THANKS

42 8 0
                                    

Seok Jin membuka matanya perlahan, dirinya langsung terbangun dari tidur

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Seok Jin membuka matanya perlahan, dirinya langsung terbangun dari tidur. Tangannya terjulur mengambil obat yang selalu ada di atas nakas. Namun, ia sama sekali tidak menemukan obat itu.

Seok Jin menyeritkan dahinya, mungkin saja obat itu ada di lemari khusus obat yang ada di dapurnya. Laki-laki itu pun pergi ke dapur untuk mengeceknya.

"Selamat pagi, Hyung," sapa Jungkook yang baru saja tiba di dapur.

"Pagi."

Jungkook menatap heran kakaknya itu seraya meminum tehnya. "Kau sedang mencari apa, Hyung?"

"Obat," jawab Seok Jin. "Kau melihat obatku, tidak?"

"Obat?" tanya balik Jungkook. "Kau sedang sakit?"

Seok Jin menggeleng. "Tidak, bukannya kau tahu jika aku mengkonsumsi obat penenang?"

Jungkook menyeritkan dahinya. "Apakah kau gila, Hyung?" canda Jungkook.

"Sudahlah! Jangan mengada-ngada, nikmati harimu ini," pungkas Jungkook kemudian pergi meninggalkan Seok Jin dengan senyuman yang mengembang di wajahnya. Kau berhasil, Hyung.

Seok Jin hanya diam seraya menatap kosong adiknya. Apa semuanya sudah berubah?

🌹🌹🌹

Di hari yang cerah ini, Seok Jin berada di toko kue langganannya untuk mengambil pesanan.

"Seok Jin-ah? Kim Seok Jin?"

Suara perempuan membuat Seok Jin diam mematung, hatinya tiba-tiba berdegup kencang karena dirinya tahu betul suara itu. Perlahan Seok Jin membalikkan badannya dan menatap orang yang tadi memanggilnya.

Perempuan itu tersenyum. "Apa kabar?" tanyanya.

Bukannya menjawab, Seok Jin malahan melirik kalung yang dipakai perempuan tersebut

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bukannya menjawab, Seok Jin malahan melirik kalung yang dipakai perempuan tersebut. Laki-laki itu kemudian mengoreh saku jasnya. Kosong. Tidak ada apa-apa.

"Seok Jin-ah?" ucap Jisoo seraya melambaikan tangannya.

Seok Jin terbuyar dari lamunannya, ia langsung mengerjap-ngerjapkan matanya dan menatap Jisoo seraya tersenyum. "Baik, kamu gimana?"

"Baik," jawab Jisoo. "Kamu sedang apa di sini?"

"Mengambil pesanan," jawab Seok Jin. "Kamu?"

"Sama," jawab Jisoo halus. "Sudah lama, ya, kita tidak bertemu ... dan bertemu lagi saat—"

"Eomma!" Suara anak kecil berusia lima tahun membuat keduanya menoleh ke arah sumber suara. "Jiri-ya!" panggil Jisoo. Anak laki-laki itu pun menghampiri Jisoo dengan seorang pria di belakangnya.

"Eomma, sudah selesai?" tanya Jiri.

"Sudah," jawab Jisoo seraya membelai surai hitam milik anaknya.

"Oh, iya, Seok Jin, ini anakku dan di sebelahnya ... dia suamiku," jelas Jisoo kemudian tersenyum.

Seok Jin menatap pria tersebut, kemudian tersenyum dan memberi salam.

"Ya sudah, aku duluan, ya! Jaga dirimu baik-baik," pungkas Jisoo kemudian pergi dari hadapan Seok Jin.

Seok Jin menatap punggung Jisoo yang lama-kelamaan menghilang dari hadapannya. Akhirnya ... semua sudah berubah.

Seok Jin berterima kasih kepada dirinya yang muda itu, berkatnya kenangan selama enam belas tahun lalu bersama Jisoo maupun segala tentangnya, sudah tidak ada lagi di dalam benaknya, lebih tepatnya tidak pernah terjadi.

Terkecuali, ada sebuah kenangan yang masih membekas di dalam benaknya ... yaitu saat Seok Jin memutuskan hubungan dengan Jisoo di taman, ketika anniversary kedua tahun mereka.

Seok Jin masih menatap lurus ke depan dengan mata yang berkaca-kaca penuh haru.

Gomawo, Kim Seok Jin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Gomawo, Kim Seok Jin.


🌹🌹🌹

End.

Back to Spring || Short Story ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang