BAB II

7 2 0
                                    

Rena

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Rena

Dia memang benar-benar menyukai sepatu keds warna krem-nya itu ya. Lihatlah betapa sepatu itu sudah kotor dan lusuh. Namun, apapun yang ia kenakan tetap saja dia terlihat menarik. Tetap saja foto-nya akan di-like orang ratusan orang. Tetap saja foto-nya akan menerima banyak komentar.

Dasar Sungjoon...

Perhatianku teralih saat aku mendengar suara Mimi yang masuk ke dalam kelas. Buru-buru aku menutup laptop-ku dan mengambil sebuah roti dari dalam tasku. Dengan pelan, aku mendekati Mimi.

"Hai!" Aku menepuk pundaknya seperti yang biasa ia lakukan kepadaku. "Pasti kamu belum sarapan ya? Aku membelikan roti untukmu."

Dengan wajah bingung, Mimi mengambil roti dari tanganku. Tanpa pikir panjang, ia langsung membuka plastik roti itu dan memakannya.

"Terima kasih."katanya singkat.

Jadi, dia masih marah?

"Maafkan aku ya karena kemarin ketus kepadamu." Aku berdiri di depannya.

"Iya, tidak apa-apa kok."

Tapi Mimi tetap tidak menatapku.

"Mimi, maafkan aku."

Aku langsung membuat mimik wajah lucu di depan Mimi. Hal ini biasanya berhasil jika ia marah kepadaku. Aku bisa melihat Mimi berusaha sangat keras untuk menahan tawanya. Akhirnya, ia tidak tahan dan tertawa lepas.

"Oke, oke!" Mimi langsung memasang wajah serius lagi. "Aku juga minta maaf kalau aku sering menyinggungmu dan pacar Korea-mu itu."

Dan...dia baru saja menyinggungku lagi.

Aku hanya tersenyum sambil mengangguk, lalu kembali lagi ke mejaku. Tapi, Mimi malah mengikutiku dan memindahkan tasnya ke bangku di sampingku.

"Ini baru jam sepuluh pagi dan kau sudah melihat-lihat fotonya?"

"Ini seperti sebuah penyegaran untukku." Aku tertawa.

Mimi hanya mengangguk-angguk sambil memakan roti-nya. "Dia kenal kamu tidak sih?"

"Tentu saja iya!" Aku menjawab dengan cepat.

"Benarkah?" Mimi langsung membenarkan posisi duduknya menjadi tegap dan mengarah kepadaku. "Dia mengetahui namamu?"

Lalu aku terdiam. Tapi...ya. Ya! Tentu saja dia mengetahui namaku.

Beberapa bulan yang lalu aku mengatakan kepadanya kalau aku akan mengirimkan hadiah kepadanya dan aku menanyakan alamatnya di Twitter. Lalu, tiba-tiba dia mengikuti akun Twitter-ku. Walaupun aku tahu dia melakukan itu hanya supaya dia bisa mengirimkan-ku direct message. Karena, tahu kan kalau kita tidak bisa mengirimkan direct message ke seseorang jika kita tidak saling mengikuti?

Tapi...apakah dia mengetahui namaku? Pasti dia membaca nama di akunku. Tapi...apakah dia mengingatnya?

Aduh, kenapa pikiranku jadi panjang begini sih. 

HEART AND SEOULTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang