Sembilan Belas

387 30 9
                                    

🍄 H A P P Y  R E A D I N G 🍄

Aku berjanji akan vote dan comment setelah membaca cerita ini

🍻 Hayolohh udah janji 🍻

Di tepati ya guys

Thanks

♪ pengakuan ♪


"Ngapain Lo kesini?" tanya Rain lagi.

Yura dan Nessie berpandangan.  "hahaha, ganggu waktu berdua ya, makanya jangan keseringan berduaan, sini deh kita temenin" ucap Nessie.

Rain mendatarkan wajahnya. "Ganggu" lirihnya.

Yura menghela nafas, "gimana, lo udah dapetin dia lagi?" Bisiknya pada Fero.

Pria itu mengangguk samar.

"Awas Lo tinggalin lagi, Lo berurusan sama gue" peringat Yura.

Fero mengangguk yakin.

Yura manggut-manggut, dan menyusul kedua sahabatnya di balkon kamar Rain.

"Cieee yang udah balikan" ucap Yura sambil menepuk bahu Rain pelan.

Rain tersenyum lebar, "ya gitu."

"Iya deh iya."

Nessie terdiam.

"Kenapa Lo?"

Nessie menggeleng.

"Serius Lo gapapa? Gimana Lo sama Mars?" tanya Rain.

"Baik." Jawabnya singkat.

"Kenapa sih?" Tanya Rain lagi.

Flashback on

"Makasih ya.." ucap Nessie, berterimakasih kepada Mars.

"Iya santai aja" balasnya.

Nessie tersenyum miris.

Apakah ia bisa menerima kenyataan bahwa Mars pernah menyukai sahabatnya sendiri. Bahkan bisa di bilang masih. Pria itu pernah menyukai Rain, hingga mundur karena Rain sendiri menyukai pria lain. Dan perasaannya itu terbalas.

Nessie kira kepedulian Mars selama ini berarti istimewa. Nyatanya tidak. Mars memang baik dan peduli kepada semua orang.

- dia emang baik tapi bukan sama kamu aja -

Gadis itu menghela nafas, seraya membuka pagar rumah minimalis milik keluarganya. Dan bergegas masuk ke dalam.

Flashback off

Rain terdiam, begitu pula Yura. Mereka bingung akan merespon apa. Rain juga baru tahu jika Mars telah memendam rasa lebih dari sahabat. Padahal gadis itu hanya menganggap Mars sebagai teman kecilnya. Tidak lebih.

RAIN [COMPLETED] Proses RevisiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang