9.

12 2 0
                                    

Pagi ini aku tak sengaja bertemu dengan Yuna. Kulihat keadaannya semakin membaik, tak serapuh sebelumnya. Senyum merekah di wajahnya ketika ia melihatku, tidak seperti sebelumnya. Membuatku terpana.

“Yuna, mau mengobrol sebentar?”

“Tentu.”

“Apa harimu berjalan dengan baik?”

“Tentu,” ucapnya sembari tersenyum.

“Syukurlah.”

“Terimakasih.”

“Untuk apa?”

Aku melihatnya sedang menatap sungai Han dengan raut bahagia, kemudia beralih menatapku.

“Setelah dipikir-pikir, hidup itu menyenangkan, beberapa hari ini aku lebih sering merenung apa makna bahagia itu.”

Aku menatapnya serius, Lantas, apa kau menemukannya?”

“Ya, aku menemukannya, dalam diriku sendiri,” ujarnya mantap.

“Hari yang buruk itu wajar, kita bisa membuat hari yang indah di lain waktu, begitupun dengan hati, aku merasa menjadi manusia yang paling tidak bahagia di dunia, padahal itu hanya dari pikiran sempitku, banyak yang lebih menderita dibandingku. Maka dari itu aku bersyukur.”

“Termasuk bertemu denganmu,” lanjutnya.

Kenopsia✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang