Satu

1.2K 94 11
                                    

Menyimpan Rasa

Kau ...
Diam-diam aku jatuh cinta kepadamu
'Ku ...
Bosan sudah 'ku menyimpan rasa kepadamu
Tapi tak mampu kuberkata di depanmu
Aku tak mudah mencintai tak mudah bilang cinta
Tapi mengapa kini denganmu aku jatuh cinta
Tuhan tolong dengarkanku beri aku dia
Tapi jika belum jodoh aku bisa apa
'Ku ...
Bosan sudah 'ku menyimpan rasa kepadamu
Tapi tak mampu kuberkata di depanmu
Aku tak mudah mencintai tak mudah bilang cinta
Tapi mengapa kini denganmu aku jatuh cinta
Tuhan tolong dengarkanku beri aku dia
Tapi jika belum jodoh aku bisa apa
Tak bisa kupaksakan dirimu
'Tuk jadi kekasihku bila tak jodohku
Aku tak mudah mencintai
Tapi mengapa denganmu aku jatuh cinta
Aku tak mudah mencintai tak mudah bilang cinta
Tapi mengapa kini denganmu aku jatuh cinta
Tuhan tolong dengarkanku beri aku dia
Tapi jika belum jodoh aku bisa apa

- Devano Danedra -

💛💛💛


"Mamaaaaaaaa," teriak seorang gadis yang kini tengah mengenakan piyama bergambar minions kesayangannya.

"Ga usah teriak-teriak Sa, gue denger kok," teriak wanita yang sebentar lagi umurnya menginjak angka kepala empat tapi kelakuannya masih seperti anak remaja seusianya, bahkan lebih update daripada dirinya. Dasar.

"Mama juga teriak itu," geramnya, sedangkan wanita itu hanya cengengesan.

"Kenapa lo,?" tanya Lisya, mama dari gadis cantik pemilik bola mata hitam pekat disertai tahi lalat di bagian samping bawah bibirnya yang membuatnya terlihat sempurna.

Gadis itu melipat keduanya tangannya di depan dada "harus banget ya mama ke Korea besok pagi?" tanya gadis itu dengan wajah ditekuk.

Lisya mengangguk semangat mendengar pertanyaan putri tunggalnya itu, "iya dong, kan mama ada urusan penting."

"Sepenting apa sih sampai mama mau ninggalin Sanin?" yaa gadis itu bernama Sanin, lebih tepatnya Saninsya Mahesa.

Siapa yang tidak mengenal Sanin?  satu sekolah kenal dengannya, jika ada orang yang tak mengenalnya mungkin saja orang itu berasal dari planet yang berbeda, lebay sekali. Bukan karena apa Sanin terkenal, pasalnya ia gadis tercantik yang ada di sekolahnya dan juga memiliki segudang prestasi di dunia musik dan tarik suara. Sering di sebut-sebut sebagai primadonanya SMA Angkasa.

"Pokoknya ini penting Sanin," Lisya mengusap kepala putrinya yang tingginya sudah melebihi dirinya.

"Urusan bisnis,?" tanya Sanin serius.

"Bukan," jawab Lisya dengan senyum miringnya.

"Terus apa?"

"Mama mau nonton konser Blackpink Sa!" ujar Lisya gamblang tanpa beban dengan mata berbinar. Andai saja bukan mamanya yang berdiri dihadapannya ini sudah di pastikan Sanin akan menerjangnya.

Sanin menjambak rambutnya frustasi mendengar rencana mamanya yang tiba-tiba ingin berangkat ke Korea besok pagi hanya untuk menonton girlband Kpop andalannya.

SaninTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang