7

138 18 19
                                    

Bulan benderang menyinari langit malam di Moon Kingdom. Binar cahaya keperakan yang terpancar memantul indah di permukaan air kolam yang tenang. Dan tepat di atas kolam, di sebuah jembatan yang menghubungkan paviliun putra mahkota dengan taman istana, berdiri seorang lelaki dengan jubah tidur berwarna putihnya. Memandang diam pada bayangan bulan yang terpantul di permukaan air kolam itu.

Malam semakin larut, namun tampaknya lelaki itu belum mau beranjak dari sana. Bahkan rasanya ia tidak ingin tidur saja. Ia tidak ingin jika terpejam nanti, mimpi buruk itu kembali menyergapnya. Sudah sejak lama ia selalu terbangun dengan mimpi buruk, mimpi yang selalu menghantuinya, membuat dirinya menyesal, marah, kesal, juga sedih. Perasaannya tak karuan, ia takut. Bukan karena mimpi itu, tapi karena ia takut tidak bisa mengendalikan dirinya. Emosinya bisa meluap begitu saja bila teringat masa lalu, melalui mimpi-mimpi itu.

Sehingga ia memutuskan berjalan-jalan di sekitar paviliunnya. Mengalihkan pikirannya agar tak kembali mengingat hal itu. Namun bukannya berhasil teralihkan, ia malah disuguhi pemandangan ini. Yang semakin mengingatkannya pada sosok itu. Sosok yang sangat ia benci, sekaligus ia sayangi. Ia jadi bingung dengan perasaannya sendiri. Ia yakin sangat membenci sosok itu hingga ingin melenyapkannya, tapi jauh di lubuk hatinya tersimpan perasaan lain, sebuah kasih sayang. Membuatnya sempat meragu saat itu. Ia menyesal, sungguh. Tapi semuanya sudah terlanjur. Sosok itu sudah pergi, menyisakan bayangnya yang melekat kuat dalam memori lelaki itu.

"Yang Mulia! Tidak baik berada di luar selarut ini. Udara malam tidak baik untuk kesehatan anda. Saya khawatir anda nanti kembali jatuh sakit. Jadi saya mohon dengan sangat, Yang Mulia, istirahatlah..." Seorang kasim menghampiri lelaki yang masih terdiam menatap pantulan bulan di permukaan air kolam dari atas jembatan itu. Membungkuk dalam, memohon tuannya agar kembali ke paviliun, beristirahat.

Lelaki itu terlihat menghela napas. Menoleh pada kasim yang selalu mendampinginya itu. "Katakan padaku, Kasim Han.. Apakah aku terlihat jahat, sehingga tidak pantas mendapat kebahagiaan? Apakah aku memang seburuk itu?", tanya lelaki itu.

Kasim Han terkesiap, "Ampuni saya, Yang Mulia. Anda tidak terlihat seperti itu. Anda pantas mendapat kebahagiaan. Tolong jangan berkata begitu, Yang Mulia.. Sungguh saya juga akan merasa buruk apabila anda tidak merasa bahagia. Apakah ada yang membebani anda? Saya akan membantu bila anda membutuhkan atau menginginkan sesuatu"

Lelaki itu kembali memandang ke arah kolam. Dilihatnya permukaan air yang tenang itu, tidak lagi menampakkan pantulan cahaya bulan, karena bulan yang belum sepenuhnya purnama itu menghilang di balik awan. Membuat langit malam kian gelap gulita. Begitupun suasana hati lelaki itu. Gelap, kelam, dan dingin. Seolah tidak ada setitik pun cahaya yang berhasil menyinarinya. Apakah ia sudah terlalu banyak membuat kesalahan di masa lalu hingga membuatnya tidak bahagia seperti sekarang ini? Ia tidak tenang, kenapa dadanya terasa sesak? Bukan sakit, entahlah apa yang dirasakannya kini.

"Aku merasa kosong," ujarnya  sambil menunjuk dadanya. "Lantas bagaimana caraku untuk bisa merasa bahagia? Bagaimana cara mengisi kekosongan di hatiku ini? Katakan padaku, Kasim Han! Bahkan orang-orang yang ku cintai serasa menjauh. Aku tidak bisa mendapat apapun kecuali posisi dan gelar yang dulu sangat kuperjuangkan hingga bersaing dengan saudaraku sendiri ini. Bukannya merasa bahagia, aku malah terus dihantui perasaan ini... Apa yang harus kulakukan, Kasim Han? Katakan!" Lelaki itu menatap nyalang pada Kasim Han. Ia tahu sikapnya ini pasti membuat Kasim Han bingung, juga menganggap dirinya adalah seseorang yang buruk, jahat, dan tempramental. Ia tidak peduli lagi, sekalian saja ia meluapkan emosinya. Setidaknya sekarang dadanya tidak lagi terasa menyesakkan.

"Anda sudah merasa lega, Yang Mulia?"

Ucapan Kasim Han yang tenang membuat ia mengerutkan dahi, sejenak tertegun mendengarnya.

Moon Kingdom: The Lost Crown Prince [ONEUS•Seoho]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang