Assalamualaikum 😊Haloo, aku update nih heheh, lama banget baru up lagi, maaf yaa:)
Semoga kalian suka sama cerita baru aku❣️
Udah siap belum buat komen di tiap paragraf?? Harus siap dong.
Jangan lupa vote juga biar aku lebih semangat nulisnya.
Eyoooo happy reading 😚
Salam dari aku Tatayulia 🖤
❣️
Gadis berambut panjang dengan bagian bawah bergelombang itu tengah menunggu di depan gerbang rumahnya, sambil sesekali bermain handphone agar rasa bosan tak menghantui dirinya. Ini masih sangat pagi, mungkin sebagian manusia kini masih menikmati mimpinya masing-masing.
Bayangkan saja ini masih pukul lima lewat tiga puluh menit dan Sanin sudah siap dengan seragam sekolahnya. Ini kali pertama Sanin berangkat sepagi ini dengan alasan tak ingin membuat Dewa terlalu lama menunggu.
"Ini gue udah cantik belom sih? Dewa suka ngga ya sama gue?" tanya Sanin pada dirinya sendiri sembari fokus menatap dirinya dari pantulan kaca handphonenya.
"Cantik, tapi Dewa ga suka sama lo!" Sanin tersentak kaget mendengar suara yang sudah tak asing lagi di telinganya. Entah seberapa jauh kesadarannya hilang hingga tak menyadari kedatangan Dewa yang kini tengah menatapnya datar, tanpa ekspresi apapun.
"Ngagetin aja!" Sanin memukul bahu Dewa pelan, sedang si korban hanya diam menatap Sanin dari ujung kaki hingga ujung kepala.
"Tumben cepat, biasanya jam segini lo masih molor!" ujar Dewa.
Sanin terkekeh menampilkan deretan gigi putihnya, "sengaja bangun cepet, biar Dewa ngga nunggu lama." Dewa hanya mengangguk sebagai respon.
"Cukup gue aja yang nunggu lo balas perasaan gue." Lanjut Sanin lirih, sedang Dewa tak menanggapi.
Sadewa Gibran Adipati, cowok berparas tampan dengan satu ginsul di bagian kiri yang mampu membuat seluruh siswi SMA angkasa terpekik histeris ketika melihatnya tersenyum. Matematika, fisika, kimia adalah temannya. Berbanding terbalik dengan Sanin yang malas belajar dan terus fokus ke musik. Umurnya masih muda tapi Dewa sudah memiliki tiga cabang distro di tiga kota besar. Pemegang predikat siswa terpintar di SMA Angkasa, sekaligus cowok paling di kenal walau dirinya tak banyak bicara. Sebagian manusia hanya tahu satu sisi dari Dewa, hanya orang-orang tertentu yang mengetahui sisi lain dari seorang Sadewa Gibran Adipati. Dewa itu misterius, ungkap Sanin.
"Bunda udah berangkat?" tanya Dewa tak ingin membahas ucapan Sanin barusan lebih jauh.
"Udah, Dewa jadi kan nemenin Sanin?" tanya Sanin dengan suara seperti anak kecil dan ekspresi yang menggemaskan.
Dewa tersenyum, mencubit pipi Sanin gemas, "Iya, Sa!"
Sanin memeluk Dewa erat saking bahagianya, hal seperti ini sudah tak jarang karena mereka berdua sudah bersahabat sejak umur lima tahun. Dewa membalas pelukan gadis itu seraya mengelus lembut rambut halus beraroma melon yang tak dia dapati dari gadis manapun.
"Sanin sayang Dewa!" ucap Sanin tulus tak melepas pelukannya.
Dewa paham betul maksud dari kata sayang yang Sanin ucapkan, Dewa sama sekali tak ingin membalas perasaan sahabatnya. Dewa tak ingin menyakiti perasaan siapapun terutama orang yang ia sayangi, "kita sahabatan, Sanin!" Dewa melepas pelukannya. kalimat itu lah yang sering Dewa lontarkan ketika Sanin menyatakan perasaannya. Saking seringnya Sanin pun sampai hafal kalimat itu.
Kenapa Dewa sama sekali tidak tertarik padanya, sedangkan diluar sana banyak sekali kaum Adam yang menginginkan dirinya?
Sanin sadar ini adalah salahnya yang jatuh cinta pada sahabatnya sendiri. Tapi ini soal hati, siapa yang bisa menyalahkannya? ia pun sama sekali tidak pernah meminta hatinya untuk jatuh kepada seseorang yang sama sekali atau bahkan tak akan pernah membalas perasaannya. Tidak ada seorang pun yang tahu kepada siapa hati akan jatuh. Karena jatuh cinta itu tidak direncanakan.
Rumit memang kalo masalah hati.
Gimana ceritanya? Suka ngga? Semoga sih suka hihi.
Sampe jumpa di part selanjutnya, dadahhhh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sanin
Teen Fiction"Sadewa Gibran Adipati," panggil Saninsya Mahesa. "Apa?" "Lo mau ga jadi pacar gue?" tanya Sanin gamblang. "Sampe mama lo debut jadi member Blackpink pun gue ngga bakal mau!!" tegas Dewa.