Bagian 4

9 2 0
                                    

Tok tok tok!!!!

Siapa yang sudah ketuk pintu pagi-pagi begini, gumam Rinta. Ia baru saja selesai berdandan, dan bersiap untuk mengikuti rangkaian kegiatan yang akan dilaksanakan selama hari ini. Ia tak merasa kesulitan mengatur diri menyesuaikan jadwal kegiatannya. Ia adalah orang yang disiplin membagi waktu. Selama kompetisi, jadwal bangun tidurnya adalah pukul 05.00, pasti sulit bagi orang yang tak terbiasa. Sebagian besar kegiatan dimulai pukul 06.00.

"Wait," Rinta pikir barangkali Mitha yang ada dibalik pintu. Temannya yang berasal dari Medan menempati ruang kamar tepat disamping kamarnya. Tadi malam, dia sudah berjanji untuk menuju ke ruang pelatihan bersama.

"Maaf mengganggu,"

"Direktur?," Betapa terkejutnya Rinta setelah menyadari siapa orang yang kini berdiri dihadapannya.

"Nice to meet yaa,"

Ekspresi Rinta berubah sedikit sebal, ia masih sangat ingat dan merasa dendam tentang kejadian kemarin. Sementara itu, Kyle meyodorkan pita merah padanya.

"Kau menjatuhkannya waktu di halte itu," ujar Kyle.

"Ok. Thank you. Maaf, tapi aku sedang tidak ingin mengobrol dengan anda," Rinta menerima pita rambutnya lalu bergegas menutup pintunya kembali, ia sangat kesal. Namun, tiba-tiba tangan Kyle menahan pintunya.

"Tunggu!, Aku minta maaf. Maksudku, kuharap kau mau memaafkannya. Aku sama sekali tidak memiliki maksud apapun," sahut Kyle.

Rinta hanya mengangguk, berusaha menahan emosi yang tidak perlu.

"Oke! Terima kasih,"

Rinta sempat mendengus setelah menutup pintu, namun ia juga merasa lega dengan permintaan maaf itu. 'Direktur yang masih muda dan sangat dingin' ia masih ingat dengan perkataan Tn. Jhonney, ingin rasanya ia tertawa terpingkal-pingkal. Bagaimana bisa? Bukankah dia terlihat sedikit lucu? Pikirnya. Kini ia harus menata moodnya kembali.

-------

"Kira-kira berita apa yang sekarang sedang in di Singapore yeahh?," tanya Mitha.

Siang itu, Rinta dan Mitha menikmati makan siang mereka bersama dengan puluhan peserta kompetisi lainnya. Rinta bersyukur sekali, artinya selama dua minggu ini, ia tidak perlu repot memikirkan biaya makan, selain itu living hotel serta makanan ringan disetiap pertemuan juga ditanggung oleh panitia. Chaca benar-benar cerdas. Ia hanya perlu mengurusi hal-hal pribadi yang dibutuhkan olehnya. Hari ini, mereka mendapat tugas pertama untuk menulis artikel tentang apa saja yang sedang populer saat ini.

"Aku juga kurang tahu. Kupikir Singapore negara yang cukup sehat," Jawab Rinta kemudian ia menyeruput minuman juicenya.

"Kau terlalu fokus pada Kriminal, Rin. Kemungkinan topik yang semacam kekurangan tenaga kerja, sumber daya alam, bisa jadi menarik,"

Belum sempat Rinta menjawab, seorang pria berlari mendekati mereka. "Apa dari kalian ada yang mau meminjamkan kupon makan? tiba-tiba saja, aku kehilangan kupon makanku!,"

"Kuponnya kan sudah pas!," timpal Mitha.

Rinta meraba sakunya mengambil kupon makan siangnya. "Kau boleh pakai punyaku. Setelah ini, kau harus mencarinya lagi! Dengar, kau berhutang kupon makan padaku,"

"Oke!," pria yang dipanggil Rey membuat tanda 'O' dengan jarinya, mengedipkan mata sebentar lalu langsung pergi setelah mendapatkan kupon dari Rinta.

Love Really HurtTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang