Bab VI

360 61 52
                                    


Hari kedua Sehun berada di rumahku. Pagi-pagi pintu kamar tidurku sudah diketuk-ketuk dengan semangat oleh dua keponakan ku. Hal yang sering mereka lakukan untuk menggangguku.

Aku dan Sehun sebenarnya sudah terbangun dari sekitar satu jam yang lalu, namun kami masih bermalas-malasan di kasur masing-masing sambil membicarakan tentang EXO, band favorit kami.

"Pipiii.... Naeun dan Gunhoo Oppa mau masuk..."

Aku tersenyum. Walau aku takut Sehun merasa terganggu. Tapi sulit rasanya untuk marah pada dua keponakan kesayanganku itu.

Suara cempreng anak perempuan terdengar jelas di telinga kami. Aku kemudian berdiri untuk membukakan pintu. Setelah dibuka, kedua anak itu langsung berlari menuju matras ku dan menidurkan badan mereka disana.

"Sehun Samchon sudah bangun?" Gunhoo bertanya kepada Sehun sambil mendudukan dirinya.

"Sudah sayang. Gunhoo dan Naeun bangun pagi sekali ya..."

Sehun berbaring miring menghadap ke arah kasurku untuk bicara dengan Gunhoo. Sedangkan Naeun tersenyum menatap Sehun lalu perlahan-lahan ia merangkak naik dari matras ke atas kasur tempat Sehun berbaring. Aku menggelengkan kepalaku. Dasar Naeun.

"Hmm Naeun, diam-diam sedikit-sedikit dekat-dekat terus dengan Sehun Samchon ya..." Godaku sambil membaringkan tubuh ku kembali ke matras.

Kemudian aku mendekap tubuh Gunhoo dan membuat anak kecil itu seakan menjadi bantal gulingku. Gunhoo memberontak protes, namun Aku malah makin erat memeluknya sambil menggelitiki badannya sehingga ia tertawa terpingkal-pingkal.

"Ampun, Pipi... Ampun... Hahahaha..." Gunhoo mengelak namun tidak berdaya melawan kekuatanku.

Sementara itu Naeun mendekati makin mendekati Sehun, tersenyum manis dan memeluknya sambil berbaring, kepalanya yang kecil dia usakkan ke dalam dada Sehun dan Sehun mengelus rambut halusnya dengan sayang. Ah, aku iri. Eh.

Gunhoo kini sudah tenang karena aku berhenti menggelitikinya, posisinya tidur tengkurap dengan wajah menghadap Sehun. Sedangkan aku berbaring miring tepat di sampingnya.

"Gunhoo tidak suka bila ada yang memeluknya saat ia tidur, anak laki-laki ini lebih senang tidur tanpa halangan agar dia bisa bebas bergerak saat tidur. Berbeda sekali dengan Naeun, gadis kecil ini justru harus memegang sesuatu saat tidur, ia perlu merasakan keberadaan orang lain di dekatnya. Sejak kecil Naeun sering tidur di atas dadaku bila sedang tidak ada Appa dan Eommanya." Aku sedikit bercerita mengenai kebiasaan ponakan-ponakanku.

"Keponakan-keponakanmu unik sekali, Chan."

Aku hanya tersenyum menyetujui ucapan Sehun.

"Sehun Imo hangat seperti Eomma, Naeun suka." Kata-kata Naeun terdengar agak samar karena ia masih menyembunyikan wajahnya di dada Sehun. Tapi aku cukup bisa mendengarnya. Aku terkekeh dalam hati mendengar ucapan Naeun.

"Samchon sayang, Sehun Samchon..."

Naeun hanya terkikik geli dan makin mengusakkan kepalanya di dada Sehun. Astaga, mereka berdua sangat menggemaskan. Beberapa saat kemudian Yoora Noona muncul di pintu kamarku dan memanggil anak-anaknya untuk mandi dan mengajakku serta Sehun untuk sarapan. Kami bergegas bangun, membersihkan diri, kemudian berkumpul di ruang makan untuk sarapan.

"Ayo Sehunnie, kita sarapan." Eomma menyambut kedatangan kami dengan ramah di meja makan. Di meja sudah tersusun nasi putih, kimchi, soellongtang, dan nakji bokkeum.

"Makanannya sederhana saja ya, semoga Sehun suka."

Aku tersenyum mendengar ucapan eomma, karena sejak kemarin aku tau eomma berusaha memberikan masakan terbaiknya. Eomma sangat suka kalau masakannya dipuji.

Special Guest (Vacation Chanyeol's POV)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang