Tidak adakah yang bisa mengerti dirinya. Tidak adakah orang yang bisa memahami dirinya. Dirinya lelah. Dirinya butuh istirahat. Dirinya butuh tempat bersandar. Ingin rasanya dirinya memejamkan kedua matanya dan berharap, dirinya tidak akan membuka kedua matanya kembali. Agar dirinya bisa mendapatkan ketenangan. Ia ingin pergi kemana saja. Pergi sejauh manapun. Asal dirinya bisa hidup dengan jati sendiri.
Jiyong menetap lelah kearah langit malam. Terkekeh mentertawakan dirinya. Takdir tidak pernah berpihak padanya. Hidup penuh dengan kepalsuan.
Jiyong dengan jalan sedikit sempoyongan kembali ke asrama. Jiyong memasuki lift yang akan membawang ke lantai kamar asramanya berada. Jiyong menyenderkan kepalanya di dinding lift.
Lift berhenti tepat di lantai 6. Ketika pintu lift terbuka, Jiyong keluar dari lift dan berjalan kearah kamarnya.
Jiyong mencari-cari kunci kamarnya di saku, namun tidak ujung menemukan.
"Sial dimana kuncinya" kesal Jiyong.
Jiyong pun menyenderkan punggungnya di pintu. Tangan masih mencari-cari dimana dirinya menyimpan kuncinya.
Seungri keluar dari kamarnya. Melangkah begitu saja melewati Jiyong yang begitu saja. Kemudian dirinya memasuki lift.
Akhirnya Jiyong menemukan kuncinya. Ia pun langsung membuka pintu kamarnya. Tak lupa menutupnya kembali. Tangannya Menyalakan saklar. Kamarnya yang tadinya gelap, kini terang. Jiyong merebahkan tubuh lelahnya di ranjang. Menatap langit-langit kamarnya.
"Jiji Hyung" sebuah teriakan membuat Jiyong kecil membalikkan tubuhnya. Bibirnya menarik senyum ketika melihat bocah gembul menggemaskan berlari kearahnya.
"Jangan berlari Ri nanti kau jatuh" ucap Jiyong kepada bocah tersebut.
Bocah tersebut meresponnya dengan cengiran polos yang membuat Jiyong ikut tersenyum. Tangan Jiyong yang lebih besar, menggandeng tangan kecil bocah kecil kesayangan. Keduanya berjalan bersamaan.
"Riri mau ice cream?" Tawar Jiyong pada bocah yang dipanggilnya Riri.
Riri menganggukan kepalanyanya, "Riri mau rasa coklat Hyungie" jawab Riri.
Jiyong membawa langkahnya kearah minimarket. Lalu mengambil 2 ice cream stick dengan rasa berbeda. Setelahnya dia membayar di kasir.
"Apa dia adikmu?" Tanya sang kasir pada Jiyong yang sejak tadi memperhatikannya bagaimana tingkah menggemaskan bocah dengan baju panda.
"Iya nuna" jawab Jiyong
"Ini uang kembaliannya. Berikan ini pada adikmu. Kau juga mendapatkannya" ucap sang kasir memberikan kembalian dan memberikan 2 buah permen.
"Terima kasih" ucap Jiyong sambil sambil membungkukan tubuhnya.
Jiyong menghampiri Riri yang sejak tadi menunggunya di luar. Lalu keduanya pergi meninggalkan kan minimarket, sambil menikmati ice cream di tangan mereka.
"Hyungie" panggil bocah panda itu dengan tatapan polosnya. Jiyong mengarahkan pandangan kearah Riri.
"Hyungie tidak akan meninggalkan Riri kan?" Ucapnya.
Jiyong terdiam. Dia tidak bisa menjawab. Namun Jiyong berusaha memasang senyum. Karena dirinya tidak tahu apa yang akan terjadi hari esok. Bocah disampingnya terlalu polos untuk dilukai.
"Hyung tidak akan meninggalkan Riri. Jika suatu saat nanti kita berpisah. Hyung akan mencari Riri" ucap Jiyong yang tidak dimengerti oleh bocah di depannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
TRUE LOVE (Slow Update)
AcakCinta yang sesungguhnya adalah sebuah perasaan yang selalu membuat mu bahagia Cinta tidak pernah membuat kesakitan Karena cinta adalah perasaan yang murni Ketika kau mendapat kan cinta yang tepat jaga dan jangan lepaskan