Bab IV

374 67 39
                                    


Sehari sebelum kedatangan Sehun, berita mengejutkan sampai di telingaku dari Bibiku yang tiba-tiba datang ke penginapan.

" Chan."

" Ya, Bi?"

" Apakah kau jadi mengambil libur besok?"

" Iya, Bi.. Ada apa?"

" Temanmu tetap jadi datang kesini?"

Aku mengangguk.

" Apa tidak bisa dibatalkan saja?"

Aku mengerutkan keningku. Ini mengejutkan. Kenapa Bibi tiba-tiba bicara seperti itu?

" Teman Chan sudah membeli tiket pesawat. Tidak bisa dibatalkan. Memangnya kenapa harus dibatalkan?"

Bibiku menghela napas terlihat cemas.

" Ada kasus baru di tempat kita, Chan. Kabarnya pasien yang positif baru datang dari pulau Jeju.." Ujar Bibi sambil mengirimkan link portal berita di internet yang memuat berita tersebut.

Aku membuka ponselku dan membaca berita tersebut. Perasaanku mulai cemas. Disana diberitakan bahwa ada kasus positif yang baru ditemukan hari ini dan 2 orang meninggal dunia di Jeju karena terpapar virus tersebut. Sehun akan melewati Jeju.. Apakah dia akan baik-baik saja.

" Bilang pada temanmu, sebaiknya batalkan saja dulu kedatangannya. Keadaan sedang tidak baik."

" Chan tidak mungkin menyuruh teman Chan untuk membatalkan kedatangannya begitu saja, Bibi. Dia sudah membeli tiket pesawat dan Chan juga sudah menyiapkan segalanya disini." Aku berusaha menahan intonasi suaraku. Walau sebenarnya aku kesal. Kesal dengan Bibiku yang seenaknya dan kesal dengan keadaan. Kini perasaanku pun mulai bimbang.. Kenapa harus di Jeju?

" Kau keras kepala sekali, Chan. Apa kau tidak tau kalau Seoul itu termasuk golongan red zone?"

" Chan tau, Bi. Lalu kenapa? Teman Chan sehat dan Chan yakin dia bisa menjaga diri."

Bibiku berdecak kesal. " Dia sehat, tapi dia bisa saja membawa penyakit kesini. Jangan keras kepala, pikirkan juga keluargamu di rumah.. Bagaimana dengan eomma dan saudaramu, juga keponakanmu?"

" Chan sudah meminta izin pada eomma, dan eomma tidak keberatan. Tidak ada seorangpun di rumah Chan yang mencemaskan masalah itu, Bi."

Bibi mengernyit tidak senang. " Park noona mengijinkan?"

" Ya. Eomma tidak masalah."

Bibi mendengus. Tapi dia tidak berhenti begitu saja. Masih memberikan beberapa nasihat-nasihat mengesalkan yang berusaha tidak kudengarkan.

Terserah dia mau bilang apa. Aku sedang sibuk memikirkan kemungkinan kedepannya. Aku takut masalah ini akan semakin besar. Dan aku takut masalah ini akan membahayakan Sehun juga.

***

Pulang ke rumah, aku disambut oleh wajah cemas eomma.

" Chan, bisa eomma bicara denganmu sebentar?"

Aku menghela napas. Aku yakin Bibi pasti menelpon eomma dan bicara yang tidak-tidak. Eomma itu sangat mudah terpengaruh. Aku makin kesal dengan Bibiku.

" Ya, eomma. Chan bersih-bersih dulu."

Eomma mengangguk.

***

" Ada apa, eomma?" Tanyaku saat aku sudah membersihkan diri dan menghampiri eomma yang sedang duduk melamun di ruang tamu.

" Chan, apa temanmu jadi datang kesini?"

Special Guest (Vacation Chanyeol's POV)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang