Suasana malam ini begitu cerah, Tari duduk di taman samping rumahnya. Rumahnya begitu sepi. Tari berharap akan ada sebuah kehangatan yang menghampirinya
Tari tidak jelek, bahkan ia cantik dan juga baik. Dulu ada beberapa lamaran yang datang setelah orang tuanya meninggal tapi Tari selalu menolaknya. Karena selalu ada ketidak cocokan dari pria yang melamarnya
Adam teman SMA nya lelaki pertama yang melamarnya setelah kepergian orang tuanya. Seorang pemilik bengkel yang sudah mapan, wajahnya cukup tampan. Tapi dia terkenal dengan ONS nya, dan yang Tari tahu Adam belum berubah
Adalagi Tama, pria dengan rambut gondrong. Dan banyak tato di adannya membuat Tari merasa sangat tidak nyaman. Terlebih pekerjaan Tama yang tidak jelas
Tari juga pernah dekat dengan pria bernama Sultan, sosok pria sholeh yang mampu mengusik hati Tari. Beberapa kali bertemu membuat Tari ingin memantapkan hatinya
Tapi semua berubah tatkala Tari diajak kerumahnya. Ibu Sultan terang terangan berkata tidak menyukainya, dengan alasan Tari yatim-piatu. Ia menolak kehadiran Tari, Tari tidak mempermasalahkan nya. Toh ia baru taraf perkenalan dengan Sultan, Tari memilih mundur dari pada harus bertahan
Bagi Tari halalkan atau tinggalkan, dan jika tak ada restu maka Tari memilih tinggalkan. Tari tidak ingin berhubungan lebih tanpa kejelasan dengan Sultan. Ia tidak ingin berjuang jika akhirnya belum tentu kebahagiaan.
Biarlah Allah yang akan menentukan jalannya, jika keduanya memang berjodoh maka keduanya akan dipertemukan dengan jalan yang tak disangka.
Hanya maya yang menemani hari hari sepi seorang Tari. Tari tak pernah lepas dari dunia biru miliknya.
"Memiliki raga, tak selalu memiliki hati. Takdir tuhan membawa sebuah rasa yang harus bermuara.
Jika muara tak berujung virus merah jambu, bersabarlah. Karena hati tak pernah salah untuk meletakkan sebuah rasa" Awan
Lagi lagi seseakun itu, seakan ia tahu apa yang sedang kurasakan. Tari memberi like peduli pada status tersebut. Siapa gerangan sang pemilik akun.
Tari meng upload sebuah foto selfi dirinya, di story biru miliknya dengan caption.
"Tak perlu ragu, janji Allah itu pasti. Allah menciptakan makhluk berpasang pasangan"
Send..
Setelah memasak beberapa menu untuk sarapan, Tari ingin segera mandi badannya sudah sangat gerah. Belum sampai Tari masuk kedalam kamar mandi, suara ketukan pintu yang cukup keras membuat Tari harus putar balik.
Cklekk...
Sekarang wanita degan rambut kuncir kuda. Dengan penampilan yang kusut serta mata yang sembab berdiri dihadapannya.
Tari membuka pintu semakin lebar, wanita tersebut menghambur kedalam pelukan Tari. Tari yang belum terlalu sigap, terhuyung beberapa langkah kebelakang.
Dalam pelukan Tari wanita tersebut menangis tersedu-sedu. Meracau sangat keras, karena Tari takut tetangga sekitar terganggu Tari menarik wanita tersebut kedalam rumah dan menutup pintu
Tari membiarkan wanita tersebut menangis, dan menumpahkan segala laranya. Tari sabar menunggu sampai wanita tersebut siap untuk bercerita, Tari mengambilkan minum untuk tamunya
"Pelit.. banget sihhh.. cuma air putih.. hiks.. jus kek, atau kopi.. hiks" wanita tersebut protes pada Tari karena diberi hanya segelas air putih di sela isak tangisnya
Tari terkekeh mendengar gerutuan sahabat masa kecilnya, dalam suasana sedih pun dia tetap bisa mengomel.
" Ri, aku boleh kan nginep disini beberapa hari ??"
"Boleh dong, aku malah seneng. Tapi apa gak papa sama suami mu" Tanya Tari memastikan, tapi yang ditanya hanya menggeleng
"Aku mau nenangin diri dulu..." Jawabnya
"Ya udah terserah kamu, uda sarapan ???" Teman Tari menggeleng. "Ya uda habis ini kita sarapan. Aku mau mandi dulu"
Tari beranjak dari duduknya, untuk mandi. Tari mandi dengan waktu yang cukup singkat. Ia tidak ingin sahabatnya menunggu lebih lama lagi.
