Seungri benar-benar gusar ketika barang yang paling berharga miliknya hilang. Ia sudah menjaganya dengan baik selama ini. Seungri mengusak rambutnya kasar. Dimana dirinya harus mencari kalung miliknya. Bahkan kamar asramanya sudah ia bongkar namun tidak ia temukan.
Seungri mendudukan tubuhnya lesuh. Menundudukan kepalanya dalam. Ia rela kehilangan apa saja miliknya, asal jangan kalung tersebut.
------
Entah sudah berapa banyak kaleng bir yang di minum oleh Jiyong. Ia hanya ingin menenangkan pikirannya saja saat ini. Akhir-akhir ini dirinya sangat tertekan.
Jiyong menatap sendu kearah langit malam. Ia lelah. Ia membutuhkan sandaran. Tetapi orang yang harusnya menjadi tempat sandarannya tidak bisa dia andalkan.
Jiyong memainkan kaleng bir tangannya. Memperhatikan pergerakan kaleng tersebut.
"Jika kau tersiksa dengan Sandara kenapa kau tidak memutuskannya saja?" Tanya Yongbae yang saat ini menemani Jiyong di atap asrama.
"Kau tahu alasanku kenapa tidak bisa memutuskannya" Jiyong menoleh sekilas kearah Yongbae.
Jiyong hanya menghela nafas. Yongbae memeluk lututnya dan memandang lurus ke depan.
"Tapi kau tersiksa dengannya. Kau menyiksa dirimu sendiri. Aku yakin Sandara akan baik-baik saja" ucap Yongbae.
"Andai semua semudah membalikkan telapak tangan" lirih Jiyong sebelum menegak habis kaleng bir terakhirnya.
Yongbae memperhatikan Jiyong. Ia cukup mengenal bagaimana kehidupan Jiyong. Anak itu tidak pernah memperdulikan dirinya sendiri. Ia lebih mementingkan orang lain.
-------
Seungri terbangun dengan wajah yang kusut dan lelah. Padangan mengedar keseliling kamarnya yang seperti kapal pecah. Seungri beranjak dari ranjang dan berjalan ke kamar mandi. Ia akan merapikan kamarnya nanti ketika pulang sekolah.
Seungri keluar dari kamarnya dengan seragam rapi. Secara bersamaan Jiyong pun keluar dari kamarnya. Keduanya tanpa sengaja saling beradu pandang beberapa detik.
Jiyong menatap punggung kepergian Seungri. Entah kenapa ia tidak merasa asing ketika melihat tatapan mata itu. Ia seperti pernah melihat tatapan mata tersebut. Apa hanya perasaannya saja?
------
Seungri mendudukan dirinya di kursi kelas. Ia tidak minat masuk kelas sebenarnya. Ia masih memikirkan kalungnya yang hilang. Bahkan tidurnya tidak nyenyak sama sekali. Seungri memandang kearah luar jendela. Hari ini cuaca cerah. Tapi tidak seperti susana hatinya yang buruk.
Dering ponsel menyadarkan Seungri dari dunianya. Seungri merogoh saku celananya. Tertera nama sang ayah disana. Seungri memasukkan kembali ponselnya ke saku. Mengabaikan panggilan tersebut.
--------
Jiyong baru saja hendak memasuki kelasnya namun lengannya tertahan oleh seseorang. Sontak saja Jiyong menolehkan kepalanya siapa yang menahan langkahnya.
"Ada ada denganmu?"tanya orang yang sudah menahannya.
Jiyong tidak menjawab.
"Aku bertanya Kwon Jiyong" Sandara menaikan intonasi suaranya.
"Kembali ke kelasmu. Sebentar lagi bel masuk berbunyi" Ucap Jiyong. Tangan melepaskan tangan Sandara dari lengannya.
"Kau belum menjawab pertanyaan ku" Sandara kembali menahan langkah Jiyong.
Jiyong berusaha menahan emosinya. Ia tidak ingin membuat keributan pagi-pagi.
"Kembali kelas mu" ucap Jiyong pelan sebelum memasuki kelasnya namun langkahnya terhenti karena teriakan kekasihnya.
![](https://img.wattpad.com/cover/209125534-288-k822363.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
TRUE LOVE (Slow Update)
عشوائيCinta yang sesungguhnya adalah sebuah perasaan yang selalu membuat mu bahagia Cinta tidak pernah membuat kesakitan Karena cinta adalah perasaan yang murni Ketika kau mendapat kan cinta yang tepat jaga dan jangan lepaskan