"Duryeonim, waktunya sarapan. Tuan dan nyonya sudah menunggu anda di ruang makan"
Lelaki yang disebut tuan muda oleh si pelayan menggeliat kecil di balik selimutnya. Ia melenguh, lalu sedikit menggerutu karena tidurnya terusik. Sebenarnya lelaki itu masih sangat mengantuk, kemarin ia benar-benar terjaga lagi setelah tidur sedikitnya satu jam. Entah kenapa malam itu perasaannya tidak enak. Jadi ia kembali pada rutinitasnya, menatap langit malam yang penuh bintang. Setidaknya kegiatan itu bisa membuatnya merasa sedikit tenang dan mampu menepis rasa tidak nyaman di hatinya. Setelah itu ia mencoba lagi untuk tidur dan berhasil. Dan sekarang, ia masih ingin tidur untuk beberapa waktu lagi.
"Duryeoniiimm?!" Pelayan Oh jadi khawatir karena sang tuan muda tidak meresponnya.
"Uuuuhhh"
"Duryeonim! Anda baik-baik saja? Apa perlu ku panggilkan nyonya?"
Lelaki itu akhirnya bangkit, dengan cepat ia menggeser pintu, menampakkan muka bantalnya. "Sssstt... Jangan buat keributan dengan memanggil ibu! Nanti aku kena omel lagi, lagipula aku baik-baik saja", Seoho akhirnya berujar gemas. Jangan lupakan suara seraknya karena masih mengantuk.
"O-oh, ye duryeonim.. Tapi, apakah benar anda baik-baik saja? Kelihatannya anda seperti kurang tidur", ujar gadis pelayan itu tepat sasaran. Seoho menghela napas lelah, apakah sangat terlihat di wajahnya? Ia merasa akan kena omel ibunya lagi setelah ini.
"Aniyo! Ah, sudah lupakan! Katakan saja pada ibu setelah ini aku menyusul, aku mau beres-beres dulu", ujar lelaki itu sambil melipat kembali selimutnya.
"Baiklah, duryeonim.."
Pelayan Oh membungkuk singkat, baru saja akan pergi ketika sang tuan muda memanggilnya kembali, "Oh ya, Pelayan Oh.. Bagaimana dengan Yeonmi? Apa dia sudah bangun? Ehem, dia baik-baik saja kan?" Lelaki itu kembali berdiri di ambang pintu, bertanya dengan sedikit kikuk.
Si pelayan sontak mengerutkan dahinya, lalu tersenyum penuh arti, "Tentu saja nona baik-baik saja untuk saat ini. Duryeonim tidak perlu khawatir. Saya juga sudah membangunkannya tadi dan sekarang nona sedang bersiap untuk ikut sarapan.. Jadi, sebaiknya duryeonim juga cepat bersiap ya?" Nada bicara Pelayan Oh terdengar aneh. Membuat tuan mudanya ganti mengernyitkan dahi. Lelaki itu mengusap tengkuknya heran dengan sikap aneh Pelayan Oh tadi. Uhm, apakah pertanyaannya barusan membuat pelayan itu salah paham? Gawat.
Belum sempat Seoho menanggapi ucapannya, Pelayan Oh buru-buru membungkuk dan berlalu sambil terkikik geli. Jangan bilang si pelayan telah mengira Seoho menyukai Yeonmi karena pertanyaan dan sikap salah tingkahnya tadi saat menanyakan kondisi gadis itu? Lelaki bersurai hitam itu sontak mengacak rambutnya. Lagi-lagi menggerutu, menyalahkan kebodohannya yang telah membuat orang lain salah paham dengan tingkahnya.
"Ah, molla.. Aku pusing!", Seoho kembali menutup pintu.
***
Hening mengisi suasana ruang makan, tidak ada satupun yang berbicara selagi mereka menikmati sarapannya. Sang kepala keluarga menekankan pada istri dan anaknya untuk tidak bising saat makan. Jadi sudah menjadi hal yang wajar kalau pagi ini di ruang makan terasa hening, tanpa percakapan apapun. Yeonmi tampaknya biasa-biasa saja dengan keheningan ini, maklum karena dia juga sedikit pendiam.
"Aku sudah selesai! Aku pergi sekarang ya!", Seoho bangkit berdiri, membungkuk pada kedua orang tuanya. Lalu melangkah keluar dari ruang makan, hendak mengambil pedang yang ia letakkan di depan ruangan itu. Namun gerakannya mengambil pedang itu terhenti sejenak ketika Yeonmi berujar sedikit keras, membuatnya kembali menoleh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Moon Kingdom: The Lost Crown Prince [ONEUS•Seoho]
ActionBerawal dari takdir yang mempertemukannya dengan seorang gadis di hutan barat Moon Kingdom. Gadis itu adalah putri dari seorang kepala biro keamanan istana yang dituduh melakukan rencana kudeta terhadap Raja. Niat membantu membersihkan nama ayah gad...