Dua puluh sembilan

278 25 3
                                    

🍄 H A P P Y  R E A D I N G 🍄

Aku berjanji akan vote dan comment setelah membaca cerita ini

🍻 Hayolohh udah janji 🍻

Di tepati ya guys

Thanks

♪ pacaran? ♪


Pagi yang cerah, malam yang indah. Senyum di wajah Rain belum juga pudar atas perilaku manis Fero kemarin.

Gadis itu bisa gila jika Fero sudah merasuki pikirannya. "Rain udah bangun??" tanya Resha dari luar.

Rain yang tengah asik melamun akhirnya buyar, "sudah mah" balasnya.

"Kalau sudah mandi, jangan lupa turun minum obat sama sarapan yaaa" pesan Resha setengah berteriak.

"Iyaaaa mah" balas Rain tak kalah kencang.

Resha menggeleng gelengkan kepalanya melihat tingkah anak gadisnya yang masih belum bisa mandiri. Namun ia yakin dengan berjalannya waktu pasti ia bisa berubah. 

Sesuai dengan perintah Resha, Rain segera bangkit dan segera membersihkan diri.

Setelah tiga puluh menit berkutat dengan kamar mandi dan skincare routine gadis itu turun dari kamarnya dan menghampiri meja makan untuk sarapan pagi.

"Pagi semua" sapanya.

Resha tersenyum, "pagi juga sayang, yuk duduk" serunya.

"Hm" balas Rain.

Acara sarapan berjalan dengan khidmat, seperti biasa Rain segera berjalan ke arah sofa dan menonton acara kesukaan nya setiap pagi.

"Dek."

Rain menoleh dan mendapati Teo yang duduk di sebelahnya.

"Apa?" tanyanya.

"Ada hubungan apa Lo sama Hellen?"

Sontak pertanyaan itu membuat Rain menghentikan aktivitas nyemilnya dan menatap Teo intens.

"Kenapa Lo tiba-tiba tanya gitu?" balik Rain bertanya.

"Semalem gue ketemu Yura di pinggir jalan habis it–" ucapan Teo terpotong.

Rain POV 🌧️

"Teo" panggil seseorang dari belakang.

Aku dan Teo menoleh.

"Sejak kapan Lo disini Yur?" tanyaku.

Yura tersenyum, "gue semalem di ajak Teo nginep disini."

Aku memicingkan mata.

"Tenang aja gue tidur di kamar tamu kok" celetuknya, seolah-olah menjawab tatapan sinis ku.

"Oo, bagus deh." Aku kembali fokus menonton televisi tanpa menghiraukan pembicaraan Teo yang masih menggantung tadi.

Kami terdiam, fokus menatap layar televisi tanpa berbicara satu sama lain. Namun tidak dengan Teo, pandangannya seolah-olah sibuk dengan pemikiran yang seharusnya tidak ia pikirkan. Rain mengangkat sebelah alisnya dan memberikan kode pada Yura. "Kenapa?" lirihnya.

Yura mengedikkan bahu, "mana gue tau" balasnya.

"Kan Lo pacarnya."

"Tapi dia ga cerita."

"Emh apa gue tanya aja ya" sambung Yura.

Aku mengangguk setuju.

"Babe, kamu kenapa?" tanya Yura lembut.

RAIN [COMPLETED] Proses RevisiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang