_________________________________________________________________________________
DILARANG MELAKUKAN PLAGIARISME KARENA KISAH YANG TERTERA
ADALAH IDE ASLI DARI PENULIS.
jangan lupa vote, comment and add to your library^^
cerita ini adalah cerita pertama yang ditulis oleh crepespanila
jangan sungkan untuk memberi kritik dan saran!
TIME SIGNAL
bold font for flashback
standard font for now
italic font for foreign language
________________________________________________________________________________
"We suggest that you keep your seat belt fastened throughtout the flight. You will find the safety information in the card located in the seat pocket in front of you. We strongly suggest that you read it before take-off."
Seorang pramugari tiba-tiba berdiri di sebelahku. Ia menatap sabuk pengamanku yang belum terpasang padahal sebentar lagi pesawat ini akan take off.
"Oh yes. Im sorry. Thank you for reminding me." Ucapku tersenyum menatapnya sambal memakai sabuk pengaman.
"Its okay Miss Nara. It is my duty."
Aku termenung menatap hamparan langit luas melalui jendela pesawat. Sangat indah, pikirku. Lembaran kertas yang ku genggam mengingatkanku lagi dengan alasan mengapa aku duduk di bangku pesawat ini.
Semenjak lulus S1, aku berusaha mencari beasiswa untuk melanjutkan studi S2. Ayah selalu berpesan kepadaku bahwa salah satu ciri wanita yang baik adalah wanita yang cerdas. Wanita yang dapat menjadi rumah bagi orang terdekatnya. Karena pesan ayah itulah memberiku semangat untuk melanjutkan kuliah S2 ku.
Aku menyelesaikan kuliah S1 ku hanya 3,5 tahun. Terbilang cukup singkat untuk lulusan Teknik sepertiku. Mengingat ibu yang selalu berkata bahwa pada masa ia kuliah lulus 4 tahun saja sudah cukup bagus untuk jurusan ini.
"Ara, apakah kamu ingat pesan ayah?"
Ayah menatapku sambil menyesap kopi hitamnya.
"Iya ayah, ingat kok. Kebetulan dosen pembimbing Ara yang dulu memberikan beberapa rekomendasi universitas yang bagus kepadaku untuk melanjutkan S2."
Aku memilah beberapa berkas yang diberikan dosen pembimbingku tentang rekomendasi universitas yang akan kutuju nanti.
"Kamu tidak perlu mencari beasiswa, Ra. Ayah masih sanggup membiayai kamu hingga kamu menyelesaikan kuliahmu."
"Tidak perlu, Ayah. Ara ingin belajar mandiri. Aku tahu ayah mampu tetapi selagi masih ada yang gratis kenapa enggak. hehehe" Aku tertawa renyah.
"Baiklah, nanti jika kamu sudah memutuskan universitas tujuanmu segera beri tahu ayah dan ibu ya." Ayah menepuk kepalaku lembut sambil berjalan meninggalkan kamarku.
Banyak universitas bagus yang direkomendasikan dosenku tidak berada di Indonesia. Membuatku semakin bersemangat untuk menjelajah tempat-tempat baru.
Apakah ayah dan ibu mengizinkan?
Insyaallah mereka mengijinkan. Mereka mendukung akan keputusanku sepenuhnya. Mungkin karena pekerjaan mereka yang membuat pikiran mereka menjadi open minded akan tetapi tetap dengan batas-batas sebagai muslim.
Ayah adalah seorang Professor di sebuah universitas islam ternama di Indonesia. Sedangkan ibu adalah seorang konsultan yang mendirikan firmanya sendiri bersama teman-temanya.
Sebenarnya alasan lainku melanjutkan studi adalah karena lelaki itu.
Teman sekampusku yang juga cinta pertamaku.
Ia adalah seseorang yang mengajariku banyak hal. Dengan berada didekatnya saja mungkin kamu juga bisa jatuh cinta sepertiku.
Apakah ia tampan? Tidak. Fisik bukanlah tujuan utamaku karena aku juga tidak sempurna.
Cerdas? Ia sangat suka pelajaran menghitung. Dimana aku hampir selalu mendapat remedy setiap mata kuliah itu.
Humoris? Pastinya. Lelaki ini bisa selalu membuat ku tertawa. Dan menangis tentu saja.
Tapi lebih dari semua itu, ketaatannya kepada Allah lah yang membuatku menyukainya.
Abhizar. Nama lelaki itu.
Lelaki yang membuatku berharap kepada Allah hingga lupa bagaimana rasa sakit hati itu muncul.
Jangan menyangka aku adalah perempuan cantik, pintar dan kaya seperti di dalam novel romansa lainnya. Aku berbeda.
Nara, diriku yang menjadi tokoh kali ini adalah perempuan bertubuh besar yang setiap lewat dihadapan orang lain akan menjadi tontonan.
Aku sangat beryukur Allah menitipkan rezeki dan ilmunya kepada ku. Aku juga bersyukur Dia memberikan aku Kesehatan sampai detik ini.
Baiklah, selama 18 jam perjalananku menuju Swiss, akan ku ceritakan kisahku dengannya, Abizhar.

KAMU SEDANG MEMBACA
last breath
RomanceDari aku, Yang tak pernah bisa dibersamai dengan engkau. Ulang tahun kali ini, Aku hanya meminta satu selain dipanjangkan umur kepada tuhanku. Aku memintakan, agar engkau bahagia. Kita semua, orang yang aku kenal agar bahagia. Aku menyerahkan eng...