Rindu

85 21 27
                                    

Ada sejuta kalimat dariku untukmu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ada sejuta kalimat dariku untukmu. Tapi saat ini yang ingin ku sampaikan hanyalah satu, yaitu
"aku merindukanmu."

🍂

Raga masih memasang wajah lesunya. Dia sedang menopang dagunya menggunakan tangan di meja. Dan sedang mencoret-coret buku bagian belakangnya.

Cowok itu membuang nafasnya lemah untuk yang kesekian kalinya. Vino yang memang duduk di sampingnya memutar bola matanya malas.

Dhirga dan Iqbal yang memang duduk di belakangnya pun mengetahui hal itu. Mereka saling pandang. Ingin tau penyebab sahabatnya menjadi seperti itu.

"Baik anak-anak. Segini dulu pelajaran hari ini. Untuk tugasnya jangan lupa dikerjakan." Ujar bu Rety dan setelah itu pergi meninggalkan kelas.

Iqbal dan Dhirga langsung bergegas mendekati Raga. Ingin mencari tahu sebenarnya apa yang sudah terjadi padanya.

"Lo bukan sahabat gue lagi kalo gamau cerita." Ancam Iqbal sambil memasang wajah sinis.

Raga hanya meliriknya. Vino yang memang penasaran juga akhirnya sedikit memiringkan posisi duduknya menghadap Raga.

Dengan wajah datarnya. Vino berkata, "Crita."

Raga meliriknya lalu menghembuskan nafasnya. Dia berdehem seraya membenarkan posisi duduknya.

Dia memejamkan matanya lalu memandang satu persatu sahabatnya yang berada di dekatnya.

Dhirga yang jengah dengan sikap Raga langsung berdecak. "Buruan elah. Lama bener si. Penasaran nih gue." Sewotnya.

Sekali lagi Raga menghembuskan nafasnya gusar. Kini giliran Iqbal yang jengah atas sikapnya.

"Lama-lama gue sumpel juga lubang idung lo pake kapas biar gakbisa napas sekalian." Ujar Iqbal kesal. "Sebel gue dari tadi begitu mulu." Lanjutnya.

"Gue crita. Tapi gak disini." Ujarnya lalu berdiri lalu berjalan meninggalkan sahabatnya.

"Dimana anjir." Tanya Dhirga sedikit berterik.

"Ikutin-ikutin. Takutnya dia hilap, nanti yang ada dia bunuh diri lagi." Ujar Iqbal asal.

Dhirga menggeplak kening Iqbal dengan keras. "Saringan mulut lo rusak ya? Udahlah buruan ikutin."
Setelah itu mereka bergegas menyusul Raga.

"Ternyata kesini." Ujar Dhirga.

Raga pergi ke lapangan basket.
Iqbal langsung berbaring. Dhirga langsung duduk sedangkan Vino mendekati Raga yang sedang mendrible bola ke ring.

"Ah nikmatnye baringann." Ujar Iqbal yang sedang berbaring dengan logat upin ipin.

"Kaya bocah lo najis." Ujar Dhirga yang melihat tingkah aneh Iqbal.

ALSAVANYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang