Best part to know you

71 32 6
                                    


Happy reading, enjoy ya!

Sepasang manik yang tak kuasa menahan butiran bening yang berkilauan semakin ditahan semakin tak kuasa raga untuk berdiri pada pendiriannya.

Kedua bahu yang bergetar dengan sepasang sepatu kets putih yang semakin dilihat semakin menenggelamkan kepala untuk menatap ke bumi.

Seseorang terdiam di pijakannya.

Ia membawa kedua tangannya, dihapusnya butiran bening yang hampir jatuh menyentuh tanah.

Sehingga raganya nampak terkejut, ketika suatu suara lolos di pendengarannya.

"Ada yang bisa saya bantu Nona?"

Satu,

dua,

dan tepat detik ketiga, kepalanya terangkat, dikibaskan helaian unik berwarna hitam kecokelatan itu kesamping lalu mendustai belakang lehernya yang tak gatal namun tangannya mencoba menggaruk sesuatu di sana.

Maniknya melebar sempurna dan tak nampak lagi butiran bening yang indah di sana. Ia memiringkan sedikit kepalanya, sambil membentuk lengkungan di bagian mulutnya. Para insan menyebutnya senyuman.

Tanpa disadari, insan yang berdiri di depannya bisa saja pingsan pada waktu yang bersamaan.

"A-aku ingin bertemu dengan seseorang di sini." ucap sang gadis terbata-bata dengan sedikit rona berwarna merah menghiasi pipi.

"Tapi kupikir, mungkin orang yang kucari tak ada di sini." lanjutnya namun ada tawa kecil di sana.

"Oh ya Tuhan! Kenapa hidungmu berdarah?!"

Yang dibicarakan tak kalah terkejutnya. Ia langsung segera menghapus cairan darah segar berwarna merah yang tidak disadari sema sekali olehnya. Namun ketika merasakan ada sentuhan di lengan kirinya entah kenapa seluruh tubuh bagian atasnya menjadi ikut merah semuanya.

"Ti-tidak apa-apa Nona." ucapnya terbatah-batah bagaikan sedang menghafal UUD 1945 di depan guru killer. Namun ia masih tersenyum kecil di sana.

Semoga sang gadis tak menilai pria yang di depannya ini bodoh, aneh, atau berkelainan dan sebagainya. Tapi ralat, kelainan mendingan ketimbang bodoh pikirnya.

"Ya ampun, sepertinya kau sakit?" dan sebuah benda berwarna putih berasal dari sebuah benda yang tergantung berbentuk persegi, lalu diberikannya dengan sopan pada sosok di depannya.

"Terima kasih. Kau, cantik sekali." bagaikan tersihir, seakan tak ada kesadaran disampaikan kalimat itu. Namun hatinya berjolak senang ketika menggapai benda putih itu.

"Apanya?"

"Kamu."

"A-aku?" sang gadis dengan wajah bodohnya bertanya lagi.

"Iya, kamu."

Suara tawa terdengar. Semakin lama tetapi semakin tidak asik didengar. Namun, pria dengan celemek berwarna cokelat yang terpasang sempurna di lekuk tubuhnya menganggap itu bagai candu ritme yang melayang anggun di balik otaknya.

"Kau lucu rupanya."

"Tapi kamu suka?" tanya sang pria namun dengan wajah super manis di pandangan si gadis.

Raut wajah sang gadis langsung berubah sempurna.

"Ya, aku suka dengan pria yang humoris." sebenarnya jawab asal gadis itu.

"Tapi sebetulnya aku bukan tipe yang humoris lho." sang pria tertawa kecil namun sosok gadis di depannya menemukan bahwa ternyata si pria yang baru di temuinya pada saat itu juga memiliki sepasang gigi kelinci berwarna putih kekuningan.

Under Your UmbrellaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang