Notes:
Ini Sequel dari Home Alone with Daddy. Dan kalau sebelumnya Luhan POV, kali ini adalah Sehun POV. Jadi buat yang belum baca cerita sebelumnya aku saranin untuk baca Home Alone with Daddy terlebih dahulu yaaa, buat yang udah baca bisa langsung cuss baca ini :D
WARNING!! WARNING!! INI NSFW! ISINYA DARI AWAL AMPE AKHIR MESUM!! YANG GA SUKA PLEASE GA USAH BACA.
Happy Reading HunHan Shippers otak mesum! (me too otaknya mesum parah!!)
Disclaimer:
Oh Sehun and Lu Han belongs to themselves, I don't own the cast. This is only a work of fiction. Their characters and stories are fictitious. Any similarity incidents, location, identification, name, character, or history of any person, product, or entity potrayed herein are fictious, coincidental, and unintentional.
Aku menjadi sangat dekat dengan Lu Han, anak tiriku yang berusia 20tahun setelah aku menikahi ibunya yang lebih tua 10 tahun dariku. Diriku danibunya bertemu di sebuah bar saat aku sedang ada bisnis diluar kota. Dan padamalam itu juga entah kenapa instingku mengatakan untuk mendekatinya dan setelahbeberapa minggu kami berkencan, kami memutuskan untuk menikah. Well, Lu Xianadalah wanita yang sangat menarik. Dia memiliki mata yang sangatcantik, dan jika kau melihatnya kau seperti akan tertarik kedalamnya. Itulahmengapa aku menyukainya dan kami menikah.
Kami menikah disebuah gereja dan hanya ada kami berdua dan seorang pendeta. Kami memang tidak mengundang siapapun, karena bagiku itu tidak penting. Toh, aku sudah memiliki Lu Xian. Seharusnya saat kami menikah, Lu Xian menginginkan anak laki-laki satu-satunya untuk datang, tetapi karena alasan sibuk dengan kuliahnya anaknya yang bernama Lu Han tidak bisa melihat pernikahan kami.
Setelah kami menikah, aku meminta Lu Xian untuk pindah ke rumahku, well, bukan ingin sombong, tetapi dirumahku yang sangat besar itu aku merasa kesepian. Jadi mungkin jika Lu Xian dan anak laki-lakinya pindah ke tempatku, rumah yang besar dan dingin itu menjadi lumayan terisi oleh manusia.
Dan yang tidak aku sangka adalah saat diriku pertama kali bertemu dengan Lu Han. Holy moly. Pria mungil tersebut benar-benar membuatku tidak fokus. Shit!! Entah kenapa binatang buas dalam diriku menginginkannya dan aku tidak peduli jika Lu Han adalah anak tiriku.
Dan hal yang selama ini kuinginkan akhirnya terjadi ketika istriku sedang tidak ada dirumah karena pekerjaannya.
Semenjak kejadian malam itu, aku dan Lu Han lebih leluasa dan terbiasa berpelukan di sofa ataupun kamar akhir-akhir ini. Lu Han is a cuddling monster! Meskipun kadang-kadang dia membuatnya agak sulit karena Lu Han suka bermain-main dengan kaki ku ditambah Lu Han jarang sekali menggunakan celana walaupun hanya boxer. Dia lebih memilih menggunakan kaos kedodoran milikku. Padahal kita berdua baru melakukan hubungan seks di hari pertama kepergian ibunya malam itu, dan sekarang tangan mungil milik Lu Han terus menggodaku, meraba dadaku dan membuat seluruh darahku turun kebawah.
"Hmm, baby.. biarkan ayahmu fokus menonton TV, hmm?" Pintaku pada Lu Han. Kami berpelukan seperti biasa. Aku hanya mengenakan celana pendek. Ketika Lu Han mulai bermain-main dengan tangannya, aku mulai membelai bahunya dengan lembut. Beberapa saat kemudian aku melihat Lu Han sudah memiliki ereksi, well, itu menarik perhatian penisku.
Jantungku mulai berdetak lebih cepat, dan tiba-tiba aku merasa hangat. Aku memutuskan untuk menjadi sedikit lebih berani dan menurunkan tanganku ke dadanya. Lu Han mulai menenggelamkan wajahnya ke leherku, dan aku menggerakkan jariku ke putingnya. Aku menggelitik putingnya dengan sangat lembut dengan ujung jari dan aku bisa mendengar Lu Han mendesah pelan ke telingaku.
"aah,, Sehun."
Diriku merasakan tangannya bergerak sedikit ke atas pahaku, dan penisku seperti bergerak karena belaiannya. "Ugh, teruskan Lu Han." Dengan singkat aku menggerakkan jari-jariku ke sisi wajahnya dan membelai kulitnya sebelum memberinya ciuman lembut di kepalanya. Aku kembali memainkan putingnya dan memberikan lebih banyak perhatian pada putingnya yang mulai terlihat mengeras.
Tangan Lu Han mulai membelai penisku yang sekarang sudah semakin mengeras. Dan aku pun mengerang karena gerakan tangannya yang sangat lembut. Aku tidak tahan. Aku ingin tangan mungilnya benar-benar mencengkeram penisku. Aku dengan cepat memikirkan apa yang harus aku lakukan dan memutuskan melepaskan celanaku dan sontak penisku yang sudah mengeras berdiri dengan gagahnya.
Lu Han menatap penisku sejenak sebelum memegangnya. Aku membelai jari-jariku ke rambutnya yang mulai panjang ketika dia perlahan membelai milikku. Saat kepalanya mulai bergerak ke bawah, aku dengan lembut berkata, "Yessss!" aku mengangkat kepalaku kebelakang. Ketika diriku merasakan bibir mungil Lu Han menyentuh ujung penisku, aku memindahkan tanganku ke bongkahan pantatnya. Sangat menguntungkan karena Lu Han tidak mengenakan celana sehingga aku bisa langsung memainkan penis mungilnya.
Ketika dia mulai mengisap milikku, Lu Han menyesuaikan posisinya di sofa. Segera Lu Han pindah lagi sehingga dia bisa lebih nyaman untuk menghisap penisku ke dalam mulutnya. Lu Han berbaring tengkurap. Salah satu tanganku bertumpu di belakang kepalanya sementara yang lain dengan lembut mengusap pipinya yang chubby dan sempurna.
Kemudian tanganku membelai punggungnya dan menuju ke arah lubang anusnya, bermain-main dengan lubangnya, sontak pantat Lu Han naik ke udara dan Lu Han semakin intensif menghisap penisku. Beberapa saat kemudian dia berdiri dan melepaskan kaos yang ia kenakan.
Lu Han kemudian kembali ke sofa dan memposisikan dirinya membelakangiku, sementara lututnya ditekan ke sofa dan membuat pantatnya menjadi lebih terlihat mengundangku. Akupun membelai pantatnya dan bermain dengan lubangnya lagi. Wajahnya yang biasanya pucat menjadi lebih memerah.
"aahh, da—ddy, please~~"
Tanpa pikir panjang dan tanpa pelumas, diriku mengarahkan penisku ke lubang miliknya. Pertama bermain-main diantara bongkahan pantatnya dan perlahan penisku masuk ke lubangnya. Rasanya diriku ingin langsung mendorong 8 inch milikku, tetapi aku harus menahannya karena kali ini tanpa pelumas dan aku tidak ingin menyakiti Lu Han.
Lu Han sesekali meringis saat aku perlahan memasukkannya. Aku mulai bergerak sedikit lebih keras, dan aku merasakan tangannya meraih kakiku. Cengkeramannya kencang dan seperti mendesakku untuk bergerak lebih cepat, akhirnya aku mulai mendorong sedikit lebih cepat.
"ahh, aahh, yess,, deeper, more, Sehun, aahh moreee~~~"
Lu Han mengerang saat diriku mendorong lebih dalam sampai benar-benar aku bisa merasakan aku mendorong ke titik terdalamnya. Kedua tanganku meraih pundaknya dan mulai menghujamkan penisku lebih cepat, lalu diriku menunduk untuk mencium punggungnya yang sudah penuh dengan peluh dan keringat.
Dengan dorongan keras, Lu Han sedikit terjatuh tengkurap di sofa. "Oh, oohh, Sehun!" Lu Han mendesah saat aku mulai mendorong penisku ke dalam. Akupun mencium pipinya dan segera meraih dagunya untuk mengarahkan bibirnya ke bibirku. Aku memasukkan lidahku ke mulutnya yang terbuka dan menciumnya dalam-dalam. Aku tidak peduli dia adalah anakku. Aku tidak akan bosan-bosannya mengubur penisku didalam lubangnya yang hangat.
Aku mulai bergerak dengan pelan untuk menikmati waktu-ku. Lubangnya begitu ketat dan hangat dan aku merasa berada di surga sekarang. Akupun berbisik ke telinganya: "Apakah penis besarku terasa nikmat dilubangmu, Lu?
"Ya, Sehun! Ohhhh!"
Aku mulai menghujam sedikit keras lagi. "Kau sudah lama menginginkan penis ini, bukan?" Aku melakukan beberapa hujaman lagi yang membuat Lu Han mengerang lebih keras. Erangannya membuatku liar, dan akupun mulai bergerak lebih cepat. Yang terdengar di ruang tengah adalah kulit yang saling bersentuhan dan juga desahan kita berdua. Keringat sudah mengucur di tubuhku tetapi aku tidak berhenti mendorong penisku lebih dalam.
Mendesah, mengerang, merintih hingga akhirnya aku dapat merasakan Lu Han mengetatkan lubangnya dan aku juga bisa merasakan klimaks yang akan datang. Segera akupun mendorong lebih dalam dan mengeluarkan cairanku dibagian terdalam Lu Han. Aku seperti hampir pingsan setelah beberapa semburan awal. Otot-otot pantat Lu Han mencengkeram penisku beberapa kali yang membuat penisku berkedut. Dan Lu han juga menyemburkan cairannya ke sofa. "Ugghh" Aku terus mengerang sampai aku merasa tidak ada lagi cairan yang keluar dari penisku
Akupun mengeluarkan batang penisku dari lubang miliknya, dan aku bisa mendengar Lu Han mendesah pelan.
"Bisakah ... bisakah kita berpelukan seperti ini saja?" Lu Han bertanya manja dengan wajah yang masih penuh keringat dan mata sayu.
Akupun tersenyum padanya karena wajahnya begitu imut. Kuraih Lu Han dalam pelukanku dan kami kembali berbaring di sofa dengan keadaan telanjang, tubuh penuh keringat dan juga cairan sperma yang keluar dari lubang anus Lu Han, kamipun tertidur sejenak disana...Diriku terbangun lebih dulu. Dengan perlahan aku melepaskan diri dari pelukan Lu Han yang masih tertidur pulas dan mengambil celanaku. Perutku terasa lapar dan akupun mulai memasak untuk makan malam untuk kami berdua.
Pagi berikutnya Lu Han masih tertidur karena ini akhir pekan dirinya tak ada kuliah. Ketika Lu Han akhirnya bangun dan menuju ruang tengah hanya mengenakan celana piyamanya. Lu Han benar-benar terlihat seperti bayi dengan rambut yang acak-acakan. Lu Han sarapan dengan sereal dan akupun terkekeh ketika melihat cara makan yang seperti bayi dengan susu yang ada diujung bibirnya. Akupun meraih dan menyeka dengan ibu jariku. Lu Han memegang tanganku dan mengisap residu susu dari ibu jariku.
Suasana tiba-tiba berubah, dan kalian bisa merasakan ketegangan di ruangan itu. Dengan lembut aku mengusap salah satu pipinya dengan jariku saat Lu han menyeringai. Aku bisa melihat Lu han membuka ikatan tali pada celananya dan melepaskannya perlahan. Lu Han berdiri di depanku telanjang dengan ereksi kecil.
Akupun bangkit dari dudukku dan memperhatikan jari-jarinya membuka ikat pinggang jubah mandiku. Aku mengulurkan tanganku ke samping agar memudahkan Lu Han melepaskan jubah mandiku dari tubuhku. Penisku mengeras dan berdiri dengan cepat ketika aku merasakan jari-jarinya menyentuh kulitku.
Begitu jubah itu jatuh, Lu Han mulai berlutut meraih penisku. Bibirnya yang hangat dan lembab mulai segera menghisap penisku yang sudah mengeras. Aku melihat ke bawah dan melihat mata rusanya menatapku saat penisku bergerak maju dan mundur di mulutnya.
Aku memegang kepala Lu Han dan mulai menggerakkan pinggulku maju dan mundur. Menyaksikan daging kerasku bergerak di mulutnya yang sangat hangat. Beberapa kali aku membuatnya tersedak ketika aku mendorongnya dalam-dalam, tetapi Lu Han terus menggerakkan mulutnya seperti mesin. Ini membuatku semakin menginginkannya.
Ketika aku hampir orgasme, aku menghentikan gerakan Lu Han. "Sebaiknya kau hentikan Lu, karena aku ingin klimaks di dalam lubangmu." Pintaku dengan mata penuh nafsu.
"Ayo kita ke kamarmu daddy, agar lebih nyaman." Jawab Lu Han dengan seringainya.
Sambil melihat Lu Han berlari dengan terlanjang dan pantanya bergoyang, aku mengocok kemaluanku sambil mengikutinya. Begitu sampai di kamar, Lu Han melompat ke tempat tidur seperti anak kecil. Dirinya berbaring dan melebarkan kedua selangkangannya. Aku naik ke tempat tidur dan meraba kakinya sampai pada akhirnya aku mencengkeram pantatnya. Aku memijat kedua bongkahan pantatnya dan mulai memposisikan penisku tepat didepan lubangnya yang ketat.
Lu Han masih sangat ketat ketika aku mulai memasukkan batang penisku, dan butuh sedikit dorongan untuk memasukkannya. Akupun menopang berat badanku dengan kedua tanganku sehingga pinggulku bisa bergerak bebas. Dengan segera aku menghujamkan penisku dan aku bisa mendengar musik yang indah ketika aku mulai menghujamkan batang penisku, Lu Han mendesah, dan aku menngerang kenikmatan, dan tempat tidurkupun bergerak searah gerakkanku.
Ketika aku memperlambat gerakanku, aku membungkuk untuk mencium Lu Han. "Aku suka sekali Lubangmu,Lu" kataku. Aku menarik penisku ke mundur hingga hanya ujungnya saja yang ada di lubang Lu Han dan kemudian mendorongnya kembali kedalam. "Rasakan pantatmu menelan kemaluanku yang besar, Lu." Perlahan-lahan aku memaju mundurkan kemaluanku, dan Lu Han hanya bisa mengeluarkan suaranya yang sangat sexy itu.Oh, Lu Han benar-benar membuatku gila!!
Ketika aku menarik kembali penisku, aku memutuskan untuk menghujamkannya lebih keras. Lu Han mengerang keras. Dan akupun melakukannya lagi. "Kau menyukai penisku, Lu Han?"
"Ya, Sehun! Maksudku, da—ddy!"
Setiap Lu Han memanggilku daddy, aku semakin mengeras. Aku menusukkan penisku ke dalam lagi dan lebih cepat. Aku merasakan Lu Han mengangkat pantatnya sedikit naik saat aku menusuknya dalam.
Aku merubah posisi dengan Lu Han yang sekarang berasa di pangkuanku. Aku mencengkeram penis mungilnya dan mengocoknya. "Ya, Lu Han, gerakan pantatmu keatas kebawah. Ya Seperti itu! Take my cock deeper, baby boy!
"aahhh, aahh, Daddy,, it's so good daddy. Your cock so good!" Lu Han terus mengeluarkan desahannya. Aku mendorong pinggulku ke atas dan aku merasa bisa merasa menyentuh prostatnya dengan posisi seperti ini.
"Kau tahu apa yang akan terjadi malam ini?" Aku bertanya pada Lu Han.
Dia menggelengkan kepalanya dengan imut.
Kau akan memberiku blowjob dan aku tidak segan segan akan menghujamkan penisku ke dalam mulutmu hingga kau bisa memerah penisku seperti kau memerah susu ibumu, Lu!"
OK, aku tidak tahu dari mana datangnya ucapan tersebut, tetapi aku kehilangan akal sekarang dan rasanya nafsu dan birahiku sudah ada dipuncak.
"Ya, Sehun! Aku menginginkannya!" Lu Han menjawab dengan desahan saat aku terus menghujamkan penisku kedalam lubangnya.
Aku mencengkeram bahunya dan mulai menhujamkan batang kemaluanku dengan keras. Saat Lu Han mengerang lebih keras, aku menambah kecepatan. Kemudian aku kembali merubah posisi menjadi missionary.
Aku bisa merasakan semakin dekat dengan orgasme. Kali ini aku ingin melihat wajah Lu Han ketika aku menyetubuhinya. Aku menarik batang penisku, kemudian mengangkat kedua kakinya ke atas dan memasukkan kembali milikku. Ekspresi ekstasi di wajahnya saat penisku terkubur di dalam dirinya membuatku liar. Aku membekap mulut Lu Han dengan bibirku, dan lidah kami saling menari didalamnya.
Lengan mungilnya melingkariku, dan aku bisa merasakan kuku jarinya mencakar punggunggku sambil sedikit berteriak. Aku berhenti menciumnya dan menatapnya sambil terus bergerak dibawah sana. Mulutnya terbuka seperti O dan aku bisa merasakan otot pantatnya mulai mencengkeram penisku. Aku mengocok penisnya untuk memastikan Lu Han juga mencapai orgasme.
Beberapa saat kemudian Lu han berteriak, "Fuck, Fuuckkk, Daddy!" Kami klimaks bersama-sama. Kaki Lu Han bergetar hebat dan spermanya terus keluar dari penis mungilnya dan aku bisa merasakan spermaku seperti air terjun yang memenuhi lubang miliknya.
Setelah dirasa aku tidak bisa mengeluarkan cairan lagi, dengan perlahan aku keluarkan batang penisku dari lubang Lu Han dan kemudian berbaring disampingnya. Kami berciuman dengan lembut sambil tanganku kembali membelai penisnya yang penuh dengan cairannya sendiri.
"Aku seperti ingin meledak dibawah sana tadi, Sehun." Jelasnya padaku dan aku hanya terkekeh.
"Tapi kau menyukainya, bukan."
"Hmm."...Di hari berikutnya aku dan Luhan melakukan kegiatan seperti biasa. Lu Han yang mulai disibukkan dengan tugasnya dan aku dengan pekerjaanku. Entah kenapa hari ini banyak hal yang membuat diriku stress. Client yang menyebalkan. pikiriku
Setelah makan malam, aku dan Lu Han menonton sebuah acara di ruang tengah dan seperti biasa Lu Han memelukku dengan erat dan memainkan dadaku.
"Sehun."
"Hmm?"
"2 hari lagi ibuku kembali." Lu Han terdengar seperti sedih.
"Lalu? Kenapa kau terlihat sedih? Bukankah kau sangat menginginkan kehadiran ibumu karena dia sering berpergian?"
"hmm,, tapi bagaimana dengan kita?" Jadi itu yang Lu Han pikirkan sedari tadi dan aku sudah menduganya. Karena akupun memikirkan hubunganku dengan Lu han. Jika Lu Xian kembali, aku dan Lu Han tidak akan bisa bersenang-senan lagi kecuali jika Lu Xian tidak ada dirumah.
Akupun membawa Lu Han kedekapanku. "Hmm, tenanglah Lu, kau tetap adalah kekasihku sekarang. Untuk saat ini mungkin kita harus sembunyi-sembunyi dari ibumu, sampai saatnya tiba. Okay?"
"Jadi sekarang aku kekasihmu?" Lu Han mengangkat wajahnya menatapku dengan mata rusanya. Dia terlihat begitu senang dan imut dan akupun terkekeh.
"Yes, baby boy! Tapi aku lebih suka jika dipanggil daddy olehmu." Kemudian aku mencubit hidunganya dan mulai berbisik ketelinganya. "Apalagi saat kau memanggilku daddy seperti saat aku menghujamkan penisku ke lubangmu."
Kemudian aku bisa melihat tatapan Lu Han mulai berubah dan itu membuat aliran darahku turun kebawah. Dan yang terjadi beberapa saat kemudian adalah penisku yang terkubur di lubang Lu Han yang ketat, dan suara desahan Lu Han yang menggema di seluruh ruang tengah. Akupun mendapati diriku berharap istriku tidak pernah kembali.
FIN
KAMU SEDANG MEMBACA
HUNHAN DRABBLES from Home Alone with Daddy
RomanceIni Sequel dari Home Alone with Daddy. Dan kalau sebelumnya Luhan POV, kali ini adalah Sehun POV. Jadi buat yang belum baca cerita sebelumnya aku saranin untuk baca Home Alone with Daddy terlebih dahulu yaaa, buat yang udah baca bisa langsung cuss b...