08

1.2K 207 71
                                    

Yifan tidak mengerti mengapa kakinya terus mengikuti langkah wanita cantik yang berjalan beberapa meter dari tempatnya berada. Mata Yifan fokus mengikuti setiap gerak-gerik yang Jisoo lakukan, seakan ia tidak ingin kehilangan sosok itu dari dalam pandangannya. Bermula dari ketidaksengajaan, awalnya Yifan ingin mengunjungi perusahaan Chanyeol. Namun, ketika ia melihat Jisoo baru saja keluar dari perusahaan milik sang adik, langsung saja Yifan mengikuti langkah wanita cantik itu. Yifan bersumpah, ia sangat merindukan sosok Jisoo, bahkan setiap malam ia selalu memikirkan wanita itu.

Cinta Yifan untuk Jisoo sangat dalam. Mungkin jika dibiarkan lebih lama, akan membunuh Yifan secara perlahan.

Yifan menghentikan langkah, ketika sosok cantik itu terhenti di sebuah toko bunga. Yifan tersenyum sekilas, entah mengapa wajah Jisoo yang cantik itu terlihat sangat riang. Jisoo menampilkan raut bahagia dan itu membuat Yifan tak henti melepaskan pandangan. Sungguh, Yifan menyukai jika Jisoo dapat terlihat bahagia seperti itu. Setidaknya Yifan tau jika wanita itu tengah baik-baik saja. Yifan hanya terdiam di tempatnya, dengan mata yang masih mengawasi Jisoo. Wanita itu mulai memasuki toko bunga, untuk memilih beberapa bunga yang ia sukai.

Beberapa menit kemudian, Jisoo keluar dari toko bunga. Raut wajahnya berubah tidak secerah tadi. Yifan mengernyit bingung dengan perubahan raut wanita itu, Yifan merasa tatapan Jisoo mulai menyiratkan—luka. Akhirnya Yifan mengikuti arah pandang wanita itu, seketika tangannya mengepal kuat. Di sana, tepat di sebrang Jisoo berdiri, ia dapat melihat sosok Chanyeol yang tengah tertawa bahagia bersama Seulgi. Yifan hendak beranjak, ia harus membawa Jisoo pergi dari tempat ini. Karena pemandangan tersebut tentu saja menyakiti perasaan wanita itu.

Namun, tanpa di duga. Sebuah mobil berwarna merah terang melaju cukup kencang hingga hampir saja menabrak Chanyeol dan Seulgi. Yifan terbelalak ketika dengan secepat kilat Jisoo berlari kearah Chanyeol dan Seulgi, mendorong kedua tubuh itu hingga menyebabkan tubuhnya yang terkena hantaman mobil. Wanita itu terpental cukup jauh lalu meringis ketika menyadari pinggangnya yang terasa sakit dan ada bagian tubuhnya yang terluka. Tanpa pikir panjang, Yifan segera berlari untuk membantu wanita malang tersebut.



Chanyeol terkejut bukan main ketika melihat kedatangan sang kakak secara tiba-tiba. Chanyeol tidak mengerti apa yang terjadi, sehingga ia hanya mampu terdiam di tempat menyaksikan Yifan yang bersimpuh di hadapan Jisoo. Chanyeol ingin menolong Jisoo, tetapi rasa gengsinya terlalu besar hingga yang dapat ia lakukan hanya menyaksikan Yifan yang menolong istrinya. Sementara itu, Seulgi menatap pemandangan itu dengan hati yang menggebu. Ia tidak rela jika Yifan bersikap demikian kepada Jisoo. Seulgi tidak ingin Yifan semakin mencintai wanita itu. Karena bagaimana pun juga, Yifan adalah pria yang sangat ia cintai.

Yifan membawa tubuh Jisoo ke dalam pangkuannya. Sebelum benar-benar pergi dari tempat itu, Yifan menatap sinis ke arah Chanyeol dan Seulgi secara bergantian. Tatapan Yifan sangat dingin tetapi  memacarkan amarah yang sangat besar. Mampu membuat Chanyeol dan Seulgi terdiam di tempatnya.

"Kalian menjijikan," ucapnya dengan penuh amarah disertai tatapan tajam.

Setelah itu Yifan berjalan membawa Jisoo, membuat kedua orang itu terdiam karena ucapan yang baru saja keluar dari mulut Yifan. Chanyeol mengepalkan tangannya. Tidak terima atas apa yang baru saja kakaknya ucapkan. Namun, Chanyeol sadar jika perbuatannya salah besar. Ia telah menyakiti hati Jisoo untuk kesekian kalinya.

Tanpa pikir panjang, Chanyeol segera melepaskan lengan Seulgi, membuat wanita itu tersentak atas perlakuan tersebut. Seulgi mendelik kesal ketika Chanyeol mulai memasuki mobil lalu pergi meninggalkannya begitu aja.

"Sial," umpat Seulgi.

. . . . . . .

Chanyeol berlari kencang di koridor rumah sakit dengan napas terengah, sesekali pria itu menabrak beberapa pengunjung rumah sakit. Matanya mengedar, mencari ruangan yang baru saja dikatakan seorang resepsionis. Dada Chanyeol bergemuruh dengan rasa cemas yang melanda hebat. Chanyeol tidak mengerti dengan semua ini, yang jelas ia ingin memastikan keadaan istrinya baik-baik saja.

Sepanjang perjalanan, perasaan Chanyeol semakin tidak menentu. Apalagi ketika ia menyadari fakta bahwa Jisoo telah menyelamatkan hidupnya, di saat Chanyeol tengah bersama Seulgi. Bodoh! Chanyeol merutuki kebodohan wanita itu. Ia sudah menyakiti Jisoo berkali-kali, tetapi wanita itu terus saja berkorban untuknya. Jisoo selalu berkorban untuk pria yang telah menghancurkan perasaannya, dan Chanyeol membenci fakta itu.

Chanyeol menghela napas, ketika matanya menangkap sebuah ruangan yang ia cari. Tanpa pikir panjang, Chanyeol memasuki ruangan tersebut. Yifan dan Jisoo lantas mengalihkan pandangan, menatap Chanyeol yang berada di ambang pintu. Jisoo tertegun, ketika menyadari jika Chanyeol menatapnya dengan sorot—cemas. Mata Jisoo mulai berkaca-kaca, karena ingatannya kembali pada kejadiaan beberapa jam yang lalu. Jika saja Chanyeol tidak menyakiti perasaannya, mungkin saat ini Jisoo akan senang mendapat sorot cemas dari suaminya itu.

Jisoo mengalihkan pandangan ke arah kaki yang tergores aspal jalan telah di tangani oleh dokter, ia ingin menghindari sosok Chanyeol yang mulai berjalan mendekatinya. Jisoo merasa keadaannya tidak begitu parah, kakinya hanya tergores sedikit begitupun keadaan pinggangnya yang akan membaik. Namun, sorot yang Chanyeol berikan seakan menandakan semua kecemasan yang pria itu rasakan. Tidak. Jisoo tidak ingin lemah di hadapan Chanyeol. Kali ini ia harus terlihat tegar, apalagi ada kehadiran Yifan disisinya.

"Jisoo," ucap Chanyeol.

Jisoo menutup mata sejenak, tidak sanggup mendengar suara itu. Jisoo ingin pergi dari tempat ini sekarang juga, karena ia tidak sanggup lagi melihat sorot yang Chanyeol berikan. Jisoo tidak mengerti apa yang sebenarnya Chanyeol ingankan. Menghancurkannya secara perlahan? Ataukah membuat perasaan Jisoo tidak menentu setiap saat? Katakanlah bahwa seorang Kim Jisoo telah kehilangan akal sehatnya, karena terus saja mempertahankan pria yang telah menyakitinya.

Sementara itu, Yifan menghela napas kesal melihat sosok sang adik. Yifan tidak menyangka jika Chanyeol akan menjadi bajingan yang handal. Yifan telah tertipu. Pria itu sempat berpikir hubungan rumah tangga mereka berdua baik-baik saja, tetapi itu semua hanyalah alibi Jisoo untuk menutupi semuanya. Mengapa Jisoo masih mempertahankan bajingan seperti adiknya? Wanita itu pantas bahagia dan seharusnya ia melepaskan pria yang menyakitinya.

Niat Yifan yang semula ingin melepaskan Jisoo, kini ia urungkan begitu saja. Yifan ingin melindungi Jisoo, dan tidak akan meninggalkan wanita itu dalam semua rasa sakit ini.

"Aku akan mengantarmu pulang, Jisoo."

Jisoo mengalihkan pandangan ke arah Yifan, memberikan tatapan terima kasih karena pria itu akan membawanya pergi dari tempat ini. Jisoo tidak sanggup lagi, perasaannya telah terluka untuk kesekian kalinya. Jisoo berpikir bahwa saat ini ia memang harus memberi sedikit pelajaran kepada Chanyeol, agar pria itu sedikit menyadari kesalahan yang telah ia perbuatan.

Jisoo beranjak dari ranjang, dan mulai berjalan bersama Yifan untuk keluar dari ruangan tersebut. Melihat hal itu, Chanyeol hanya mampu terdiam di tempatnya, menyaksikan istrinya yang telah pergi bersama sang kakak. Chanyeol menghembuskan napas dengan kesal, wajahnya mulai memerah karena amarah yang memuncak. Sial. Lagi-lagi ia harus kalah telak dari sosok Yifan. Chanyeol mendengus dengan tangan yang terkepal kuat.

Seharusnya ia tidak datang ke tempat ini jika mengetahui akan berujung seperti ini.

Seharusnya Chanyeol tidak perlu mencemaskan keadaan Jisoo, karena bagaimana pun wanita itu tidak memiliki arti penting dalam hidupnya.

Seharusnya Chanyeol tidak perlu susah payah datang ke tempat ini hanya untuk memastikan keadaan Jisoo baik-baik saja.

Seharusnya Chanyeol tidak peduli lagi dengan wanita itu.

Namun, sialnya hati dan logika Chanyeol mulai bertolak belakang. Pria itu tidak mampu menyembunyikan perasaannya. Ada sedikit hatinya yang masih peduli pada sosok istrinya itu. Chanyeol memang membenci Jisoo, karena wanita itu telah menghancurkan semuanya. Jisoo adalah satu-satunya orang yang harus bertanggung jawab karena membuat hidupnya menjadi berantakan. Satu fakta yang terlintas dalam pikiran Chanyeol, selalu berhasil membuat pria itu membenci sosok istrinya. Sungguh, Chanyeol tidak ingin peduli lagi pada sosok wanita itu. Namun, seberapa keras Chanyeol mengelak, ia tetap tidak bisa menyembunyikan fakta bahwa Kim Jisoo ....

Masih mempunyai sedikit tempat di hatinya.


......


felsasyns_

Vote kemaren menurun 🥺

Tolong vote dan komentar, dong 🥺




Complicated RelationTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang