.
.
.
Pagi harinya Zhian bangun dan segera memasak, setelah selesai masak dia pergi membangunkan Kein, terlihat Kein yang masih terbaring nyenyak di kasurnya. Zhian membuka tirai jendela membiarkan sinar matahari masuk. Kemudian dia mengguncangkan tubuh Kein untuk membangunkannya."Kein bangun! Ini sudah pagi," mendengar sebuah suara lembut membangunkannya, Kein pun membuka matanya dan melihat Zhian yang duduk di sampingnya.
"Ayo turun dan makan, lalu antar aku ke kantor!" Zhian segera pergi meninggalkan Kein, Kein segera membersihkan diri dan turun untuk makan.
Sesampainya di meja makan, Zhian tenyata sudah menyiapkan makanan untuknya, Kein duduk berhadapan dengan Zhian. Mereka pun menyantap makannya bersama, setelah selesai tanpa ada sepatah kata pun Zhian menyuruh pelayan untuk membereskan piring kotor dan mencucinya.
Kein terheran dia terus menatap Zhian. Zhian yang menyadari hal itu sedikit terganggu, pasalnya dia tak biasa ditatap seperti itu oleh laki-laki, apa lagi Kein kini suaminya, dia masih bingung harus bersikap seperti apa.
"Zhian kau tadi memasak makananya sendiri bukan? Kenapa? Bukankah sudah ada pelayan."
"Aku sedang ingin memasak."
"Zhian, apa kau mencintaiku?" Zhian tersentak kemudian menatap Kein. Begitu pun Li yang tak sengaja mendengarnya saat lewat di depan ruang makan.
"Entahlah, tapi walau bagaimana pun aku adalah istrimu," Zhian pergi meninggalkan Kein. Sementara Kein kini hanya diam sembari berpikir.
'Hm, Zhian apa kau benar-benar tidak mencintaiku? Apa kita benar-benar akan menjalani pernikahan kontak ini?' Kein sedikit kecewa memikirkan hal barusan, dia kemudian pergi ke kamar istrinya.
Terlihat Zhian yang sedang menyisir rambutnya yang panjangnya setengah pinggang. Kein mendekatinya dan berdiri di belakangnya, Zhian mengetahui kedatangan Kein lewat cermin di depannya.
"Zhian, ayo kita lari pagi!" Zhian menaikan alisnya, kemudian berbalik.
"Kenapa kau mengajakku? Pria cuek sepertimu apa bisa di ajak lari bersama? Aku tidak mau saat lari suasananya malah jadi sangat angker. Tapi kalau dipikir-pikir dari kemarin kau terlihat biasa saja,tidak terlalu cuek dan tidak terlalu ramah." Kein tersenyum mendengar balasan dari istrinya, kemudian dia memegangi bahu istrinya dan menatapnya.
"Aku janji tidak akan ada suasana angker," Zhian melepaskan tangan suaminya dan berjalan ke arah lemari.
"Ya ya baiklah, sekarang cepat keluar!" Kein pun keluar dan mengganti bajunya. Dia tidak mau menyia-nyiakan idenya untuk mengajak Zhian keluar hari ini gagal karena dia lambat.
“Dia itu kenapa? Kenapa terlihat ramah dan hangat? Apa dia mencintaiku? Kyaaaa!!! Apa-apaan kau ini Zhian! Sudah sebaiknya cepat bersiap!”
Setelah siap Kein dan Zhian pun berangkat, terlihat Kein memakai jaket hijau, celana training, dan sepatu. Zhian sendiri memakai jaket biru, celana training, dan sepatu, dengan rambutnya yang di ikat.
"Zhian, di depan ada taman bagaimana kalau kita lomba?" Zhian menatap Kein lalu melihat ke depan.
"Baik, yang kalah harus membelikan minuman, bagaimana?" Kein dan Zhian berhenti dan bersalaman pertanda deal.
"Oke kapan kita mulai?" Kein sudah terlihat siap, mendengar pertanyaan dari suaminya, bukannya menjawab Zhian malah berlari duluan sambil berteriak.
"SEKARANG!!"
"APA?! Hei kau curang!" Kein segera menyusul Zhian yang sudah cukup jauh darinya.
"Hehehe, rasakan, tumben sekali dia ramah, dia tampan sekali saat tersenyum," Zhian terlihat membayangkan sesuatu dalam pikirannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY HUSBAND IS PROGRAMER
RomanceZhian adalah seorang penulis muda yang sukses, tapi kehidupannya kini, tak seindah kesuksesannya. Semua berubah saat hadirnya seorang pria bernama Kein yang menjadi suaminya. Pria cuek yang sangat menyebalkan, tetapi siapa sangka kalau dia tenyata s...