Taruhan.

2 0 0
                                    

Matematika, Ipa, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Ips, Pkn, dan buku-buku lainnya yang kini berserakan di hadapan Nara.
"Gimana ini? harus mulai darimana gue?" gumam Nara frustasi.
"Apa nyerah aja ya?" pikirnya. "Heh! gak! gak! yakalii!" Nara yang sadar langsung memukul kepalanya sendiri. "Tapi gimana iniii??!!" ucap Nara yang frustasi sambil mengacak-acak rambutnya.

                                                                           ***

"Napa Ra? muka lu lesu amat" ucap Lala saat tengah break pelajaran. Ia heran melihat Nara yang daritadi bengong dengan mukanya yang lesu. Tidak biasanya.
"La, menurut lu gue gila gak?" Tanya Nara sambil menunjuk muka nya yang frustasi.
"Hmmm... kalo lu tanya dengan muka lu yang sekarang ini... iyaa kayak orang gila yang kelaperan.. lu laper ya ra??" Jawab Lala yang langsung dihadiahi getokan oleh Nara.
"IIIHH NARAA!! Ada apa sih Raa cerita siniii" Teriak Lala sambil mengelus-ngelus kepalanya yang sakit.

Nara yang diam saja sambil menelungkupkan kepalanya ke meja, dan sesekali menghela Nafas. Lala yang memerhatikan tiba-tiba tersenyum miring.

"Gue tebak, pasti gara-gara Mas Rai cintamu itu ya?" Tebak Lala sambil tersenyum jahil.
"IDIH NAJONG! LU KALI YANG CINTA DIA!" Sahut Nara yang langsung duduk tegak sambil teriak-teriak.
"Tapi bener kan? karena Rai kan? kenapa lagii manusia robot ituu?" Tanya Lala gemas.
"Gue.." Nara ragu-ragu ingin memberi tahu Lala.
"Iyaa.. guee??"  Tanya Lala yang menunggu lanjutan Nara.
"Guee.. taruhan sama Rai" Ucap Nara akhirnya sambil menundukkan kepala.

"taruhan apa??!!" Seru Lala yang terkejut mendengar pengakuan Nara.
"gue taruhan kalo gue bakalan masuk 20 besar pas ujian kali ini" jelas Nara
"Ra?? Lu beneran Gila yaa??!! HOWWW??!" tanya Lala histeris.
"ya makanya ituuu gw juga bingung.. kemaren gue nyoba belajar, tapi gak ngerti juga" Ujar Nara frustasi.

"lagian lu kenapa sih pake taruhan-taruhan segala sama Rai??" Heran Lala.
"yaa gitulah ceritanya.. lu bantuin gue mikir kekk! gimana caranyaa" Balas Nara.
"nyerah aja Ra!" Ceplos Lala.
"terus muka gue mau ditaroh manaa Lala Cantikkk??!" Sahut Nara gemas.
"ya disitu lah ga kemana-mana" Balas Lala enteng.

                                                                             ***

"lu mau makan apa Ra??" Tanya Lala yang kini berjalan bersama Nara di Kantin.
"nasi kuning aja deh" Balas Nara.
"gue seblak deh" Ujar Lala.

Lalu mereka berjalan masing-masing ke stan makanan yang mereka akan beli.
Nara ke Stan Nasi kuning, Dan Lala ke Stan Seblak. Lala yang tengah menunggu pesanan seblak nya jadi, melihat Barra yang melintasinya. Tiba-tiba sebuah ide muncul.

"mang, GC mang.. laper nih" Ujar Lala ke mamang seblak.
"iya nengg" Balas Mamang seblak, lalu 1 menit kemudian ia menyerahkan seblak pesanan Lala ke si empunya.

Lala bergegas menyusul Nara, untuk menyampaikan ide briliannya. Dilihatnya Nara yang masih menunggu pesanan nasi kuningnya.

"NARA!! NARA!! GUE PUNYA IDE!!" Teriak Lala ditengah keramaian kantin.
"Woy! jangan teriak-teriak! malu gue.." Gemas Nara dengan kelakuan Lala.
"Lu! Belajar sama Barra!" Lanjut Lala yang mengabaikan ucapan Nara sebelumnya.
"Barra? anak kelas sebelah?" Tanya Nara memastikan.
"IYAA! dia kan rangking 2 pas ujian kemaren, terus dia baik, ramah, pandai menabung, pokonya GA KALAH DEH SAMA RAI!!" Ucap Lala dengan semangat.

Barra, Zayd Al-Barra nama lengkapnya. Cowok pinter yang selalu dapet rangking 2. yang kata orang saingannya Rai. Mereka bagai bumi dan langit sifatnya. Barra adalah cowok yang ramah, sedangkan Rai... jangan tanya. untuk masalah ganteng, Barra ga kalah ganteng sama Rai. Mereka selalu saingan dalam segi akademis. dua-duanya jadi kebanggaan sekolah ini karena nilainya yang selalu diatas langit.

                                                                           ***

Nara dan Lala kini berada didepan kelas Barra. Nara terlihat ragu dan tampak menimang-nimang kembali keputusannya.

"udah ra! jangan ragu! ujiannya tinggal 2 minggu lagi! mau kapann??" Ujar Lala memecah keheningan mereka didepan kelas Barra.
Nara memandang Lala, Lala memandang Nara sambil menganggukkan kepala tanda meyakinkan. yang dibalas Nara dengan anggukan pula.
Nara melangkahkan kaki ke dalam kelas Barra ditemani Lala. dilihatnya Barra tengah berkumpul bersama teman-temannya di salah satu meja. Ia mendekati meja Barra.

"Barra" Panggil Nara, yang membuat Barra menoleh.
"Iya? Nara ya?" Sahut Barra yang mengenali Nara. Nara memang tidak sebegitu terkenalnya, tapi bukan berarti teman seangkatannya tidak mengenalinya.
"iya, boleh ngomong bentar gak?" Tanya Nara, yang langsung disoraki oleh teman-teman Barra.

"CIYEEE BARRAA!"
"MAU NEMBAK YA RAA?!"
"PJ! PJ! PJ!" Kira-kira begitu tanggapan mereka.

"apasih lu pada, berisik!" Balas Barra ke teman-temannya.
"iyaa Mas Barra! Ciyeee saltingg" Ucap salah satu teman Barra lagi.

"yaudah ayo mau ngomong apa? disini aja gabisa?" tanya Barra dengan ramah.
"diluar aja bisa gak?" Tanya Nara tidak enak.
"YA MALU LAH BAR MASA DISINI!" Ujar teman-teman Barra lagi.

"yaudah ayo" Ajak Barra sambil melangkah keluar yang diiringi Nara dan sorakan teman-teman Barra. Lala memilih tidak ikut, ia diam-diam gemas dengan Nara dan Barra.

                                                                            ***

"Ada apa?" Tanya Barra setelah mereka sampai didepan kelas Barra.
"gue.. boleh minta tolong gak?" Tanya Nara.
"kalo gue bisa bantu, gue bantu. tapi, ada apa dulu?" tanyanya lagi.
"bantu gue belajar" ucap Nara akhirnya.

"kenapa gue? bukannya guru udah bagi kelompok belajar?" Tanya Barra heran.
"yaahh.. tapi gue sama Rai" Balas Nara sambil menghela nafas.
"lah malah bagus dong.. Rai rangking 1, dan gue rangking 2.. harusnya lu mau sama yang rangking 1.. right?" ujar Barra kembali yang masih keheranan.

"gue gamau sama Rai, gue maunya sama lu" Balas Nara kembali.
Barra entah kenapa merasa malu dan ia merasa ada kupu-kupu di perutnya. Ia lantas menggeleng-gelengkan kepalanya. "gue kenapa?" gumamnya dalam hati.
"gimana? boleh kan gue belajar sama lu?" Tanya Nara kembali.

"yaudah, habis pulang sekolah di perpus gue tunggu" Ujar Barra.
Nara lantas mengembangkan senyumnya "oke makasih ya!" Nara langsung menghampiri Lala yang tidak jauh keberadaannya dari Nara. Mereka langsung kembali ke kelasnya. Barra memerhatikan punggung Nara yang berlalu dengan sepintas senyum.

                                                                       

Im so sorry, super duper lama update nya😭 smoga suka yaa😍❤

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 28, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

from neighbors to loversTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang