20 Besar

13 1 0
                                    


Nara kini sudah berada di depan gerbang rumahnya. sebelum melangkah masuk ke dalam rumahnya, ia melihat tajam ke rumai Rai yang berada tepat disamping rumahnya.

"Assalamualaikum mah" salam Nara memasuki pintu rumahnya.
"Waalaikumsalam" sahut mamanya yang sedang menonton TV.
"Mah nanti Nara mau belajar kelompok ya" ucap Nara sambil menyalimi mamanya.
"Hah? Kamu? Belajar? Beneran? Kuping mama ga salah denger kan?" Balas mamanya dengan air muka keheranan.

"Iya beneran disuruh sama Bu Evi" ucap Nara sambil memanyunkan bibirnya.
"Yaampunnn mama harus chat Bu Evi buat ngucapin makasih" ucap mama girang sembari mencari handphonenya.
"Eittt tapi kamu belajar kelompoknya sama siapa aja?" Tanya mama tiba-tiba.

Sontak Nara yang sudah ingin menaiki tangga pun mendengus pelan, bersiap mendengar reaksi mamanya yang sudah Nara pastikan akan senang sekali.
"Sama Abi dan..." Balas Nara menggantung.
"Dan?" Tanya mamanya.
"Rai" ucap Nara akhirnya.
"APAA?! ya allahhh benerannn?!! Berarti kamu mau belajar di rumah Rai??!!" Histeris mamanya bersemangat.
"Iya" sahut Nara singkat.

"Yaudah sekarang kamu cepetan naik, mandi, siap-siap, pake baju yang cantik, bawa buku-buku kamu.. nanti mamah yang anterin" lanjut mama Nara.
"Mamah apaansih.. emang aku anak TK apa?? Pake di anter segala" protes Nara.
"Ya kenapa sih? Namanya tetangga itu harus silaturahmi" balas mamanya.
"Udah sana-sana mandi, bau keringet kamu" usir mama Nara.
"Ihhhh" kesal Nara sambil menaiki tangga dengan menjejak-jejakkan kakinya.

***

"Assalamualaikum Bu Lina" ucap mama sambil mengetuk pintu rumah Rai.

Kini Nara dan mamanya sudah berada di depan pintu rumah Rai. Mama Nara mengetuk pintu sedangkan Nara hanya menunggu dengan totebag nya yang berat karena dipenuhi buku.

"Ehh waalaikumsalam Bu Ayu, Nara mau belajar kelompok yaa??" Sahut Mama Rai ramah.
"Iyaa Bu Lina" jawab Mama Nara dengan senyum terpatri.
"Yaudah ayo masuk, Nara langsung ke taman aja ya.. tante panggil Rai nya dulu yaa" ucap Mama Rai mempersilahkan masuk. Nara pun langsung meluncur ke arah taman.

"Ayo Bu Ayu masuk jugaa, kita nge teh bareng" Ajak Mama Rai.
"Ahh gausah nanti ngerepotin, saya cuma mau nganter Nara aja.. lagian saya juga mau masak nihh, kapan-kapan aja kita nge teh nya ya.. saya pamit ya Bu Lina" ucap Mama nara.
"Ohh oke oke, nanti main lagi ya Bu Ayu" sahut Mama Rai.
"Oke oke" balas Mama Nara.

***

Kini Nara sudah duduk di tempat duduk taman Rai yang sudah lengkap dengan meja berbentuk lingkaran. Di depan Nara sudah ada Rai yang baru saja datang. Nara hanya diam sambil menyilangkan tangannya. Mereka masih menungu satu orang lagi, Abi.

"Abi dimana?" Tanya Rai datar membuka percakapan.
"Au, emang gue mak nya?" Balas Nara cuek.
Yang dibalas tatapan datar namun tajam dari Rai. Tak mau kalah, Nara membalas tatapan Rai dengan sama tajamnya.

"Ehh maaf yaa gue telat" Abi datang mengintrupsi ketegangan Nara dan Rai.
Abi langsung menempati tempat duduk yang kosong.
"Buka buku matematika halaman 49" ucap Rai tanpa ada kata-kata pembuka.
Abi langsung mengambil buku matematika dari tas nya. Nara pun juga mengambilnya dengan gerakan malas.

Rai menjelaskan materi di dalam buku. Ia mengajarinya dengan perlahan.
Namun, Nara tak peduli karena ia malah asyik mencoret-coret buku kosongnya.
Rai yang menyadari itupun berhenti menjelaskan, ia menatap tajam Nara yang sedang menggambar tak jelas di buku kosongnya.

"Lo itu sebenernya mau belajar atau gak sih?" Tanya Rai yang membuat Nara mengalihkan pandangannya dari buku ke Rai.
"Gak, gue terlalu males buat belajar" jawab Nara dengan nada menantang.
"Pantesan lo dapet ranking bawah, ternyata begini sikap lo kalo belajar" Ucap Rai dengan senyuman meremehkan.

"Maksud lo apa? Lo ngerendahin gue? Jangan mentang-mentang lo dapet nilai tinggi, terus lo bisa nge rendahin gue ya!" Ucap Nara naik pitam.
"Loh? Emang gue salah? bener kan? Lo itu kumpulan anak ranking bawah" sahut Rai dengan nada merendahkan dan menekankan kata 'anak rangking bawah'

"Ohh jadi lo merasa diatas angin ya karena lo dapet rangking 1?? Gue bisa ya kayak lo kalo gue mau.. gue ini sebenernya pinter, tapi gak di asah aja" ucap Nara marah.
"Oh ya? Apa buktinya?" Sahut Rai dengan decihan dan senyum meremehkan.
"20 Besar di ujian nanti" balas Nara dengan tatap tak gentar.

"20 besar? Beneran? Gue ragu lo bisa" Ucap Rai meremehkan
"Kalo bisa? Gimana kalo kita taruhan?" Balas Nara dengan senyum miring.
"Kalo gue bisa, lo harus joget badut didepan ibu-ibu komplek" Lanjut Nara.
"Kalo lo gagal?" Tanya Rai dengan datar.
"Gue yang joget" Balas Nara dengan tegas.

"Deal?" Tanya Nara.
"Deal. Tapi dengan syarat, lo gabisa belajar sama gue. karena itu bakal ngerugiin gue" balas Rai dengan tatap tajam.
"Emangnya siapa yang mau belajar ama lo?! OGAH!!" Ucap Nara kencang lalu memasukkan bukunya ke dalam totebag nya.
"Bye." Ucap Nara sambil berlalu pergi.

Rai hanya memandangi punggung Nara yang berlalu pergi dengan tatap tajam penuh marah. Di sampingnya, ada Abi yang melihat semua kejadian itu. Ia bingung harus berkata apa.

"Ayo lanjut lagi" ucap Rai datar, kembali memfokuskan diri ke buku matematika.
"O-oke" sahut Abi canggung.

***

Part 2 selesai, ditunggu ya part 3 nya.. jgn lupa buat Vote and Comment yaa🤗

from neighbors to loversTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang