Bab 2: Scared

26 2 0
                                    

Taehyung nampak berpikir sejenak sebelum berkata, "bolehkan aku jika tertarik padamu?" Tanya Taehyung yang berhasil membuat Chaeyoung semakin gugup, keringat dingin mulai mengeluar di dahinya. Ia masih terpaku dengan apa yang telah diucapkan Taehyung.

"Hey, kenapa kau diam saja?" Sergap Taehyung yang menyadari lawan bicara tidak menanggapi pertanyaannya.

"Ah, maaf. Ada apa?" Tanya Chaeyoung tersadar dari dunianya sambil beberapa kali mengerjapkan mata. "Kau mengatakan apa tadi, Taehyung? Maaf aku tadi sedikit melamun," dustanya seakan tidak mendengar apa yang dikatakan Taehyung sebelumnya.

"Tadi aku mengatakan," gumam Taehyung terjeda, "bolehkah jika aku tertarik padamu?" Lanjutnya kemudian dengan santainya.

"Hahaha. Kau jangan mengatakan yang tidak-tidak, Taehyung." Tutur Chaeyoung sambil menunjukkan gestur salah tingkah.

"Akan ku buktikan perkataanku padamu,"

Chaeyoung hanya bisa menunduk malu. Ia tidak menanggapi ucapan Taehyung lagi. Otaknya sudah tidak dapat berpikir lagi sekarang. Ia masih terus mencerna perkataan Taehyung.

"Baiklah, kali ini aku benar-benar pamit," ucap Taehyung setelah merasa tidak ada pembicaraan lagi di antara mereka. "Sampai jumpa besok."

"Kau hati-hati di jalan."

"Tentu" jawab Taehyung singkat.

Kaki Chaeyoung mulai menapaki anak tangga sesaat setelah motor yang dikendarai Taehyung melesat pergi dari hadapannya. Matanya menatap lurus ke depan. Otaknya mulai memikirkan lagi perkataan Taehyung tadi.

Sesampainya di dalam flat, ia langsung menuju meja rias nya. Menatap pantulan dirinya sendiri di cermin. "Apakah yang ia katakan hanya bualan?" Tanya nya pada diri sendiri. "Apa yang membuatnya tertarik denganku?" Lanjutnya lagi. Ia terus-menerus bertanya dalam hati. Menatap dirinya sendiri dengan tatapan sendu. Hingga ia sendiri tidak menyadari satu tetes air meluncur dari matanya. Ia mulai teringat lagi pada hari itu. Hari dimana ia merasa tidak ada gunanya untuk hidup lagi.

***

Baju kaos warna pink dengan perpaduan rok bahan jeans selutut sudah melekat pada tubuh indahnya. Ia sedang mengunci pintu flatnya. Sesaat kemudian kakinya mulai melangkah menuju anak tangga dan mulai menuruninya. Saat di pertengahan anak tangga, langkahnya terhenti. Chaeyoung mengecilkan matanya untuk memfokuskan apa yang sedang di lihatnya di bawah sana.

"Chaeyoung..." Teriak orang itu sambil melambai-lambaikan tangan saat menyadari kehadiran Chaeyoung disana.

Chaeyoung yang merasa dipanggil namanya membalas juga dengan melambaikan tangan, setelahnya mulai menuruni anak tangga kembali hingga sampai di hadapan orang yang sedang menunggunya sepagi ini.
"Kenapa kau ada disini?" Tanya Chaeyoung saat ia sampai.

"Tentu saja sedang menunggumu, Nona," jawab laki-laki yang hari ini menggunakan dalaman kaos putih polos dengan jaket jeans yang dibiarkan terbuka.

"Untuk apa kau menungguku sepagi ini, Taehyung?" Tanya Chaeyoung lagi. "Ah, apa tadi? Kau kembali memanggil ku nona? Bukankah sudah ku katakan jangan memanggilku seperti itu?" Cecar Chaeyoung dengan kesal yang malah membuat Taehyung tertawa kecil melihatnya.

"Aku kesini untuk menjemput mu tentu saja," jawabnya langsung. "Ternyata kau jika sedang kesal sangat menggemaskan. Dan aku juga jadi tahu bahwa kau ini orang yang cukup cerewet." Kata Taehyung sambil tersenyum setelahnya.

"Cepat naik! Aku sudah hampir beruban menunggu tuan putri yang satu ini," perintah Taehyung tanpa basa-basi lagi.

Apa tadi katanya? Tuan putri? Kenapa lelaki ini tidak malu sekali mengatakannya, gumam Chaeyoung sendiri dalam hatinya. Di dalam hati boleh saja ia mengejek perkataan Taehyung, berbeda sekali dengan bibirnya yang sekarang melengkung ke atas mengekspresikan wajahnya yang sedang tersenyum.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 04, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Meet to Lose YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang