"Selamat pagi, Rexha." Sapa Aurelia yang merupakan teman kerjanya.
"Selamat pagi. Apa pak Andara sudah datang?" Tanya Rexha memastikan. Karena dia sadar diri akan keterlambatannya.
"Seharusnya sih sudah, tapi ntah lah...."
"Sedang apa kalian?"
Sontak dua gadis ini terlonjak kaget mendengar suara menyeramkan ada di belakangnya. Aurelia yang sadar akan tempat yang tak seharusnya ia isi. Bergegas pergi tanpa mengucapkan sepatah katapun pada Rexha yang masih diam dalam keterkejutannya.
"iituu... eee... selamat pagi, pak." Ucap Rexha kaku sambil melirik Aurelia yang sudah lari terbirit-birit.
"07.15." Rexha menelan ludahnya dengan susah payah. "Berapa kali kamu sudah terlambat seperti ini?" Sambung Andara.
"Maafkan saya pak. Saya tidak akan mengulanginya lagi." Ucap Rexha sambil menundukkan kepalanya. "Apa bapak mau kopi?"
Andara berlalu. Helaan nafas lega terdengar sesaat setelah moment tegang itu selesai. Rexha kembali merapikan baju dan juga mengepal rambut pirangnya ke atas. "Selamat bekerja, sayang." Satu kalimat yang rupanya bisa membuat Rexha bersemu merah dengan alami. Ia menganggukan kepalanya sambil mengetikkan sesuatu di ponselnya. "Aku mencintaimu."
Tangan cantik yang selalu bisa membuat tenang hati Rush saat menggenggamnya. Kini nampak cekatan menata setiap susunan roti yang berada di depannya. Sebagai penjaga toko roti sekelas Mc.Berry Bell. Rexha sadar bagaimana pentingnya kebersihan dan juga keindahan yang harus diterapkan disetiap sudut tokonya.
Suara lonceng yang menandakan ada pelanggan masuk. Mengalihkan perhatiannya untuk menyapa pelanggan pertama yang masuk ke dalam tokonya. "Selamat datang di Mc, Berry Bell." Sapaan hangat yang selalu dia tujukan untuk para pembeli yang datang.
"Ada yang bisa saya bantu?" Tanya Rexha mendekati pelanggannya. Saat ia rasa orang itu hanya berdiri melihat sekeliling tanpa melangkahkan kakinya.
"Strawberry cheese cake."
"Sebentar." Sambung Rexha sambil meninggalkan pelanggannya seorang diri. Tak berapa lama. Ia datang sambil membawa dua ukuran kue berbeda di nampan. "Kami mempunyai 2 ukuran berbeda dalam setiap variant. Bapak bisa pilih salah satu." Rexha menjelaskan dengan ramah.
"Bugkus keduanya. Saya akan ambil semua."
"Em, baik pak."
Kotak berwarna biru dan juga pita pink yang menghiasi sudah siap untuk diberikan pada pelanggan pertamanya. Namun, saat ia sudah berada di depan. Laki-laki tersebut sudah menghilang. Aurelia pun menunjukkan wajah takutnya pada Rexha.
"Asli, sumpah. Tuh orang misterius banget. Tau nggak sih dia cuma ngasih kertas ini. Dan pergi gitu aja setelah membayar. Rexha, harusnya lo tahu gimana mimic wajah bapak-bapak tadi."
"Kertas apa maksud lo?" Tanya Rexha yang mulai penasaran.
"Ini."
Gulungan kertas kecil berwarna coklat itu. Kini sudah terbuka yang membuat mata Rexha menatap dengan geram. "Cuma ini?"
"Heem."
"Aurelia!!" bentak Rexha yang membuat Aurelia terhenyak. "Berhenti buat gue takut kayak gini. Bisa nggak sih jangan bikin gue ketakutan."
Mata sipit Aurelia memandang takut pada Rexha yang saat ini mencoba meredam amarahnya. "Kan gue nggak ngapa-ngapain."
"Lain kali kalau lo nerima pelanggan kayak gitu lagi. Please, jangan bikin suasana makin mencekam. Lagian bapak itu ngasih kertas. Karena dia mau ngasih tahu kita buat ngirim kue ini ke anaknya secara rahasia. Lo tuh ya!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Rexha n' Rush
RomanceCinta? adalah hal istimewa yang tak semua orang memilikinya. kesempurnaan dan juga kebahagiaan yang Rexha rasakan. bersyukur karena Rexha memiliki Rush yang selalu ada di sampingnya. tentang cinta dan kebahagiaan ia dapatkan selama ini. Ia tahu, tid...