Pagi ini kesialan melanda Vanya dan sang Abang, bagaimana tidak?tiba-tiba saja ban mobil alvan bocor di tengah jalan. Vanya dan sang kakak kebingungan mencari tempat tambal ban terdekat ditambah sekarang sudah setengah 7 lebih sedangkan Vanya masuk jam 7 pas.
"Abang ini gimana dong? Vanya bisa telat kalo begini terus" Rengek Vanya pada Alvan.
"Gue juga bingung kali dek ini gue jam setengah 8 juga ada kelas" Balas Alvan.
"Abang masih enak jam setengah delapan lah Vanya jam 7 yakali Vanya harus telat kan gue ini ketua OSIS jadi harus kasih contoh yang bener buat anak-anak yang lain"Dumel Vanya yang masih bisa didengar oleh Alvan.
"Yaudah gini aja Abang cariin kamu tumpangan kan ini jalan ke sekolah kamu jadi pasti ada yang lewat sini" Usul alvan.
"Yaudah terserah Abang yang penting Vanya gak telat!"
"Dasar manja" Ejek Alvan.
"Gue masih denger ya alvan bego!"
"Iye iye"
Alvan berjalan ke pinggir mobil mencoba mencari anak satu sekolah Vanya agar bisa memberi adiknya itu tumpangan. Alvan menolehkan kepalanya mencoba melihat apakah ada orang yang bisa memberi tumpangan adiknya.
Hingga mata Alvan tak sengaja melihat sebuah lelaki dengan motor sport berwarna biru sedang berjalan ke arah Alvan.
Alvan tersenyum simpul dan melambaikan tangannya kepada pengendara tersebut berharap pengendara tersebut mau berhenti dan memberikan tumpangan kepada sang adik.
Pengendara tersebut berhenti tepat di samping mobil Alvan. Alvan menghampiri pengendara yang melepas helm nya tersebut.
"Ada apa berhentiin saya?" tanya pengendara tersebut dengan raut bingung.
"Ah ini sebelumnya kenalin nama gue Alvan, Lo sekolah di SMA Arjuna kan?" Tanya alvan memastikan.
"Iya, kenapa emangnya?"
"Ini mobil gue mogok dan gue punya adik yang sekolah di sma Arjuna jadi gue boleh minta tolong kasih tumpangan gak ke adik gue?" Pinta Alvan dengan raut berharap.
Jopan tampak berfikir sebentar lalu mengangguk menyetujui, "Boleh deh, lagipula jok belakang kosong tuh"
"Oke thanks bro, bentar ya gue panggilin Adek gue dulu" Ucap alvan yang di langsung di angguki oleh jopan.
"Vanya!!" Teriak alvan memanggil adiknya yaitu Vanya.
Vanya segera berjalan malas menuju ke arah sang kakak, "Kenapa bang?"
"Nih gue dah Nemu Tebengan buat Lo cepetan gih berangkat!" Perintah alvan pada Vanya.
Vanya memutar bola matanya malas lalu melihat siapa yang memberinya tumpangan, seketika matanya menajam melihat siapa orang yang akan mengantarnya ke sekolah.
"Lo!" Ucap vanya sambil menunjuk ke arah jopan.
Jopan memutar kepalanya melihat ke arah Vanya, "Oh jadi Lo yang mau nebeng bareng gue, kalo tau elo sih gak bakal gue mikir-mikir lagi"
"Loh kalian kenal?" Pertanyaan dari alvan membuat ucapan Vanya gagal membalas ucapan jopan.
"Iya bang, dia ini calon pacar gue bang" Jawab jopan dengan PD nya.
"Apaan sih!, Ogah gue punya pacar kek elo!"sinis Vanya.
Alvan terkekeh mendengar jawaban dari jopan, "Kebetulan banget dong ya, yaudah kalo gitu buruan gih dek keburu masuk loh"
"Abang, Gaada orang lain apa ya" Rengek Vanya dengan wajah memelas pada sang kakak.
"Gak ada, udah sana buruan calon kamu udah nunggu tuh" Ledek Alvan sambil mendorong tubuh Vanya agar mendekat ke arah jopan.

KAMU SEDANG MEMBACA
Jopan
Teen Fiction[HARAP FOLLOW SEBELUM MEMBACA✓] 🚫Cerita belum di revisi🚫 ••• Hidup dalam kemewahan yang di hasilkan oleh orang tuanya tidak membuat Jovan bebas mengambil keputusan untuk masa depannya sendiri. Di usianya yang baru menginjak 18 tahun remaja lelaki...