Happy Reading
🍁
Flashback
Rasa bosan yang kian memuncak membuat Herin kabur dari ruang inapnya. Herin benar-benar bosan, satu hari dirumah sakit membuatnya merasa seperti bertahun-tahun dipenjara.
Tak ada hiburan yang akan membuatnya tertawa, setidaknya berdecak kagum oleh sesuatu yang tidak pernah ia lihat sebelumnya.
Bersama selang infus di lengan kirinya, Herin mendorong kursi roda itu keluar ruangan. Masih pukul 8 malam dan rumah sakit masih sangat ramai.
Broken Home Genk masih dalam perjalanan ke kerumah sakit, sedangkan sang ibu sedang mengurus administrasi. Sementara Winwin baru saja pulang.
Jaehyun? Dia masih dirumah, Jaehyun ada jadwal kuliah sore Hari ini.
Tangan Kanan Herin sibuk mendorong kursi rodanya mengelilingi lantai 4 rumah sakit, hingga dirinya melihat keramaian di teras yang sangat luas dihadapannya.
Herin tidak tau jika ada tempat seperti ini dirumah sakit, yeoja itu pun memutuskan untuk menikmati udara malam yang katanya tidak baik untuk kesehatan.
Herin mengadahkan kepalanya dan menatap langit malam, berharap taburan bintang menyapanya.
Sayangnya LED yang terpasang disetiap sudut rumah sakit membuat pandangan Herin terhalang.
Sepertinya Rooftop tempat terbaik untuk menikmatinya, Herin mulai memutar kursi roda itu kelain arah dan mendoronya.
Tiba-tiba seseorang berlari dengan kencang dari arah lift, menabrak kursi roda Herin hingga kursi itu berputar dan Herin terlempar ke lantai.
"akh"
Herin merintih kesakitan saat selang infusnya terlepas dengan paksa, hal itu berhasil membuat sebuah goresan ditangannya. Darah menetes dengan cepat saat jarum itu berhasil merobek pembuluh darahnya.
"Herin-ah"
Seorang Namja memekik melihat darah Herin yang mulai membuat bercak dilantai.
Ia berlari kearah Herin, Tangannya dengan sigap mengangkat yeoja itu ke kursi roda, dan mendorongnya ke IGD.
Herin yang masih merintih kesakitan tidak peduli siapa penolongnya.
Hingga keduanya tiba di IGD, namja itu mulai sibuk meminta pertolongan, melongok kesana kemari mencari dokter setidaknya perawat.
"Mark lee?"
Herin dibuat terkejut melihat orang yang menolongnya ternyata sang ketua kelas.
Herin baru menyadarinya karna sedari tadi sibuk dengan tangannya.
"Pasien Jung Herin dari kamar 408 mengapa bisa disini?"
Akhirnya dokter datang memberi pertolongan untuk Herin. Dokter Park yang berstatus sebagai sahabat ayahnya mulai mengintrogasi Herin.
"Aku hanya mencari udara segar, dan berakhir tragis seperti in .... aaaaa!"
Herin memekik saat dokter itu menyuntik sekitar lukanya, yeoja itu harus mendapat empat jahitan lagi karna jarum infus merobek kulit Herin.