➵𝙷𝚊𝚜𝚒𝚕?

29 4 0
                                    


"Oi, pagi!"

Sapa Daeho, menepuk punggung Hansung Kim yang terlihat setengah bernyawa itu di mejanya.

Di pagi hari yang cerah ini, entah kenapa Hansung dan Junghwa nampak sangat suram. Kantong hitam menghiasi bagian bawah mata mereka.

Ya, semalaman, kedua makhluk halus tersebut begadangan. Apa yang mereka lakukan? Tentu saja mereka berchat ria lewat layar hp hingga lupa waktu. Hal ini sudah sering terjadi di kota-kota besar-

Ring ding dong~ Dipersilahkan para siswa siswi duduk di tempatnya masing-masing. Lima menit sebelum pelaksaanaan doa pagi. Ring ding dong~

Seperti biasa, bel sekolah pun berbunyi. Yang membuatnya berbeda adalah kehadiran Junghwa dan Hansung yang datang tepat waktu; bahkan, mendahului Daeho. Kecuali untuk Myungjae yang merupakan anak teladan sehingga ia telah tiba disaat matahari masih setengah terbit.

Pak Ho pun masuk kedalam ruang kelas seperti biasanya. Karena hari ini adalah hari pelaksanaan tes jenis, maka Pak Ho segera mengadakan sedikit briefing mengenai tes tersebut dengan singkat, padat, dan jelas.

"Hei, bagaimana jika nanti kita ke kafe dekat sekolah untuk makan-makan?" Tanya Daeho dengan bersemangat ke arah teman-temannya.

Sudah hampir setengah jam kumpulan makhluk tersebut (Daeho, Myungjae, Junghwa dan Hansung) menunggu untuk disebutkan namanya oleh perwakilan sekolah namun tetap saja hasilnya nihil.

Bahkan, bisa sampai membuat bahan gibahan mereka habis.

"Memangnya kamu yang mentraktir kita?" Tanya Junghwa menaikkan salah satu alisnya ke arah Daeho.

"Enggak lah. Akukan gak ada uang. Yang traktir Hansung hehe. Ya~~~ Hansung~~~berbaik hatilah~~" respon Daeho dengan wajah bajingannya itu, merayu Hansung yang hanya menatapnya dengan dingin.

"Kang Myungjae, giliranmu," panggil Pak Ho dengan matanya yang menyusuri ruang kelas untuk mencari keberadaan Myungjae.

Myungjae pun dengan gugup menghela nafasnya, tersenyum ke arah gerombolannya dan pergi meninggalkan kelas untuk melaksanakan tes jenisnya.

Dengan antusias, Daeho pun mengodekan kata 'semangat!' ke arah Myungjae.

"Oh ya, Daeho, bisakah kamu membantu bapak mengambil beberapa berkas di ruang guru?" Perintah Pak Ho dengan tiba-tiba.

Daeho yang mager setengah mati hanya bisa pasrah dan beranjak dari zona nyamannya untuk ke ruang guru; Meniggalkan Junghwa dan Hansung sendirian.

"Jadi...menurutmu apa yang akan terjadi jika kamu adalah seorang Omega..?" Tanya Hansung dengan spontan ke arah Junghwa.

"Hm? Kenapa tiba-tiba? Well, apapun yang akan terjadi kita tetap menjadi teman, it doesn't matter. bukankah begitu?" Respon Junghwa yang terlihat kebingungan dengan tingkah Hansung.

Entah kenapa, sikap Hansung saat ini begitu tegang seakan ingin mengungkapkan sesuatu.

"Erm...apakah kamu akan mencari matemu? Jika kamu menjadi omega apakahakubisamenjadimatemu-" kata Hansung dengan cepat yang namun terpotong oleh Pak Ho yang memanggil nama Junghwa.

"Hah? Apa katamu? Kata-katamu terlalu cepat. Kamu mau menjadi seorang rapper?" Canda Junghwa sambil tertawa dengan lembut.

Ia pun segera keluar menuju pintu kelas yang kemudian berpapasan dengan Daeho yang baru saja kembali setelah memberikan berkas-berkas ke Pak Ho.

"Yo, goodluck!" Seru Daeho menepuk bahu Junghwa lalu berjalan kembali ke zona nyamannya.

Di satu sisi, nampak Hansung yang berwajah merah tomat sedang menutupi mukanya dengan tangannya sendiri.

𝙒𝙝𝙮 𝙮𝙤𝙪? || 𝙾𝚖𝚎𝚐𝚊𝚟𝚎𝚛𝚜𝚎◑Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang