Melihat Ki Yok Lan. Tek Cun benar2 terkesiap, ia tak
menyangka bahwa sumoay yang sering diucapkan oleh Gin
Liong itu ternyata seorang gadis yang agung dan cantik,
wajahnya yang cantik berseri, makin memancarkan
kecantikan yang syahdu dalam pakaiannya yang berwarna
putih. Sepintas pandang menyerupai seorang bidadari.
ia memperhatikan bahwa adiknya, Mo Lan Hwa dan Ki
Yok Lan dalam waktu yang singkat tampak akrab sekali,
Tetapi diam2 iapun memperhatikan juga bahwa pada wajah
adiknya, Tio Li Kun tampak memancarkan sinar cemburu.
Sedang wajah Mo Lan Hwa mengunjuk rasa putus asa.
Sedang Ki Yok Lan sendiri tampak tenang dan wajar.
Secara tak disadari, ia telah membuat perbandingan
untuk menilai ketiga gadis cantik itu.
Ki Yok Lan, berwajah agung cantik dan alim. Memberi
kesan bahwa dia seorang dara yang berhati bersih dan suci.
Mo Lan Hwa cantik berseri, meriah dan gagah sehingga
orang tak berani main2 kepadanya Seorang dara yang
bersemangat
Adiknya, Tio Li Kun, cantik laksana sekuntum bunga
mekar di pagi hari, Memiliki sikap yang berwibawa, cerdas
tetapi angkuh.
Diam2 Tek Cun mencemaskan adik perempuannya itu.
jika Tio Li Kun tak mau berlapang dada, menerima dan
memberi dalam soal asmara, dikuatirkan dia akan
menderita.
Tiba2 suara tertawa gelak2, menghentikan pikiran Tek
Cun yang tengah melamun itu. Ah, ternyata Hun Ho siantiang
bersama Swat-thian Sam yu telah menuju ke tepi
telaga.
"Liok-ko, mari kita kesana juga," tiba2 Gin Liong
mengajak, Tek Cun mengiakan dan segera kedua pemuda
itu menuju ke tepi telaga juga, Melihat itu ketiga gadispun
mengikuti pula.
Rombongan Swat-thian Sam-yu beristirahat di sebuah
tempat yang jauh dari hamburan air terjun.
"Imam hidung kerbau" tiba2 Hong-tian-soh bertanya,
"apakah engkau tak menduga bahwa orang tua pembawa
kaca wasiat itu bukan salah seorang dari Thian lam Ji-gi ?"
Hun Ho sian-tiang gelengkan kepala pelahan sahutnya:
"Kedua tokoh Thian-lam Ji-gi itu sudah lama menutup