Departure

1 0 0
                                    

Jung Kook merunduk saat para hyungnya menatap kesal. Apalagi Namjoon yang sejak tadi tak bisa diam mondar-mandir.

"Minhae..." Jung Kook duduk tertunduk di sofa.

"Kau tau tidak betapa bahanya jika ada seseroang yang mengenalimu?!"

"Aku hanya bosan...aku ingin pergi tanpa siapapun yang mengawasiku..."

"Tapi setidaknya kau bilang...kau juga tak bawa dompet, apa kau suka membuat semua orang khawatir?!"

"Maaf hyung...aku tidak akan mengulanginya lagi"

"Hah...kau selalu berbuat semaumu..."

Namjoon menghela nafas lelah. Ia tak tahu lagi harus bagaimana menghadapi anak bandel sepertinya. Tapi, walaupun kesal ia tetap merasa iba. Amarahnya mereda setelah melihat wajahnya yang pucat.

"Apa kau habis hujan-hujanan?"

"Aku kehujanan"

"Kau sakit?" Namjoon mendekat dan mengangkat ajah Jung Kook yang sudah pucat.

"Tidak kok....haaakkkchiiinng!"

"Hei..Jung Kok kau demam"

Tae Hyung menyentuh dahinya.

"Aigo...dasar bandel...cepat ganti baju...aku akan menyiapkan obat.." Namjoon bergegas mengambil obat.

Tae Hyung pun membantu Jung Kook memilihkan baju. Sementara hyungnya yang lain membantu Namjoon mempersiapkan obat.

"Aku belum pernah melihat syal ini?" Tae Hyung memandang asing syal berwarna biru tua itu.

"O?" Jung Kook terkejut saat Tae Hyung memandang syal Hyo Sin yang tergeletak di kasurnya.

"I..itu aku jarang memakainya"

"Sebenarnya kau pergi ke mana? Kami semua khawatir.."

"Mianhae...aku hanya ingin bersenang-senang sebentar"

"Apa kau yakin syal ini milikmu?" Tae Hyung menatapnya curiga.

"Em?"

"Bau parfum cewek" Lirik Taehyung tajam.

Jung Kook membisu merasa tertangkap basah. Ia menatap Tae Hyung bingung.

Beberapa saat kemudian Jung Kook kembali lagi ke kasurnya. Para hyungnya merawatnya dengan sangat baik. Ia bahkan merasa sedikit baikan setelah minum obat dan makan makanan yang disediakan hyungnya. Ia membaringkan tubuhnya pelan. Rasa berat di kepalanya masih agak terasa. Ia memandang syal itu tenang. Merasa berterima kasih karena pemilik syal itu sudah menyelamatkan hidupnya hari ini.

**

Waktu menunjukkan pukul sepuluh lewat lima belas menit. Kakinya yang terasa sedikit berat memaksanya untuk terus berlari menuju aula hotel. Namun kehidupan seperti sudah berakhir. Aula itu sudah terlihat sepi. Hanya tersisa beberapa pelayan hotel yang sedang membersihkan sisa-sisa acara penghargaan desainer. Mata Jung Kook menyapu seluruh ruangan yang cukup besar itu. Namun ia tak menemukan Hyo Sin.

"Sial...kenapa aku harus bangun kesiangan" Ia lalu berlari keluar berharap wanita itu masih ada disekitar sana.

"Permisi...apa acara penghargaannya sudah selesai? Kau tau pergi kemana pesertanya?"

"Maaf tuan...acaranya sudah selesai satu jam yang lalu...sebagian peserta pulang hari ini..."

"Sungguh?"

Jung Kook langsung kehilangan harapannya. Matanya berputar menyesali kebingungannya. Ia duduk di sofa memandang ramainya kota London di pagi hari. Ia berfikir mungkin syal itu tak pernah kembali pada sang pemiliknya. Atau dia hanya akan menunggu sebuah kebetulan. Karena ia tak punya apapun untuk mengontak Hyo Sin.

**

Langit cerah menyelimuti bandara London. Untuk pertama kalinya Hyo Sin pergi sendiri ke London dan kini ia harus pulang sendiri juga. Ia memandangi seluruh penjuru bandara berharap sesuatu datang melegakan hatinya. Namun ia tak tahu apa yang ia tunggu. Saat ia ingin berjalan ke dalam,  tiba-tiba seseorang menghadangnya.

"Nona...tunggu sebentar"

"Yes?"

"Kau Kang Hyo Sin?"

"Ya benar aku Kang Hyo Sin. Tapi... anda siapa?"

Seseorang itu menunjukkan beberapa foto yang membuatnya terkejut.

"Maaf...apa kau punya hubungan khusus dengan artis kami?"

"Apa? Artis?"

"Ya...itu foto-foto yang kami terima dari beberapa fans saat kalian sedang berdua kemarin"

"Maaf sebelumnya, tapi aku tidak tahu kalau dia artis. Aku hanya membantunya pulang ke hotel karena dia bilang dia tersesat"

"Benarkah?...syukurlah"

"Maaf...aku benar-benar tak bermaksud mengganggu kehidupan pribadinya. Aku juga tidak tahu kalau dia artis"

Seseorang itu melirik penuh curiga. Jung Kook itu artis terkenal, mana mungkin dia tidak tahu. Terlebih dia sama-sama orang Korea.

"Jinjayeo. Aku baru tahu kalau dia artis saat anda beritahu" Yakin Hyo Sin pada orang itu.

"...baiklah kalau begitu. Terima kasih nona sudah menyelamatkan artis kami. Tapi aku mewakili agensinya mohon bantuanmu untuk merahasiakan kejadian ini. Dan jika suatu hari kau bertemu dengannya lagi, pura-pura saja tidak kenal. Ini untuk kebaikan kita semua"

"Oh...ya...aku mengerti. Aku pasti mengingatnya"

"Gamsahamnida nona..."

Seorang yang terlihat seperti staff itu kemudian pergi. Mata Hyo Sin terpaku beberapa saat. Memandangi foto-foto polaroid yang terletak sendu di tangannya. Beberapa saat kemudian telfonnya berbunyi.

"Y..y..yeoboseyo?"

"Apa kau nona Kang Hyo Sin?"

"Ya..."

"Bisakah lusa anda datang ke  BigNight  Entertainment ?"

"Apa? besok lusa?" Hyo Sin bingung.

"Apa kau belum membuka email?"

"Oh...maaf pak saya belum membukanya, saya masih sibuk tadi. "

"Baiklah, datanglah besok lusa. Kita bicarakan mengenai lamaran kerjamu sebagai asistent stylist Kim Hyo Jung"

"Apa ? ap..apa aku diterima kerja di sana?"

"Datang saja dulu. Nanti jam dan tempatnya aku kirim email"

"O..o...baiklahh pak aku mengerti. Aku pasti datang lusa. Gamsahamnida"

**


To be continued...

StrayedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang