Mengenang

51 4 0
                                    

Mendadak aku kangen melihatmu berjalan. Dengan sedikit kaki agak diseret dan gerak keluar saat melangkah, aku bahkan bisa menebak kehadiranmu dari jauh.

Rasa senang tiba-tiba hinggap saat melihatmu. Tentu saja aku tidak selalu menunjukkan ekspresi senang. Kadang hanya dalam hati.

Fikiranku bertanya-tanya seperti apa rasamu saat kamu mengajakkku berfoto untuk pertama kali. Hatiku berkecamuk, ingin rasanya segera ada kata yang terucap dari mulutmu tentang rasa yang sama. Tapi, tanpa kata apapun, sikapmu adalah jawaban sebenarnya.

Entah apa yang kita lakukan dulu. Sepertinya semua terasa menyenangkan. Berdampingan dalam satu bus tanpa banyak kata. Berjalan di trotoar malioboro tanpa tujuan. Menikmati senja di alun-alun kidul dengan es goreng yang dijual bapak-bapak khas dengan toanya.

Ingin aku mengulang segala sesuatu bersamamu. Bercanda denganmu di terminal sembari menunggu bus menuju Solo. Merasakan canggung saat memegang tanganmu sekaligus rasa ingin menggenggam selama mungkin. Kemudian mengusap kepalamu dan menyandarkan ke pundakku. Lalu kau tersenyum malu.

Aku juga rindu menjadi orang yang pertama kali kamu hubungi saat terbangun dari mimpi buruk. Menjadi tempat untuk berkeluh kesah dan mendengar segala ceritamu.

Menjadi orang yang pertama kali kamu tuju ketika bingung. Menjadi kawan untuk berdiskusi tentang hal-hal sekecil apapun sampai larut malam. Aku merasa kamu percaya padaku. Dan aku selalu senang dengan itu.

Saat ini mungkin berbeda. Sepertinya semakin jarang aku mendengar cerita langsung dari bibirmu. Memang, ada hal-hal yang hanya bisa kamu ceritakan kepada beberapa telinga saja. Dan itu sesuatu hal yang biasa saja.

Barangkali aku bukan telinga yang baik. Kurang perhatian kepadamu. Tidak sebaik teman-temanmu yang lain yang dengan sigap selalu menjaga dan membantu kapanpun dibutuhkan.

Barangkali aku orang paling jauh diantara yang terdekat. Tapi percayalah, dibanding mereka, akulah yang mendoakanmu paling banyak.

Tentang Kata-Kata Yang Gagal TerucapTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang