Prolog

25 1 0
                                    

***

"Kau menatap Rinjani tanpa berkedip, apa kau tertarik padanya?"

Neon tersenyum, Kaisar adalah orang yang paling mengerti bagaimana dirinya. Hal sekecil apapun, Kaisar pasti akan tau.

"Dia berbeda!" Ucap Neon menggambarkan sosok gadis yang sudah menarik perhatiannya itu.

"Ahhh di kelas XII ini kita sangat beruntung karna bisa masuk dikelas utama. Semua perempuannya cantik dan bertalenta!" Kaisar mengambil posisi duduk tepat disamping Neon.

Kaisar mendekatkan dirinya pada Neon lalu sedikit berbisik, "Kau benar, Rinjani berbeda. Dia lebih manis dibanding gadis lainnya."

Neon menatap Kaisar dengan malas, beginilah jika Kaisar tau tentang Neon. Dia pasti akan menggodanya dan memancing agar Neon sedikit lebih agresif.

"Heyy.. kalian meninggalkan kami rupanya!" Tiga cowok dengan wajah tampan di atas rata-rata itu menghampiri Neon dan Kaisar Masing-masing dari merekapun duduk di kursi yang kosong.

"Kau dari mana saja? Tadi aku sudah kekelas mu, tapi kau tidak ada." Ucap Kaisar pada Errol.

"Aku menjemput mereka!" Errol menunjuk Ravel dan Hoshi.

"Dan kami harus menunggu Ravel lebih dulu, karna dia dipanggil Bu Vironica!" Seru Hoshi.

Kaisar dan Neon menatap Ravel bersamaan. Vironica adalah guru BK, hanya murid-murid bermasalah yang bertemu dengan guru itu.

"Jangan berfikir aku membuat masalah. Guru BK bukan hanya untuk murid bermasalah, tapi juga untuk murid-murid berprestasi seperti aku!" Jelas Ravel dengan menatap tajam Kaisar dan Neon.

"Heyyy bisakah kau menjaga matamu. Kau sangat tidak sopan dengan senior mu bocah!" Ucap Kaisar sambil menjepit kepala Ravel dengan ketiaknya.

"Kak, kau jangan membuat ku malu!" Ravel mencoba melepaskan tangan Kaisar dari kepalanya.

"Ini akibatnya jika kau tidak sopan dengan senior mu!" Ucap Kaisar dengan penuh bangga.

Yang lain hanya tertawa melihat keduanya. Ravel adalah yang termuda di antara mereka berlima. Kaisar, Neon dan Errol sudah duduk dikelas XII. Namun mereka berbeda kelas, Kaisar dan Neon ada dikelas utama karna saat ujian kenaikan kelas nilai mereka mendekati sempurna. Sedangkan Errol berada dikelas XII biasa, karna Errol adalah siswa yang sering melanggar aturan. Kemudian Hoshi dan Ravel, keduanya sama-sama kelas XI. Namun, Ravel setahun lebih muda dari Hoshi. Ravel dan Hoshi juga berada dikelas XI utama.

Ravel memiliki sifat yang unik. Dia tidak banyak bicara, dan saat bicara panjang dia hanya akan membicarakan tentang kelebihannya. Ia sangat mudah marah, dan jika marah ia akan memalingkan wajahnya ke arah lain dan tidak akan menatap lawan bicaranya sampai orang yang membuatnya marah meminta maaf. Walaupun pendiam, tapi ia sangat jahil. Ia sering menyembunyikan barang-barang temannya dan akan ia kembalikan beberapa hari kemudian.

Hal yang paling membuat mereka geram adalah saat Ravel menunjukkan tatapannya. Bagi para wanita mungkin itu sangat mempesona, tapi bagi para teman-temannya itu sangat menjengkelkan.

"Dia mendapat dua keberuntungan hari ini!" Ucap Errol memberitahu yang lainnya mengenai Ravel.

"Sayangnya bukan aku yang terpilih. Jika aku, mungkin aku akan memanfaatkan kesempatan ini." Ujar Hoshi dengan nada menyesal.

"Apa yang kalian maksud?" Tanya Kaisar penasaran.

"Ahh aku lupa, belum ada yang tau kabar ini selain kami bertiga. Ravel terpilih untuk mewakili sekolah dalam olimpiade sains nasional. Itu adalah keberuntungan pertamanya. Mungkin dia akan semakin terkenal setelah ini karna olimpiade yang diikutinya adalah matematika. Kalian pasti tau, sepanjang sejarah di sekolah ini baru Ravel yang mencetak rekor sebagai laki-laki pertama yang mengikuti olimpiade di bidang itu!" Jelas Errol sambil merangkul Ravel.

RINJANITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang