mendorong trolinya untuk menuju stand daging dan ayam, karena Vanya memiliki rencana untuk memasak Ayam bakar bumbu merah. Sedangkan dagingnya ia gunakan untuk masak besok.

Selesai dengan sayur dan daging vanya sekarang menuju ke stand keperluan dapur seperti Minyak, Mentega, Gula, Garam Karena memang stoknya di rumah sedang habis. Dan yang terakhir Vanya mengambil 2 kotak susu putih dan 1 botol besar cola untuk di rumahnya.

Vanya mengeceki barang belanjaannya takut ada yang tertinggal. Setelah dirasa sudah cukup semua Vanya segera menuju ke kasir untuk membayar barang belanjaannya. Namun saat sedang menunggu antrian di kasir mata Vanya tak sengaja melihat Bima masuk dengan seorang gadis seusianya, dengan Bima yang merangkul gadis itu layaknya seorang kekasih.

Vanya sempat tertegun sejenak, siapa kah perempuan yang bersama Bima? Atau jangan-jangan Bima meminta putus dari Vanya karena perempuan itu? Ah tidak, Vanya tidak boleh berfikiran negatif, 2 tahun mengenal Bima ia tak pernah menemui laki-laki itu berbuat yang tidak-tidak. Lagipula apa gunanya Vanya memikirkan Bima, ini sudah saatnya Vanya melupakan orang yang sudah menjadi masa lalu nya. Vanya juga harus ingat bahwa ayahnya sudah memilihkan laki-laki untuknya dan tidak mungkin Vanya mengecewakan pilihan dari ayahnya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 09, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

JopanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang