Part 1

18 2 2
                                    

Note : Latar tempat, waktu dan peristiwa dalam cerita ini hanya fiksi dan tidak berkaitan dengan peristiwa sebenarnya. Cerita ini sudah dipublish dalam genre fanfiction, jadi jika di antara kalian ada yang pernah membaca cerita dengan alur yang sama persis namun dengan tokoh yang berbeda, itu memang cerita punya author. Tidak ada plagiarisme.

Happy reading.

***

Apa yang ada di benakmu saat mendengar kata 'pemburu'? Yang jelas seorang pemburu pasti kuat, bisa berlari kencang dan pandai menggunakan senjata. Bagaimana dengan pemburu wanita? Kedengarannya seperti seorang wanita tangguh pemberani. Tapi tidak demikian dengan Anne, seorang gadis muda yang menjadi seorang pemburu. Dia berparas cantik dan sebenarnya dia lemah, jangan membandingkannya dengan pemburu lain! Bahkan dia lebih lemah dari rata-rata orang normal. Hanya kemampuan menembaknya yang membuat Anne menjadi seorang pemburu.

Terkadang kenyataan memang tak sesuai harapan. Menjadi pemburu bukanlah keinginan Anne, tapi takdir membuatnya lahir di keluarga pemburu dan dia terpaksa mengikuti jejak sang ayah. Berburu saja sudah membuat Anne muak, ditambah lagi dia harus mengabdi pada Tuan muda yang sangat menyebalkan, lengkap sudah penderitaan masa remaja Anne.

"Kau tidak lelah?"

"Tidak."

"Omong kosong."

"Lalu jika aku lelah apa kita bisa berhenti di sini? Tidak kan?"

"Ya memang, aku hanya bertanya. Tidak bisakah kau bicara lebih banyak? Kau selalu diam dan itu membuatku muak."

"Aku harus menghemat energiku, bicara sambil berjalan akan membuatku kehabisan tenaga sebelum kita mendapat buruan. Aku berbeda darimu, Ray."

"Ya ya Aku tau Nona Anne, sejujurnya aku terkejut saat tau kau memutuskan untuk jadi seorang pemburu, kau tidak tampak seperti pemburu wanita yang tangguh."

"Terserah, aku tidak peduli walaupun Kau menganggapku seperti kelinci buruan."

"Jangan salah paham, aku tidak bermaksud begitu! Hanya saja, kau terlalu anggun untuk jadi seorang pemburu."

"Sudahlah, putri seorang pemburu hanya bisa jadi seorang pemburu, bukan tuan putri atau nona muda. Takdirku sudah seperti itu."

"Ya, tentu saja. Takdr tidak pernah berpihak pada kita."

Anne dan Ray, dua orang itu terus berjalan semakin jauh ke dalam hutan pinus yang berada di North Island, sebuah pulau bagian utara New Zealand. Malam sudah hampir larut dan tenaga mereka sudah semakin berkurang. Sebenarnya mereka lelah, tapi keadaan memaksa mereka untuk terus berjalan dan mencari buruan.

"Haruskah kita kembali? Tidak ada tanda-tanda hewan yang bisa diburu di sini," ujar Ray yang mulai malas, kadang dia bertanya-tanya kenapa dia melakukan hal bodoh itu?

"Tidak, kecuali kau ingin melihatku dihukum oleh tuanku," balas Anne dengan wajah muram.

"Kudengar Tuan Muda Tyler sangat baik pada perempuan." Rey mengatakan hal yang sudah menjadi rahasia umum. Siapa yang tak kenal Tyler? Para gadis rela melakukan apa saja untuk bisa dekat dengannya.

"Ya, tentu saja dia sangat baik, dia senang bermain-main dengan para gadis itu. Tapi aku hanya pemburu, bukan salah satu dari mereka," jawab Anne seraya mengedikkan bahu, dia tidak peduli pada Tyler.

"Jadi dia hanya baik pada para gadis untuk bersenang-senang?"

"Sttt!" Tiba-tiba Anne menarik Ray untuk bersembunyi di balik pohon dan pria itu tampak heran dengan apa yang Anne lakukan.

CLOSERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang