"Seok Jin-ah! Tolong dengarkan aku dulu!" seru seorang perempuan yang sedari tadi berusaha menahan air matanya.Laki-laki yang bernama Seok Jin pun kemudian diam. Ia menoleh ke belakang, menatap Jisoo tajam. Tak lama, Seok Jin kembali mendekati kekasihnya itu.
"Aku sudah tahu semuanya, Jisoo! Apa yang harus aku dengarkan lagi? Itu sudah terbukti jelas, bahwa kau—"
"KIM SEOK JIN! DENGARKAN AKU DULU!" Nada bicara Jisoo tiba-tiba meninggi, membuat Seok Jin langsung mengepalkan tangannya keras. "Kau ... hanya salah paham," lirih Jisoo seraya menatap Seok Jin sendu.
"Salah paham?" tanya Seok Jin. Laki-laki itu menghela napas seraya memalingkan wajahnya. Tanpa sepatah kata, Seok Jin langsung pergi dari hadapan Jisoo.
Jisoo tidak tinggal diam, ia mengejar Seok Jin seraya memanggil namanya. Namun, laki-laki itu tetap berjalan tanpa menghiraukan Jisoo, hingga ketika langkahnya terhenti saat ia menyadari bahwa suara Jisoo tidak lagi terdengar di telinganya dan orang-orang berlarian berlawanan arah menuju ke belakangnya.
Seok Jin langsung membalikkan badannya, maniknya menangkap orang-orang yang sedang berkerumun. Dengan cepat, Seok Jin langsung menghampiri kerumunan itu dan menyelanya.
Seok Jin terdiam lemas, hatinya merasakan rasa sakit yang amat hebat, air matanya pun mulai keluar dari pelupuknya. Maniknya masih menatap lekat seorang perempuan yang tergeletak di atas aspal jalanan dengan darah yang mengalir dari kepalanya.
"JISOO!"
Mata Seok Jin tiba-tiba terbuka saat kejadian itu selalu hadir dalam mimpinya. Deru napasnya tak keruan, keringat dingin pun terus mengalir dari dahinya. Seok Jin terbangun dari tidurnya, ia langsung mengambil obat yang ada di atas nakas, kemudian meminumnya.
Seok Jin memejamkan matanya seraya menarik dan menghembuskan napas, berusaha menenangkan dirinya. Matanya perlahan kembali terbuka dan menatap kosong segelas air mineral yang masih dipegang. Tatapannya pun beralih ke sebuah foto yang juga berada di atas nakasnya.
Seok Jin tersenyum getir seraya menatap foto itu. "Mianhe," lirih Seok Jin.
Tiba-tiba ponsel Seok Jin berbunyi, menandakan panggilan masuk. Dengan cepat, Seok Jin menyimpan gelas tersebut dan beralih mengambil ponselnya.
Seok Jin menatap layar ponselnya yang memperlihatkan tulisan Jungkook di sana. Kemudian Seok Jin pun mulai menjawab panggilan dari adiknya tersebut.
"Ada ap—"
"Hyung! Cepatlah ke bawah sini! Pakai baju terbaikmu dan bawa sesuatu yang kau perlukan."
"Kena—"
"Mesin waktuku sudah jadi, cepatlah ke sini, sekarang juga!"
Seok Jin dibuat mematung dengan kalimat terakhir Jungkook itu. Mesin waktu? Sudah jadi? Seketika Seok Jin langsung bangkit dari duduknya, bergegas untuk mempersiapkan dirinya. Setelah itu, laki-laki tersebut mengambil kalung, sebagai sesuatu yang diperlukan saat dirinya kembali ke masa lalu.
🌹🌹🌹
"Jungkook-ah," panggil Seok Jin.
Laki-laki yang terlihat sibuk dengan alat-alat canggihnya itu langsung menolehkan pandangannya ke belakang.
"Hyung! Kemarilah," seru Jungkook seraya mengibaskan tangannya, menyuruh Seok Jin untuk mendekatinya.
Setelah Seok Jin mendekati Jungkook, laki-laki itu mengambil jam tangan dan dipakaikannya ke tangan kiri Seok Jin.
"Jam tangan ini hanya sebagai pengingat waktu saja." Jungkook menatap lekat Seok Jin. "Mesin waktuku hanya bisa dipakai selama sepuluh jam. Oleh karena itu gunakan dengan baik, ya."
"Untuk kembali ke masa sekarang, kau tinggal tekan layar jam tangannya saja." Jungkook menepuk pundak kakaknya tersebut. "Ya sudah, Hyung masuk saja ke sana," suruh Jungkook seraya menunjuk benda berbentuk balok dengan tinggi kurang lebih tiga meter.
Seok Jin pun langsung melangkahkan kakinya menuju benda tersebut. "Oh, iya. Hyung! Jam tangan itu akan berbunyi saat kau sudah berada di masa lalu," jelas Jungkook.
"Dan akan berbunyi lagi, saat waktu mu tinggal tiga puluh menit," lanjut Jungkook. "Kalo kau sampai telat sedetik pun ... kau tidak akan bisa kembali ke masa sekarang. Mengerti?"
Seok Jin mengangguk paham mendengar penjelasan dari adiknya. Dirinya harus menggunakan waktu itu sebaik mungkin.
"Pejamkan matamu," kata Jungkook. "Kau mau kembali ke masa yang mana?"
Seok Jin menghela napasnya terlebih dahulu. "Seoul, musim semi ... tanggal 12 Mei 2020," ucap Seok Jin yakin.
Jungkook mengangguk satu kali, tapi pasti. Kemudian laki-laki itu pun mengetik apa yang dibilang Seok Jin. Setelah pintu tertutup, Jungkook pun mulai menekan tulisan 'START'
Bunyi bising dan cahaya putih yang terang pun mulai keluar dari mesin buatan Jungkook tersebut. Laki-laki itu hanya bisa menatap mesinnya dengan senyuman tulus yang terukir di wajahnya.
Semoga berhasil, Hyung.
🌹🌹🌹
KAMU SEDANG MEMBACA
Back to Spring || Short Story ✔️
Short StorySetelah kepergian kekasihnya, Seok Jin mengalami mimpi buruk yang selalu datang dalam tidurnya. Trauma akan masa lalu membuat dirinya bergantung pada obat penenang. Hingga suatu saat, sang adik berhasil membuat benda yang dapat membawanya ke masa l...