Keduanya sarapan dalam diam, sesekali Tari memperhatikan sahabatnya yang terlihat begitu murung. Ia tidak mungkin meninggalkan sahabatnya sendiri. Tapi ia harus menemani Yanti di toko,
Mungkin Tari akan mencari satu pegawai lagi, untuk menemani Yanti jika dia tidak bisa datang ke toko. Juga toko yang semakin rame, karena Tari juga menawarkan jualannya di media sosial. Yang membuat banyak orang tahu, memasarkan dagangan dimedia sosial memang begitu membantu
"Bell dimakan, jangan diadukk aduk aja" tegur Tari, karena melihat sang sahabat hanyak mengaduk makanannya
Bella menghela nafas, dan meletakkan sendoknya diatas piring
"Aku berantem sama Arthur..." Tari sudah bisa menebak, bahwa sahabatnya sedang ada masalah dengan suaminya.
Tari terus mendengarkan cerita Bella tanpa menyelah. Bella bercerita dengan tangis yang tak bisa lagi di bendung. Tari memeluk sahabatnya tersebut.
Mengelus punggung sahabatnya untuk menenagkan.
"Terus mau kamu gimana ?? Kamu uda jelasin sama Arthur ???"
"Gimana mau ngejelasin, setiap mau ngejelasin dia pergi ngehindar. Gak mau dengerin. Uda beberapa hari aku didiemin, puncaknya semalam. Hiksss. Aku mau nenangin diri dulu disini" tangis Bella semakin keras
"Ya uda, kamu bisa tinggal disini sampai yang kamu mau"
Jam sebelas siang, mau tidak mau Tari harus ke toko. Karena Yanti menelepon, ada Azka yang akan mengambil pesanannya, dan toko juga sangat ramai.
Setelah pamit kepada Bella, Tari segera pergi ke toko miliknya. Terlihat beberapa orang telah keluar dari tokonya, dan didalam masih ada beberapa beberapa orang lagi
Terlihat Yanti yang sedang melayani pembeli, dan Azka tetangga sebelah rumahnya membantu Yanti melayani pembeli. Tari tersenyum tipis, kepada Azka
"Terimakasih telah membantu Yanti, maaf telah merepotkan" ucap Tari tulus, kepada lelaki dihadapannya
"Tak masalah, sama sekali tidak merepotkan. Aku suka membantunya" jawab Azka. Tari mengernyit bingung, masa bodoh.
Ia kembali fokus, mengambilkan pesanan Azka. Dan sedikit berbasa basi, dari obrolan tersebut Tari jadi tahu bahwa pria dihadapannya adalah lelaki yang baik dan humoris.
Sayang Tari tidak ingin mendapatkan masalah lagi. Ia takut di cap perusak rumah tangga tetangganya tersebut. Hinaan Mita selalu terngiang dalam benak Tari, ia harus menjaga jarak dengan Azka
Keduanya menyudahi obrolan, Azka pamit pada Tari juga Yanti. Tari memandang tubuh tegap yang perlahan menjauh dari tokonya
"Sepertinya dia menyukai mbak" kata yanti tiba tiba, yang membuat Tari sedikit kaget
"Hussttt... Ngonong apa kamu" Tari menghalau fikiran ngawur Yanti
" Aku yakin mbak, dilihat dari cara dia memandang mbak. Cara dia bicara. Semua nunjukin kalau dia suka sama mbak" Yanti terus memprovokasi Tari
"Udahhh... Gak mungkin itu..."
"Cie... Mukanya merah...." Goda Yanti
Tari segera menjauh dari Yanti, jika tidak mau terus digoda. Sebenarnya Tari sendiri tahu cara Azka memandang dirinya sungguh berbeda, hangat.
Tapi Tari sadar diri, Azka sudah ada yang memiliki. Mungkin itu hanya perasaan Tari saja, karena Tari begitu merindukan sebuah kasih sayang.
Luama banget kan update nya wkwkwkwk. Masih ada yang nungguin gak .??
Temen Tari, Bella yang ada di kisah sebelah lo. Yang belum mampir, mampir yuk di PAK BOS DUDA
Maaf ya nama Arif aku ganti jadi Azka. Biar lebih greget wkwkwkwk
Happy reading 😍😍
KAMU SEDANG MEMBACA
Maaf, Ku Minta Suamimu Dalam Doa Ku
RandomTari seorang gadis yang hidup seorang diri setelah orang tuanya meninggal dalam sebuah kecelakaan Ia terkadang merasa ingin seperti yang lain memiliki keluarga kecil Seorang tetangga yang selalu pamer kemesraan dan kebaikan suaminya disosial media d...