Prolog.

16 8 0
                                    

Malam ini begitu dingin, dan lebih tepatnya begitu menakutkan. Ingin menjerit namun tak bisa, ada takut yang lebih kentara saat pelaku menodongkan sebuah pistol.

Dor!

Lelaki dan perempuan yang berjarak beberapa tahun itu langsung menenggelamkan kepalanya diantara kedua kakinya. Kedua anak itu terlihat jelas bahwa mereka ketakutan.

Sang pelaku menarik lengan seorang perempuan paruh baya yang tak lain ada ibunya untuk dijadikan sandera dan mulai berjalan kearah pintu untuk kabur.

"Ibu!" Teriak kedua anak itu namun lagi lagi wajah keduanya menampakan ketakutan saat sang pelaku menodongkan pistol kearah kepala sang ibu.

Sang pelaku berhenti berjalan saat dibelakangnya ada seorang laki laki seumuran dengan sandera. Laki laki itu, ayah dari kedua anak itu.

"Ayah!" Rawut wajah kedua anak itu tampak sedikit kelegaan bahwa ayahnya datang diwaktu tepat untuk menyelamatkan sang ibu.

Sang ayah yang bekerja sebagai polisi, tentu tahu cara untuk menembak pelaku.
Sang ayah menodongkan pistol kearah pelaku, namun ia ragu untuk menembak karena istrinya dijadikan sandera.

Dor!

Sang ayah menembak, namun peluru itu mengenai tepat didada istrinya yang langsung jatuh pada lantai dengan darah yang siap jatuh. Sang ayah kembali menembak pada tangan pelaku yang sudah tak menjadikan istrinya sandera.

"Ibu!" Teriak kedua anaknya dengan rawut yang tak bisa ditebak. Ibunya sendiri tertembak mati oleh ayahnya.

***

Awalnya saya hapus, ada yang salah. Ini sudah diperbaiki:)
Vote and coment:)

Tentang RinduTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang