Selamat Jalan

34 0 0
                                    

Dalam setiap pertengkaran atau silang pendapat yang terjadi di antara kita, kerap kali kamu menyelesaikannya dengan "Maaf, tapi aku memang begini, kalau kamu mau pergi gapapa. Maaf." atau kalimat yang semakna. Aku tidak tau apakah kalimat itu kamu katakan dengan sadar atau reflek untuk pertahanan diri.

Aku tau kita kadang menyesali sesuatu, tapi permintaan maaf yang berulang bukan hal menyenangkan. Bagiku, kata maaf cukup sekali. Selebihnya adalah tindakan.

Sebanyak kalimat itu meluncur, sejumlah itu pula aku menurunkan ego serendah-rendahnya. Meminta maaf barangkali ada kata yang menyinggung. Meluruskan sesuatu yang mungkin melukai hati. Membicarakan baik-baik agar kita tetap berada di jalan yang benar. Untuk menjaga agar cinta yang kita tanam tetap tumbuh. Agar tidak ada hati yang patah.  Agar tidak ada rasa yang tercerabut.

Tapi sejujurnya aku lebih menyukai kalimat "Ayo kita perbaiki bareng" meski itu tak pernah terlontar dari bibir kecilmu. Lagi-lagi aku tidak masalah. Aku masih percaya ada rasa yang terpatri kuat untukku di hatimu. Aku terus menunggu semua membaik dengan sendirinya.

...

Pada satu waktu dalam perjalanan kita akan mencapai persimpangan. Titik dimana kita harus menentukan akan memilih jalan ke mana. Kita akan sampai pada batas yang mengharuskan kita mengambil keputusan; terus melangkah atau berhenti sejenak; berjalan atau berlari; meneruskan atau mencukupkan.

Aku telah sampai batas terjauh yang bisa kutempuh. Tak bisa lagi melanjutkan. Aku tak perlu lagi mengatakan "Aku masih ingin bersamamu" untuk sesuatu yang tak ingin bersama. Aku tak akan mencegah sesuatu yang ingin pergi. Lagi pula aku tak lagi punya alasan untuk menahanmu lagi.

Aku teringat sebuah kalimat "Sejauh mana perginya yang ditakdirkan untukmu akan kembali padamu. Sekuat apapun kau menggenggam yang tidak ditakdirkan untukmu akan terlepas."

"Jangan terlalu berharap" katamu saat itu.
Bukan lagi "Jangan terlalu"  Tapi "Tak lagi" Kataku.

Bertemu denganmu adalah takdir. Kukira takdirnya kamu untukku selamanya. Tapi sepertinya bukan. Takdirmu hanya untuk singgah sejenak memberi pelajaran.

Selamat jalan dan jangan kembali.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 18, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Tentang Kata-Kata Yang Gagal TerucapTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang