Prolog

28 10 6
                                    

Pengumuman

Cerita ini hanya fiksi belaka. Mohon maaf jika ada kesamaan atau kemiripan nama tokoh, karakter dan tempat kejadian.

Dilarang keras memplagiat cerita ini. Jika ada yang meniru atau menjiplak dimohon memberi info kepada penulis secara pribadi.

Terimakasih..

°°°

       “Ma, aku berangkat!!” Mina sudah menenteng ransel toscanya dan menggenggam erat tarikan pada koper silvernya.

       “Oh, sudah mau berangkat ya?” Sang ibu yang sedang memberi makan si bayi kucing yang sudah sejak tadi mengeong kelaparan pun menengok.

       “Eung!” Mina mengangguk. Setelah selesai memberi makan si anak kucing, Ahra yang berprofesi sebagai wanita karir itu mendekati sang putri yang siap berangkat ke bandara Soekarno-Hatta.

       “Hati-hati ya. Jangan tergoda dengan lelaki tampan disana.” Ahra merapikan jilbab Mina yang rupanya sedikit tersingkap.

       “Baiklah, Ma. Aku janji.” Mina mengangkat tangan kanannya yang sudah siap melakukan pinky promise.

       Ahra ikut mengangkat tangannya kemudian menautkan jari kelingkingnya pada kelingking sang anak, “yagseok.” Ucap keduanya lantas melepaskan tautannya.

       Setelah melepas kepergian sang anak, Ahra bergumam pelan, “Semoga kau bisa menjaga diri nak, Korea adalah negara yang penuh bahaya.”

---

       Setelah mobil taksi sudah sampai di bandara, Mina segera membayar dan turun. Tak lupa juga mengucap terimakasih kepada sang supir. Lantas melangkahkan kakinya menuju ke kursi tunggu sebelum mendapat instruksi menaiki pesawat.

       Sekitar sepuluh menit berjalan, Mina mulai bosan dan akhirnya memainkan ponselnya. Rupanya banyak sekali pesan dari teman-temannya yang mengucapkan doa untuk keselamatannya menuju Negri Gingseng Korea Selatan.

       5 menit berlalu, dan akhirnya sudah ada himbauan untuk segera menaiki pesawat. Oh iya, barang Mina sudah dimasukkan ya..

       Kedua orang tua, saudara, ataupun sahabatnya tak bisa datang mengantar karena ini bukanlah hari libur, mereka juga sibuk. Mina juga tidak memaksa mereka mengantar meski jauh di lubuk hatinya cukup kecewa.

       Kini Mina sudah masuk kedalam pesawat. Keluarganya memang keluarga yang punya, tapi bukan yang kayanya sejagat. Dia duduk di salah satu kursi, tapi bukan VIP, hanya yang biasa. Dia tak sekaya itu.

       Setelah melewati tujuh jam perjalanan mengudara, akhirnya pesawat pun mendarat di Bandara Internasional Incheon, Korea Selatan.

       Sekarang sudah jam 16.00 waktu Korea. Rupanya taksi yang di pesan Mina tadi sudah datang. Dia segera menuju apartemennya.

       Sesampainya dia apartemen, supir taksi tadi membantu Mina mengangkat barang menuju ruangannya. Awalnya Mina menolak, namun sang supir tetap kekeuh untuk membantu. Sekarang Mina jadi tak enak hati padanya kemudian mempersilahkannya meminum segelas teh sebelum pergi. Namun sang bapak supir malah menolak, karena hari sudah petang, anak dan istrinya pasti sudah menunggu dirumah.

       Mina mengantar bapak tadi sampai pintu kemudian menutupnya lagi.

       Omong-omong, alasan dia ke Korea  adalah untuk memotret beberapa objek disana. Ataupun sekadar melukis beberapa bangunan untuk bahannya masuk universitas seni di UI. Yang dia pilih adalah Korea karena di sini adalah tempat asal ibunya. Iya, ayahnya memang orang asal Indonesia, tapi ibunya dari Korea. Dari kecil, ibunya sering menceritakan keindahan beberapa tempat di Korea ataupun sekedar menceritakan budaya di sana. Mina tertarik, dan memiliki impian kelak bisa datang ke Korea. Dan itu terpenuhi sekarang.

       Mungkin hari ini dia tidak akan kemana-mana dulu, dia akan istirahat setelah lama duduk di pesawat membuat tubuhnya pegal.

       Walaupun dia gadis yang berhati lembut, namun Mina memiliki jiwa yang kuat. Dia tidak punya takut sepertinya, kecuali kepada sang pencipta. Dia bukannya terlalu angkuh, hanya saja dia orang yang tidak terlalu peduli sekitar. Padahal dia yakin jika berjalan-jalan di tanah Korea dia akan sangat mencolok karena jilbabnya. Tapi Mina hanya menganggap itu hanya sambil lalu, biarlah begitu. Meski orang membencinya, dia akan tetap muslim. Gadis muslim.

       Dari kecil ibunya juga mengajarkan kepadanya bahasa Korea, oleh karena itu sekarang dia sudah sangat fasih. Wajahnya juga dominan Korea-Indonesia. Orang Indonesia biasanya ingin mempunyai kulit putih bersih seperti orang Korea, dan Mina memilikinya dari sang ibu. Orang Korea biasanya menginginkan untuk punya garis mata, dan Mina memilikinya dari sang ayah. Perpaduan sempurna. Dia akan terlihat cantik di Indonesia maupun di Korea. Hidungnya juga mancung, bulu matanya lentik, tubuhnya cukup tinggi untuk ukuran wanita. Hampir sempurna memang. Tapi untungnya Mina bukan pribadi yang angkuh dan sombong, dia baik, manis, dan perhatian yang membuatnya punya banyak sekali teman dari penjuru dunia. Ya, dia memang sering ke luar negri mengikuti tour bisnis ayahnya  tapi kali ini dia ke Korea sendiri. Benar benar sendiri. Dia berharap dia tak akan kesepian nantinya, semoga.

❄❄❄

Hai, chinguya. Maaf banget buat yang non-muslim karena aku buat ff ini yang masuk ke karakter muslim gitu.

Dan untuk yang muslim, tetep baca terus cerita ini ya. Banyak pelajarannya loh. Semoga suka.

Sebelumnya aku mau nanya, dah pada dengerin Your Eyes Tell? Sumpah sedih banget, aku ampe nangis waktu denger lagu sambil baca artinya. Pokoknya sedih banget.

Bagi army, kalian harus stay terus ya. Jangan ninggalin BTS setelah apa yang mereka lakuin buat kita. Kerja keras mereka tuh, subhanallah banget.

Bentar lagi kan Jin wamil, kalian berdoa semoga lancar ya. Dan semoga kalian berkenan buat vote dan komen ya. Terimakasih teman-teman..

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 02, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Winter Bear Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang