Kedua

53 4 0
                                    

Kau harusnya bersyukur karena kotak itu telah terbuka meski perlu sedikit dipaksa. Bagaimana kalau belum terbuka?
Apa yang akan terjadi besok, seminggu, bulan, tahun, yang akan datang? Sedikit telat memang, tapi setidaknya kau tidak akan lagi mengejar horison.

Horison adalah sebuah titik pandang terjauh di depan kita. Ketika kau mendekat sepuluh langkah, dia juga akan menjauh sepuluh langkah. Sampai kapanpun tak akan pernah tergapai. Sejauh kaki melangkah tak akan pernah sampai.

Tentu bohong kalau kau baik-baik saja. Menangislah kalau kau ingin. Berbiasalah menikmati patah hati. Abaikan mereka yang kerap berkata 'seperti lawakan yang sering didengarkan gagal membuat kita tersenyum, harusnya sakit hati yang sering kita dapat tidak membuat kita menangis.

Omong kosong macam apa itu?. Setiap orang berhak menangisi kesedihannya. Apa difikir kejutan-kejutan kecil semacam memberikan cokelat secara diam-diam itu membosankan? Demikian juga patah hati.

Cobalah rileks. Sebuah buku yang robek pada sampulnya tidak akan memengaruhi jalan cerita. Meski tidak utuh, tulisannya masih bisa dibaca, isinya dapat dicerna.

Kau tau kan, yang menyebalkan adalah ketika ada dua cerita.

Tidak ada masalah sebenarnya. Hanya saja sedikit aneh ketika cerita kedua dimulai saat cerita pertama belum tamat. Cerita pertama menggantung dan membingungkan pembaca. Cerita kedua penuh dengan romansa dan cita-cita. Kontras yang kentara.

Kau pasti sedikit lega karena konon semua cerita bukan sepenuhnya keinginan penulis. Semoga saja benar dan bukan karena hal lain. Kita doakan saja semoga ceritanya berakhir dengan baik.

Kau harus ingat baik-baik "siapa yang berani jatuh cinta maka harus berani cintanya jatuh" Tak apa, teruslah berjalan, barangkali nanti kita bertemu di ujung jalan dengan kedirian yang berbeda. Atau di persimpangan jalan menuju rel kereta.

Tentang Kata-Kata Yang Gagal TerucapTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang