Dua

20 0 0
                                    

***

Seperti biasanya, Rinjani dan Nitro selalu berangkat ke sekolah bersama. Keduanya terlihat sedang membicarakan sesuatu yang lucu karna Rinjani yang terus tertawa mendengarkan Nitro yang terus berbicara.

Kaisar tertawa melihat Neon yang sepertinya sedang dibakar api cemburu. Kaisar merangkul bahu Neon, "Jika kau cemburu, segeralah memilikinya. Dengan begitu tak akan ada yang mendekatinya." Ucapan Kaisar membuat Neon menatapnya tajam.

"Jika aku orang biasa mungkin sejak awal aku sudah melakukannya. Aku tidak ingin membuatnya terganggu." Ucap Neon yang kembali menatap Rinjani dan Nitro.

Neon terkejut saat Rinjani kini menatapnya. Tubuhnya tiba-tiba saja menegang, apalagi saat Rinjani menampilkan senyumnya hingga menampakkan sepasang lesung pipinya.

Melihat keadaan Neon sekarang, Kaisar hanya geleng-geleng kepala. Apa begini rasanya jatuh cinta? Dia tidak tahu, karna diapun belum pernah jatuh cinta. Untuk sekarang menari adalah cintanya.

Ting..

Neon langsung tersadar saat ponselnya berbunyi. Rinjani dan Nitro sudah tidak ada ditempatnya. Ahhh dia terlalu banyak berkhayal. Tidak mungkin seorang Rinjani tersenyum padanya seperti yang ia bayangkan.

From : 08**********

Datanglah ke ruang olahraga!

Neon mengerutkan dahinya saat mendapat pesan itu. Siapakah pengirimnya?

"Apa kau tau nomor ini?" Tanya Neon pada Kaisar.

Kaisar menatap ke arah ponsel Neon, kemudian tak lama ia menggeleng.

"Tidak. Coba saja save, kau lihat apa ada WhatsApp nya. Mungkin saja dia ada di grub kelas atau grub sekolah!"

Neon terdiam dan masih tetap memandangi ponselnya. Ia pun melakukan apa yang disarankan oleh Kaisar. 'Malaikat' itulah nama yang terlintas di otak Neon untuk nomor itu.

"Apa aku harus menemuinya?" Tanya Neon meminta saran Kaisar.

"Jika menurutmu penting datanglah, siapa tau ada sesuatu!" Ucap Kaisar, "Tapi lebih baik kau bersembunyi lebih dulu, siapa tau dia adalah fans mu dan mencoba menjebakmu. Lebih baik kau berhati-hati!" Saran Kaisar.

Neon tampak berfikir dan matanya fokus pada ponselnya.

"Dia satu kelas dengan kita!" Ucap Neon memperlihatkan ponselnya pada Kaisar.

"Apa photo profilenya?" Tanya Kaisar yang ikut penasaran.

"Tidak ada, hanya sebuah lukisan!" Ucap Neon.

"Coba ku lihat!" Kaisar mengambil ponsel Neon dan menatap profile WA nomor itu.

Kaisar mengerutkan dahinya, "Aku sepertinya pernah melihat lukisan ini!" Ucap Kaisar mencoba mengingat lukisan itu.

"Benarkah?" Tanya Neon, ia pun mengambil kembali ponselnya dan melihat lukisan itu, "Sepertinya aku tidak pernah melihatnya!" Ucap Neon yang merasa sangat asing dengan lukisan itu.

"Lupakan saja. Jika kau penasaran, temui saja dia!" Ucap Kaisar.

"Baiklah, aku akan pergi!" Ucap Neon lalu meninggalkan Kaisar.

Ciri khas seorang Neon, berjalan dengan gaya coolnya. Kedua tangannya ia masukkan ke saku, matanya menatap lurus kedepan, dan kedua telinganya ia sumbat dengan earphonenya. Dan seperti sebelum-sebelumnya, para perempuan pasti akan terpesona dengannya. Namun yang dilakukannya tetap seperti biasanya, tak perduli dan tak meliriknya sama sekali.

Neon menghentikan langkahnya saat melihat Aurora memasuki ruang olahraga. Aurora adalah siswi yang cukup populer di SMA ini, selain ia adalah anak kepala sekolah ia juga merupakan seorang model remaja yang tengah naik daun sekarang.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 11, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

RINJANITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang