4.🍋

447 55 5
                                    

Happy reading😌




















"Aku pulang!" Jennie melepas sepatu dan kaus kakinya lalu meletak kannya kembali di rak sepatu. meskipun memiliki asisten rumah tangga, dami tetap mendidik jennie untuk menjadi seorang yang rapi dan tidak teledor.

"Eh, udah pulang. itu makan siang ada di meja makan ya non" ucap bibi park, asisten rumah tangga di rumah nya.

"Iya, eomma di mana bi??" Ucap jennie dengan kedua tangan sibuk melepaskan sepatu.

"Nyonya lagi pergi keluar, mau arisan katanya" ucap bibi park sedangkan jennie hanya membentuk mulutnya dengan huruf "O" tanpa bersuara.

"Yaudah aku ke kamar dulu ya bi" lanjut jennie berbicara.

"Iya non" sahut bibi park kembali menyapu lantai. wanita itu masih terlihat sehat dan energik meski sudah berusia 50 tahun.

Jennie menaiki anak tangga menuju lantai 2 menuju kamarnya. lalu meletakkan tas punggungnya di kursi kemudian merebahkan diri di ranjang. matanya menatap kosong langit² kamar. pikirannya kembali mengingat saat limario mengatakan bahwa dia ingin mendekati tiffany.

"Kenapa sih, lo harus bilang dulu ke gue??" Gumam jennie sedih. ingatan masa lalu kembali membayangi otak jennie. dia teringat pembicaraannya dengan limario 1 tahun yang lalu.

Flashback on

Sore itu, jennie dan limario sedang duduk di tepi kolam taman belakang rumah limario. jennie sedang asik memberi makan ikan² di kolam, sedang kan limario tampak sibuk dengan pemikirannya sendiri.

"Jen"

"Hm?" Jennie menoleh sekilas pada limario di sebelahnya yang tiba² berwajah serius.

Limario berdeham untuk menenangkan suaranya.

"Ehm...lo pernah ngerasa takut punya perasaan lebih buat sahabat lo sendiri gak??" Ucap limario membuat jennie tertegun di beri pertanyaan seperti itu. dia melempar tatapan heran pada limario.

"Pernah, kenapa memang?" Ucap jennie. limario pun menunduk seraya memain kan handphone nya sebelum akhirnya menatap lurus kedua mata jennie.

"Kalau gue punya perasaan lebih, gimana??" Ucap limario membuat jennie membeku, matanya melebar karna shock. jantungnya berdebar kencang saat ini.

Namun baru saja tubuhnya serasa di terbangkan, mendadak semua sirna setelah melihat limario tertawa.

"Kan misalnya, jangan serius gitu dong" ucap limario mengacak rambut jennie.

Jennie tersenyum kecil untuk ke sekian kali nya. dia kembali bersandiwara dengan berlagak cuek, menutupi sakit di hatinya saat sadar ucapan limario hanya candaan biasa.

Mereka kembali terdiam, sibuk dengan pikiran masing².

"Lim" limario menoleh, menatap jennie yang menunduk memainkan jarinya.

"Iya"

"Bisa enggak kita kaya gini terus?"

"Maksudnya" limario mengerut kan keningnya tak mengerti.

"Ya, kayak gini" jennie mengedikkan bahunya dengan santai.

"Masalah apapun kita harus terbuka, mulai dari berbagi pendapat, saran, curhat. kita saling menguatkan, mendukung kalau salah satu dari kita ada masalah, oke??"lanjut jennie berbicara. limario terdiam sebentar lalu tersenyum simpul.

"Iya" ucap limario singkat.

"Karna hanya itu satu-satunya cara agar aku bisa terus dekat dengan mu. hanya dengan itu, setidaknya aku tau kapan saat yang paling tepat untuk melepas semua perasaan ini"batin jennie. alasan itu berputar-putar di hati jennie. membuat dia harus sekuat tenaga menahan sakit.

Flashback off.

Jennie meraih bantalnya dan menenggelamkan wajahnya di sana. dia merasa bodoh karna pernah mengatakan hal seperti itu, lihatlah sekarang! Limario menepati janjinya dan itu justru semakin mematahkan hatinya. tidak ada harapan di antara mereka. selamanya hanya sebatas sahabat. itu berarti, jennie harus segera mengubur dalam² perasaannya pada limario jika tidak ingin semakin sakit saat melihat limario bersama cewek lain.

"Cinta harus seribet itu ya"gumam jennie lirih.

**********

Sementara di sebuah rumah terdapat limario di kamarnya yang sedang memfokuskan diri pada game di hadapannya. namun konsentrasinya pecah saat mengingat senyum lebar jennie begitu mendengar dirinya akan mendekati cewek lain. limario mengacak rambutnya frustasi, bukan itu ekspresi yang di inginkan nya. dia berharap jennie marah dan melarangnya untuk mendekati cewek lain. tetapi jennie justru tersenyum lebar dan terlihat bahagia.

Lalu limario meraih handphone nya, membuka aplikasi line. tangannya menekan salah satu room chat.

Me: jen, beneran lo enggak apa² gue deketin cewek lain? [DELETE]

Me: lo enggak cemburu? [DELETE]

Me: kapan sih lo sadar kalau hati gue cuma buat lo? [DELETE]

Limario menghela nafas lelah, menutup room chat dengan jennie kemudian beralih menekan kontak lain.

Tiffany: gimana?  Read 16.30

Me: gagal

Tiffany: lah, kok? dia enggak marah?

Me: mana ada marah, dia malah senyum lebar banget tadi denger gue mau deketin lo. percuma, dia dari dulu memang cuma anggap gue enggak lebih dari sekedar sahabat.

Tiffany: jadi lo mau nyerah gitu aja?

Me: kalau bisa nyerah, udah dari dulu gue nyerah tiff.

Tiffany: Jackson sama jennie tuh sepaket ya, sama-sama enggak peka!  Read 18.00

Limario mematikan handphone nya, lalu melemparnya sembarangan. dia bangkit berdiri menuju balkon kamarnya. matanya menatap balkon di samping kanannya, tatapannya berubah sendu.

"Seandainya kita bukan sahabat, apa gue bisa jadi orang yang singgah di hati lo" gumam limario lirih.

==========================

TBC....

Lanjut gak nih?

Klo mau lanjut jn lupa buat vote and comment😗

See you on the next chapter😇

Bye-bye🙆

SILENT LOVE  (jenlim)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang