Episode 1

16.2K 538 5
                                    

Taman terasa penuh karena ini weekend apalagi ditambah suasana kota Surabaya yg panas dan udara yg penuh polusi.

"Adek lempar bolanya kesini!" Ucap Jay kala menepuk tangannya untuk memandu adiknya.

"Bolanya belat kakak, adek nda kuat!" Joy dengan rengekannya karna bolanya berat.

"Yaudah ditendang aja, sini kakak tangkap!" Hibur Jay.

"Nih.."

Seketika bolanya menggelinding kearah seorang perempuan yang berjalan dengan girangnya dengan membawa sebuah kotak di tangannya. Sambil bernyanyi gadis itu tidak menyadari sebuah bola melaju kearahnya. Lalu tiba-tiba..

DUG!

"Aww.." ringisnya kala menahan sakit di pantatnya karna jatuh duduk.

Lalu ia berdiri dan memperbaiki tatanan kerudung serta bajunya, lalu ia menangis karena melihat kue ulang tahun yang ia bawa hancur berantakan di jalan. Gadis itu menatap sekitar dan melihat bola yang tadi menggelinding kearahnya. Diambilnya bola itu lalu mencari siapa pemilik bola warna kuning tersebut.

Tiba-tiba datanglah 2 anak laki laki dan perempuan, lalu berkata..

"Tante, itu bola Jay, boleh Jay minta? Joy ingin bermain dengan bola itu." Ucap Jay sambil menatap lawan bicaranya.

"Iya ante, Joy mau main sama kakak, mana bolanya ante!" Ucap Joy dengan sedikit meninggikan nada bicaranya karena tidak dituruti.

"Adek, gaboleh teriak sama orang yg lebih tua, ayo minta maaf, nanti dimarahin papa" Ucap Jay dengan nada lembut.

Gadis berjilbab itu menatap anak kembar tersebut dengan tatapan berbinar serta menahan gemas terlebih lagi anak perempuan itu mengerucutkan bibirnya sehingga pipinya menggembung dan berwarna merah tomat. Lalu ia tersadar..

"Ante, adek minta maaf!" Ucap Joy dengan mengadahkan tangannya guna menerima salam dari yang lebih tua.

"Gapapa sayang, tante juga ga lihat jalan tadi, ini tante kembalikan, mana papa dan mama kalian? Kalian sendirian?" Ucap gadis berjilbab itu dengan menatap sekelilingnya mencari keberadaan orang tua anak kembar itu.

"Papa lagi beli air putih sama es krim buat kita di toko sana" Ucap Jay sambil menunjuk toko yang ada di seberang jalan.

"Ante, kuenya kasihan ya?" Joy tiba-tiba berjongkok didepan kue yang sudah hancur.

"Gapapa, nanti tante beli lagi, sayang sih, tapikan sudah terjadi, yasudah ayo tante temenin kalian main sambil nunggu orang tua kalian."

Mereka bermain bersama dengan riang. Lalu di tempat lain..

Arsya POV

Aku mengajak kedua anak kembarku bermain di taman karena hari ini weekend, aku jarang sekali mempunyai waktu dengan kedua anakku karena urusan kantor yang sangat banyak menyita waktuku. Kedua anakku selalu bersama dengan nanny nya atau terkadang juga bersama omanya alias mamaku. Istriku meninggal 2 tahun yang lalu karena sakit kanker yang dideritanya selama 10 tahun, yang membuatku sedih adalah karena ia merahasiakan hal sebesar ini dariku maupun keluarganya. Menahan sakit sendirian tanpa aku ketahui, tiba-tiba pingsan dan sering sekali mimisan. Aku tidak ambil pusing karena jika aku tanyakan kepadanya, ia selalu menjawab "gapapa mas, ini kecapekan main aja tadi sama anak-anak."

Sekarang aku sedang ada di swalayan dekat taman, karena anak-anakku tadi mengeluh haus, salahku juga karena tidak membawa air minum, padahal aku membawa anak kecil. Aku sebenarnya khawatir, karena mereka kesini denganku tanpa nannynya sehingga mereka berdua pasti sendirian. Nannynya baru saja aku pecat karena selalu teledor dalam menjaga kedua anakku. Dia selalu sibuk bermain ponsel tanpa menghiraukan keberadaan kedua anakku.

Setelah membayar belanjaan di kasir aku cepat-cepat kembali, dan setelah tiba aku melihat kedua anakku bermain dengan gadis berjilbab biru tua di taman itu, aku putuskan untuk menghampirinya.

*Arsya POV end

"Papa.." teriak si kembar lalu memeluk kaki Arsya.

"Kalian sedang bermain dengan siapa?" Ucap Arsya kepada kedua anaknya.

"Eh, assalamualaikum pak, maaf tadi saya menemani mereka karena saya pikir mereka tidak ada yang menjaga mereka."

"Waalaikumussalam mbak, terimakasih karena mau menjaga kedua anak saya."

"Kakak sama adek belmain dengan tante cantik, tante cantik baik papa, tadi adek sama kakak ditemenin sama tante cantik." Dengan menampilkan senyumannya yang membuat siapapun gemas terhadapnya.

"Pa, tadi kita nggak sengaja bikin tante cantik jatuh waktu kita bermain bola, jadinya kue yang dibawa tante cantik jatuh dan rusak, kita ganti ya pa?" Ucap Jay dengan menundukan kepalanya karena takut papanya akan memarahinya.

"Benarkah? Ayo kita ganti kuenya." Ucap Arsya dengan menggandeng tangan kedua anaknya.

"Eh tidak usah repot-repot, tadi salah saya juga jalan tidak melihat sekitar." Sambil tersenyum kikuk karena sungkan.

"Ndapapa tante cantik, ayo adek beliin kue lasa stlobeli yang enak, mantul kalo kata papa." Ucap Joy dengan aksen cadelnya.

"Tidak apa mbak, mari saya ganti kuenya, maafkan kedua anak saya ya." Ucap Arsya sambil menggaruk belakang kepalanya yang tidak gatal.

"Iya ayo tante." Ucap Jay menggandeng tangan gadis berjilbab itu.

"Em.. panggil saja Clarisya, jangan panggil mbak." Ucap gadis tersebut.

"Adek boleh panggil bunda? Tante cantik kayak mamanya adek." Joy menyela.

"Adek, nda sopan sayang sama tantenya gitu." Arsya mengintruksi.

"Ndapapa sayang, panggil tante sesukamu, biar Joy senang, ya?" Ucap Clarisya karena tidak tega melihat Joy mengucapkan kalimat seperti itu.

"Kakak juga deh, bunda cantik hihi."

"Lo? Ndapapa mbak? Aduh anak saya emang ditinggal mamanya sudah lama."

"Ndapapa pak, lagian hanya panggilan kan?"

"Yeay, adek punya bunda, nanti temen-temen yang bilang adek ndapunya bunda biar kualat!"

"Gaboleh bilang gitu sayang, nanti ndapunya temen lo." Arsya mengingatkan.

"Adek emang ndapunya temenkan pah?" Ucap Jay.

"Loh? Anak bunda ndapunya temen di sekolah?, Mana temen anak bunda yang jahat, biar bunda marahin!" Ucap Clarisya tanpa sadar. Lalu menggigit lidahnya karena merasa omongannya ngelantur.

Arsya yang mendengarnya tiba-tiba hatinya menghangat dan tersenyum simpul. Lalu mereka berempat berjalan menuju mobil dan menuju toko kue. Setibanya..

"Ayo turun, sudah sampai."

"Pah, Joy mau kue juga ya yang lasa oleo sama stlobeli."

"Kakak juga ya?" Jay menyela.

Mereka turun, namun twins tiba-tiba menggandeng tangan Clarisya dan berjalan mendahului sang papa.

"Anak-anakku.." batin Arsya sambil tersenyum melihat anaknya yang nyaman dengan orang lain.

TBC

HALOO..
maapin yaa masih newbie.. hiks
Mohon dukungannya, maapin kalo banyak typo dan kalimat gajelasnya :"v

Makasihh
Assalamualaikum!

I Love U Mas!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang