·Ditinggalkan dan Sendirian·

14 3 0
                                    

Bukankah terlalu pagi untuk bangun dan memulai hari?, Sekarang bahkan matahari belum terbit. Tapi Kim Taehyung dan Kim Jennie harus pergi dan memulai kembali.

Kegiatan yang dilakukan selama delapan tahun terakhir membuat keduanya terbiasa, walaupun kadang menyiksa tapi semua dilakukan untuk ibu nya.

Sosok yang selalu mendukung apapun pilihan mereka, selalu sabar dan menanggapi ucapan mereka. Sayang sekali, tujuh tahun yang lalu mereka kehilangan ibu nya.

"Oppa, nanti kalau sudah tiba aku ingin melihat matahari terbit. Pasti sangat indah"
Taehyung yang masih mengayuh sepeda kumuh nya, hanya tersenyum menanggapi adiknya.

"Iya, nanti kita lihat sama-sama" Jennie semakin mengeratkan pelukan nya pada pinggang sang kakak, menyalurkan rasa bahagianya.

"Andai saja, kita bisa melihat matahari terbit dengan ibu. Akan lebih indah lagi"
Pelukan nya mengendur, tangan nya bergetar. Dia begitu merindukan ibunya.

"Kau tau, aku selalu melindungi mu dari ayah. Jangan buat perjuangan ku sia-sia, hanya karena kau merindukan ibu. Dan ingin pergi dari dunia" Suara tegas menginterupsi telinga Jennie. Isakkan nya semakin terdengar, perasaannya kacau. Di satu sisi, dia sudah tidak tahan lagi. Tapi kakaknya juga membutuhkan nya.

"O-oppa, ayo pergi menemui ibu. Dia pasti merindukan kita, sudah satu bulan kita tidak kesana"

"Pulang nanti kita kesana"

Perjalanan yang cukup jauh di tempuh Taehyung dan Jennie dengan sesekali bergantian mengayuh sepeda.

Mereka tiba di tempat yang selalu di datangi setiap hari, untuk bekerja menggantikan ayahnya.

Ayahnya memang masih mampu bekerja, tapi itu dulu. Jauh sebelum ibu nya meninggal, ayah nya adalah sosok yang giat dalam usaha apapun. Tapi semua nya berubah saat ibu nya meninggal.

"Bibi Kim" Jennie berlari kecil menghampiri Bibi Kim, orang yang berperan penting dalam ekonomi keluarga nya. Pemilik kedai Roti kecil, tempat Taehyung dan Jennie bekerja.

"Jennie, lebih cepat dari biasanya" Bibi Kim mengulas senyum tulus, dan mengelus kepala Jennie.

"Mana, Oppa mu?"

"Oppa sedang bertemu dengan Paman Shin"

"Begitu— jadi ingin melihat matahari terbit bersama?" Setelah mendapat anggukan dari Jennie, Bibi Kim segera menarik pelan tangan Jennie menuju tempat dimana mereka dapat melihat matahari terbit.

•••

Taehyung's side

"Paman—bagaimana kabarnya?"

"Kau bertanya kabar ku, atau dia?" Kulihat paman Shin hanya terkekeh. Ia menepuk pelan pundak ku dan berkata—

"Aku baik-baik saja, dia juga" aku hanya mengangguk dan tersenyum saat pandangan ku tertuju pada Adikku. Dia tersenyum, bersandar pada pundak Bibi Kim dan melihat matahari terbit bersama.

Andai saja waktu itu aku tidak egois, andai aku bisa menahan nya untuk tidak pergi. Mungkin sekarang kita akan baik-baik saja.

Aku tersenyum miris, melihat kedekatan Jennie dan Bibi Kim. Seperti nya Jennie memang menemukan pengganti Ibu.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 07, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

STIGMATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang